10. KEINGINAN

1K 128 18
                                    


"Hotel ini boleh juga."

Jennie membuka pintu kaca yang langsung terhubung dengan pemandangan malam yang menakjubkan, "indah sekali. Tapi ini lebih cocok dikunjungi oleh sepasang kekasih atau suami istri yang kedua-duanya saling mencintai."

Jennie tersenyum lesu lalu mendudukkan dirinya di sofa empuk yang ada di kamar ini, niatnya ingin bersantai tapi baru saja memejamkan mata tiba-tiba Lisa datang dengan wajah garang.

"Jennie! Kau ingin ku hajar ya, bisa-bisanya kau dengan sengaja memberiku obat tak berbobot seperti ini!" Lisa dengan marah melemparkan obat tadi ke lantai.

"Kenapa lagi sih, apa lagi salahku?" Jennie dengan malas bangun dari sofa.

"Lihatlah baik-baik obat yang kau pesan!" Lisa memijat pelipisnya. Ingin sekali dia mencekik leher Jennie saking kesalnya.

"Kenapa dengan obatnya? Kadaluarsa?"

"Kau punya mata kan baca sendiri!"

Jennie membungkuk mengambil obat tadi dan dia baca dengan teliti, tapi Jennie tidak pernah melihat obat seperti ini seumur hidupnya, "obat apa ini? Aku tidak pernah melihatnya."

"Obat pelangsing!" Sahut Lisa sudah kesal setengah mati.

"Pelangsing? Benarkah?"

Lisa mencibir. "Itu obat perangsang, sayang! Dan aku sudah terlanjur meminumnya itu karena dirimu- aku jadi ingin melenyapkan seseorang sekarang!"

Jennie membulatkan matanya. "Tapi bagaimana mungkin? Aku memesan obat sakit perut kok." Jennie yakin dia tidak salah memesan.

"Lalu apa dia datang sendiri kesini?"

"Kenapa kau jadi marah-marah Lisa? Nanti kau bisa darah tinggi, tenanglah aku akan menelepon orang tadi yang mengantarnya."

"Bagaimana aku tidak marah-marah, efek obat itu bisa membunuhku!"

"Kau tidak akan mati tenang saja."

"Bagaimana kau bisa yakin? Lihatlah ini karena ulah mu! Kau benar-benar ingin menyiksaku!" Lisa menunjuk ke arah juniornya dimana hal itu membuat Jennie membulatkan matanya.

"Astaga, bagaimana bisa dia berdiri? Aku tidak melakukan apapun padamu ya!" Takut Jennie berjalan mundur menjauh dari Lisa.

"Ya ini karena obat itu dan kau yang memberikannya!" Lisa masih emosi, mendadak berkeringat padahal dibawah AC yang dingin.

Jennie masih tidak percaya. "Ya sudah begini saja tenangkan dirimu dulu, duduklah aku akan bicara pada resepsionis nya, dia yang salah bukan aku jelas-jelas aku memesan obat sakit perut kok dan kenapa juga kau tidak membacanya dulu sebelum meminumnya," Jennie ingin tertawa terbahak-bahak rasanya.

"Memang salah aku itu percaya pada gadis sepertimu!"

Sambil menempelkan telepon genggam Jennie menatap Lisa. "Apa yang biasanya kau lakukan agar dia tidur? Apa aku perlu mengompresnya?" Jennie bertanya basa-basi tapi basi menurut Lisa.

"Kau jangan membuatku semakin emosi, aku sudah naik darah sekarang. Hubungi saja resepsionis itu akan ku pecat dia!"

"Tapi dia bukan bawahanmu, Lisa. Dan berhentilah marah-marah, ini juga aku sedang menghubungi resepsionis itu."

Lisa akhirnya mendudukkan dirinya, berusaha menahan diri, sungguh. Berkali-kali menghela napas, menatap Jennie yang berdiri membelakanginya tiba-tiba bayangan akan tubuh telanjang Jennie tercipta jelas. Dan itu membuat napasnya semakin memburu, gerah itulah yang Lisa rasakan.

"Kau ini bagaimana? Obat apa yang sudah kau kirimkan ke kamarku? Aku memesan obat sakit perut tapi kau mengirimkan obat yang lainnya. Apa kau tahu-" ucapan Jennie terhenti kala Lisa memanggilnya tiba-tiba.

THRILL - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang