Galaxy 2: Para Solarity

76 10 4
                                    

Kami berdua, adalah Solarity!

SEMUANYA melihat ke atas, ke balkon lantai dua. Di sana, asap hitam mengepul di salah satu ruangan. Nathan memicingkan matanya sejenak, mencoba melihat dan menebak bau aneh yang tercipta dari asap hitam itu. Baunya lumayan familiar, dan Nathan pernah mempraktikkan sesuatu yang menghasilkan bau seperti itu. Mata Nathan membesar sejenak, dia ingat. Ini bau dari bahan kimia!

Seseorang langsung berlari menuruni tangga, dia keluar dari ruangan berasap hitam itu. Rambutnya berantakan, wajahnya hitam—kontras dengan kulitnya yang kuning langsat—dan yang paling menonjol, baju tanpa lengannya berantakan—di bagian pinggang sebelah kanannya robek.

Orang itu berlari, dan seketika bersembunyi di balik tubuh Dylan dan Dolly sambil berjongkok.

"Gempa! Selamatkan aku!"

Dylan dan Dolly terdiam, bingung dengan sosok yang tiba-tiba bersembunyi di belakang tubuh mereka. Gempa selaku orang dipanggil hanya menatap orang itu dengan tatapan melek. Dia bergumam, "malu-maluin."

Sosok kedua pun seketika muncul dari ruangan yang berasap itu. Dia memakai jas putih seperti ilmuan, kacamata visor-nya miring, dan rambutnya berantakan. Dia berlari menyusul orang pertama sambil berteriak. "Jangan tolong dia!"

Semua orang sontak menoleh ke arahnya. Orang itu pun langsung mengulurkan tangan ke depan, menautkannya, dan menempelkan jari-jemarinya membentuk sebuah pistol.

Kory dan yang lain tentu bingung dengan apa yang sedang orang itu lakukan. Kalau dilihat lebih jelas lagi, dia seperti seorang anak yang sedang bermain polisi-polisian, sedangkan orang yang bersembunyi di balik tubuh Dolly dan Dylan, dia berperan sebagai pencuri.

Gempa dan Taufan, serta para pelayan yang tahu hal itu, serentak langsung mengerubungi orang itu dan para pilot. Hal ini, malah membuat para pilot jadi semakin kebingungan.

"Wow, wow, tahan Solar ... tahan ...." Taufan maju ke depan, mencoba menenangkannya. Solar berseru marah. "Tahan palamu! Aku sudah bilang padanya untuk jangan menyentuh apa-apa! Tapi, dia dengan seenak jidat mencampurkan cairan x dan y ke dalam larutan xd sampai seisi ruangan meledak, berantakan seketika! Selain itu, aku juga sudah melarangnya untuk mendekati lab-ku, dan dia malah masuk seenaknya jidat dengan dalih penasaran!"

"A-aku 'kan cuma mau bantu."

"BANTU PALAMU!" Solar berseru lagi, kali ini lebih keras. Wajahnya memerah karena marah, dan napas serta bahunya naik turun. Itu tandanya, Solar berusaha meredakan amarahnya, meski wajah orang itu tetap membuatnya jengkel.

Dolly dan Dylan serempak menoleh ke belakang. Dilihatnya oleh mereka, orang itu masih menatap ke depan dengan wajah takut. Enggan berpindah atau melepaskan diri.

"Bo-BoBoiBoy Blaze?" Dolly memanggil, lebih tepatnya, memastikan apakah yang berlindung di balik punggungnya ini betul Blaze atau bukan.

Blaze balas menatap gadis itu, juga Dylan. Dia pun mengibaskan satu tangan ke arah wajahnya. Ekspresinya masih ketakutan. "Minta tanda tangannya nanti saja, ya," katanya.

Sama seperti Gempa, Dolly menatapnya melek, sedangkan Dylan menatap Blaze dengan mengangkat sebelah bibir.

Memangnya siapa yang mau minta tanda tangan? Keduanya membatin begitu, dan kembali menatap ke arah Solar yang tampaknya sudah mulai tenang.

Solar menghela napas. Baiklah, sekarang perasaannya sudah lebih baik. Para pelayan yang semula mengerubungi tuan dan tamunya pun juga mulai membubarkan diri. Gempa memberi mereka perintah untuk membersihkan laboratorium milik Solar. Tidak lupa juga Gempa mengingatkan mereka untuk memakai baju khusus. Khawatir jika ada bahan kimia berbahaya yang menempel di seragam mereka.

Galaxyas CollabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang