Galaxy 5: Para Kecoa

64 6 12
                                    

Apa yang para kecoa itu inginkan, Petugas?

"AYAH!" Kory langsung memanggil tanpa ragu ketika Franklin sedang sibuk menyentuh layar hologram transparan yang berwarna sedikit kebiruan. Dia menoleh.

Limo selaku orang yang sedang sibuk memotong-motong besi dengan gergaji bulat juga menoleh ke arah Kory. Suara Kory yang keras terlalu mengundangnya untuk menjeda pekerjaannya. Kacamata pelindung yang dipakainya pun langsung dia angkat dan ditenggerkan di atas kepala.

Kory menghampiri Frangklin—dan juga Limo yang mulai beranjak dari tempat kerjanya. Matanya masih menatap Tobot C. Tobot C dibaringkan di atas papan raksasa yang terbuat dari besi. Tubuhnya penuh kabel di bagian tangan sebelahnya dan juga di bagian pinggang. Ukuran kabelnya pun macam-macam. Ada yang besar, kecil, dan sedang. Lalu, warna kabel merah, biru, dan hijau amat mendominasi.

"Apa yang terjadi dengan C?" Kory bertanya. Rasa penasaran dan juga kengerian yang dia rasakan ketika melihat C terpampang jelas di matanya. Bukan hanya di matanya, di mata para pilot dan di mata Timmy juga demikian.

Franklin dan Limo bertatapan sejenak. Tanpa banyak bicara, salah satunya pun langsung menjawab langsung ke intinya. "C telah diserang." Limo yang menjawab itu.

Para pilot membesarkan matanya. Syok.

"Apa? Jadi, itu alasan kenapa tidak ada yang menghubungi kami?" Dylan bertanya. Nada protes terdengar jelas dalam kata-katanya.

"Musuh menyerang kami dengan sangat cepat, sehingga salah satu dari kami tidak sempat menyerang atau menghubungi kalian." Bukan Frangklin atau Limo yang berkata begitu, tetapi Petugas Oh. Dia sedang duduk di sofa sebelah kiri sambil memegang segelas air yang sudah setengah diminum. Dia menatap para pilot dengan tersenyum tipis. Wajah pucat yang mengkhawatirkan pun turut menyertainya.

Dolly yang lebih dulu menghampirinya, kemudian disusul oleh yang lain.

"Petugas Oh, kau baik-baik saja?" tanya Dolly.

Tawa kecil langsung menguar di wajah sang petugas. "Aku baik-baik saja, Dolly. Maaf kalau aku dan Neon tidak sempat menghubungi kalian," katanya. Kepalanya dia tundukan dengan mata yang mengarah pada gelas yang ada di genggaman dua tangannya. "Serangannya amat tiba-tiba dan betul-betul mengejutkan. Semua orang panik saat itu. Beberapa dari kami ada yang mengambil kesempatan untuk memanggil polisi dan damkar yang lain. Mereka semua tiba-tiba saja muncul. Jatuh dari langit seperti serangga tak bersayap. Kemudian mendarat dengan telak di atas bangunan-bangunan tinggi. Setelah itu, mereka turun dengan gesit, menyerang orang-orang di sekitarnya dan meledakan apa yang ada."

"Jangan dijelaskan kalau kau masih gemetar, Petugas." Frangklin memberitahu dengan khawatir, sekaligus memperingatkan Petugas Oh.

Petugas Oh tersenyum. "Aku baik-baik saja, Dokter Char."

"'Mereka' yang kau maksud itu ... siapa?" tanya Ryan. Dia yakin, bukan hanya dia seorang yang ingin tahu, tetapi teman-temannya yang lain juga pasti demikian.

Petugas Oh menghembuskan napasnya sejenak. Seolah bersiap menghadapi tantangan di depan matanya. "Robot berkepala kecoa, dengan tinggi dua ratus sentimeter lebih turun dari langit, dan menyerang kami."

Beberapa pilot yang mendengarnya langsung merinding. Ryan langsung gemetar tubuhnya, sedangkan Kory langsung mengusap lengan, pinggang, perut, paha, kepala, dan kaki. Otaknya refleks membayangkan dirinya digerubungi kecoa. Dia juga ber'hih' sesekali, merasakan geli lewat imajinasi.

Dolly ber'ew' jijik. Dylan mengangkat sebelah bibirnya sambil mengatakan 'hah?' dengan pelan. Dalam hati meragukan cerita Petugas Oh. Nathan mengusap dagunya sambil menatap kedua kakinya yang dibalut sepatu—dengan alis yang menukik tajam tentunya, juga Timmy yang lebih memilih menengadah sambil memicingkan mata dengan mulut yang sedikit terbuka.

Galaxyas CollabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang