Disclaimer
Cerita ini murni khayalan Author semata, tidak ada hubungan dengan dunia nyata, atau bermaksud menyinggung siapapun.*****
"Kau pasti datang kan phi?"
Mew mengangguk, tentu saja ia akan menghadiri pesta itu, dia sudah menganggap Davika seperti adik kandungnya sendiri.
"Apakah kau akan mengajak nong Tul?"
Mew menggeleng, sebenarnya ia ingin mengajak kekasihnya untuk pergi, mengingat dia sudah cukup menjadi bahan ejekan Lyly tahun lalu. Tapi, dia sadar bahwa sang kekasih mungkin tidak akan pernah mau.
"Kasian sekali, kau punya pacar tapi kemana-mana sendiri"
Mew mendongak, melihat ke arah Lyly yang baru datang. Dia hanya memutar bola matanya malas, mendengar kalimat ejekan yang selalu saja dikeluarkan oleh anggota termuda itu.
"Sudah Ly, jangan selalu menggodanya" -Davika menarik tubuh mungil Lyly, dan mendudukkan gadis itu disebelah nya. Dia harus cepat-cepat melerai perdebatan tikus dan kucing itu, sebelum terjadi huru-hara yang tidak berarti.
"Ngomong-ngomong dimana phi Jess?"
Davika menggeleng, "aku tidak tahu"
"Dia sedang ada seminar untuk series barunya" -Mew menunjukkan pesan singkat Jess yang dikirimkan untuknya.
"Series BL itu?" Tanya Davika yang dibalas anggukan Mew.
"Aku tidak sabar melihat chemistry mereka" pekik Lyly semangat.
"Iya kan?, aku juga melihat kecocokan antara keduanya" sahut Davika.
"Ngomong-ngomong, ada gerangan apakah yang mengharuskan kita berkumpul di tempat ini, wahai kakak-kakak ku?"
"Tidak ada, kita hanya sekedar ingin berkumpul, dan membicarakan pesta ulang tahun Davika"
__________________________
Ahhh
Desahan puas dari bibir tipis pria diatasnya, mampu membuat Tul merona malu. Ia membuang pandangan ke arah lain, menghindari tatapan menggoda yang diberikan oleh pria itu.
"Ada apa sayang?" -Mew menggulingkan tubuhnya disebelah sang kekasih. Tangannya mengusap peluh di dahi Tul yang masih saja membuang pandangan ke arah pintu kamar mereka.
Tul menggeleng, ia hanya diam dan lebih memilih untuk menyandarkan kepalanya pada dada telanjang sang kekasih.
Mew menggerakkan tangannya untuk memainkan pipi yang sekarang mulai mempunyai lemak itu, ia cukup bangga karena bisa membuat pipi kekasihnya menjadi chubby, sehingga ia dapat memainkannya setiap malam. Ketika awal sang kekasih kembali ke Thailand, Mew cukup kesal tatkala melihat pipi tirus milik Tul, dan detik itu juga dia bertekad untuk membuat lemak di bagian itu. And see, ia berhasil sekarang.
"Lusa Davika ulang tahun, maukah kamu menemaniku untuk datang ke pesta itu?"
Tul mendongak, menatap sang kekasih ragu.
"Tidak ada apa-apa sayang, itu privat party. Hanya ada teman-teman terdekat Davikah yang akan hadir" -Mew mengelus rambut Tul, memberi pengertian. Ia tahu kekasihnya itu masih belum siap jika hubungan mereka terekspos.
Tul terdiam, ia sudah cukup mengenal mereka ketika liburan tahun lalu, dan teman-teman sang kekasih termasuk orang-orang yang baik.
Ia kemudian mengangguk, "baiklah"
Mew tersenyum puas, akhirnya dia tidak akan menjadi bahan bullyan Lyly lagi.
.
.
.
"Selamat ulang tahun phi"
Davika tersenyum melihat kehadiran kekasih dari sahabatnya, "iya, terimakasih telah datang nong. Jika kamu tidak datang, aku tidak bisa membayangkan akan semurung apa pria disebelahmu itu"
Mew memutar bola matanya malas, tapi memang benar sih apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu. Ia merengkuh pinggang ramping kekasihnya erat. Kepalanya mendongak sombong tatkala matanya tidak sengaja menatap ke arah sepasang kekasih yang baru saja tiba.
"Woahhh, liat siapa yang baru datang ini"
Lyly mendengus malas mendengar kalimat menyebalkan yang dikeluarkan oleh musuh bebuyutannya.
"Kau mau pamer kan?" Tanyanya sinis.
Mew tersenyum pongah, "untuk apa, aku tidak pernah memiliki niat seperti itu" elaknya sembari mengecup pipi sebelah kanan Tul.
Lyly memutar bola matanya malas, oh ayolah, siapa yang akan mempercayai kalimat yang berbanding terbalik dengan tindakannya itu.
"Sudah-sudah, sebaiknya kita masuk ke dalam, ayo nong Tul" -Davika menggandeng tangan Tul, dan menariknya untuk menjauh dari Mew dan Lyly.
"Kamu jangan heran ya, mereka memang seperti itu"
Tul mengangguk, "aku sudah terbiasa phi, ingat sewaktu liburan?"
Davika tertawa, "benar"
Mereka pun berjalan memasuki rumah Davika, meninggalkan 2 orang yang masih saja terus berdebat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend To Love (One-shoot Stories)
Fanfictionbuku ini akan berisi kisah cerita yang berbeda, kisah cinta antara Mew Suppasit Jongcheveevat dan sang kekasih Tul Pakorn Thanasrivanitchai. cerita pendek non AU murni imajinasi author. Buku yang tidak akan tamat, sebelum pemilik kisah yang mengakh...