Phi Engineering and Nong Architect

870 32 0
                                    

Disclaimer
Cerita ini murni khayalan Author semata, tidak ada hubungan dengan dunia nyata, atau bermaksud menyinggung siapapun.

*****

Tul mengerang pelan, meraba-raba bagian bawah bantalnya untuk mengambil handphone miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.

Matanya terbuka lebar ketika melihat waktu telah menunjukkan pukul 07.45, astaga dia terlambat.

Dia segera berlari tergesa-gesa ke kamar mandi, diambilnya sikat gigi dan mulai menggosok giginya. Sepanjang kegiatannya, otaknya tidak berhenti berdebat, antara mandi atau tidak.

'ahh, sebaiknya aku mandi, karena seniorku memintaku untuk menjadi model busananya'

Akhirnya setelah perdebatan yang alot, diapun memutuskan untuk mandi.

Beberapa menit berlalu, diapun telah menyelesaikan ritual mandinya. Tul segera bergegas untuk berpakaian dan menyamber kunci mobilnya untuk segera berangkat ke kampus.

.

.

.

"Huft, untung aku tidak telat"

Dia segera berjalan ke arah fakultas seni rupa dan terapan, tempat acara fashion show itu diadakan.

Tul berdiri linglung ketika melihat banyaknya orang yang tampak duduk dideretan bangku panjang. Matanya terus mengamati semua orang yang tampak serius dengan kegiatannya, mencari wajah yang mungkin saja dikenalnya. Namun, bahunya melemas tatkala menyadari tidak satupun orang diruangan ini yang dia kenal.

Pandangannya beralih ke arah deretan bangku baris ke dua, matanya berbinar senang ketika mendapati seorang pemuda yang duduk sendirian. Dia dengan semangat menghampiri pemuda itu.

'jika dia duduk di sana sendirian, itu artinya dia juga sama sepertiku kan?, tidak ada teman?'

Dengan keyakinan itu, Tul melangkah ceria, dan mengambil tempat duduk, tepat disebelah pria itu.

"Hallo phi?"

Pemuda itu menoleh, "iya?"

"Kau sendiri?"

Pemuda itu melirik ke arah sekelilingnya dan mengangguk.

"Ahhh, akhirnya, aku duduk disini ya phi"

Pemuda itu mengangguk, dan kembali fokus dengan handphonenya.

Tul yang melihat itupun segera melihat-lihat ke sekeliling, huff, untuk ukuran orang se-extrovet dirinya, berada di suasana hening seperti ini tentu membuatnya tak nyaman.

"Ehemm.. phi?"

Pemuda itu menoleh, dia mengangkat alisnya bingung, "ada apa?"

Tul mengulurkan tangannya, "Namamu siapa?, dari tadi kita berbicara tanpa tahu nama"

Pemuda itu menerima jabat tangan Tul, dan menggerakkannya pelan, "Mew, teknik tahun ke 3"

Tul mengangguk, "aku Tul phi, Mahasiswa arsitektur tahun ke 2"

________________

Hah

Hah

Hah

Mew berhenti sejenak untuk mengambil nafas, matanya melirik ke arah arlojinya yang menunjukkan pukul 07.30, diapun segera berlari untuk segera sampai kondo.

Best Friend To Love (One-shoot Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang