Bab 1

3.5K 79 0
                                    

Pagi ini Rama telat lagi.

Salahkan saja bunda nya yang terlalu lama menceramahi dia tentang pentingnya memakai jasa transportasi umum daripada membawa motor sport untuk pergi ke sekolah.

Yang ada masuk telinga kanan keluar telinga kiri dong. Jiwa muda yang sedang membara, semangat yang lagi naik-naiknya, malah di suruh menjadi warga negara yang taat akan peraturan, itu bukan tipe Rama sama sekali.

"Malah melamun! Melek mata mu, ndak lihat banyak sampah yang belum di kutip."

Rama menatap malas ke arah guru penjas yang saat ini beralih profesi sebagai mandor untuk mengawasi para siswa yang terlambat menjalani hukuman.

"Terus gunanya tukang bersih-bersih apa pak kalau kami juga yang bersihin."

Rama mengatup rapat mulut nya saat tanpa sadar mengucapkan kalimat laknat yang keluar secara spontan tersebut.

"Ngelawan mulu cangkem mu, yowes bapak tambah hukuman khusus buat kamu, pulang sekolah lanjut bersihin toilet cewek di lantai satu."

"Mana bisa gitu pak! Yaudah saya minta maaf lah pak." Rama tidak terima dan berusaha membujuk pria parubaya tanpa rambut itu. Bisa-bisa nanti image keren yang ia pertahankan malah runtuh karena membersihkan toilet area perempuan.

"Ndak peduli lagi aku sama mu, dah pusing aku. Intine pulang nanti toilet harus kinclong, aku ngawasin dari cctv, jangan coba lari kamu." Ucap pak kepala botak sambil meninggalkan area tempat di mana para siswa terlambat di hukum.

Rama menganga mendengar ucapan si kepala botak tersebut, dengan kesal laki-laki itu menggenggam kuat karung goni tempat menampung sampah dedaunan.

"Oalah juancok!!!" Teriak Rama sambil membanting karung goni ke tanah.

Dengan kesal, laki-laki itu ikut pergi meninggalkan lapangan dan berjalan menuju ke kelas nya.

Hari ini adalah hari pertama masuk ke tingkat kelas 12 SMA. Hari pertama sebagai senior dan dia langsung terlambat. Rama oh Rama! Ya sudah sih kalau terlambat, dia juga tidak akan di keluarkan begitu saja, ada kekuatan besar yang berdiri di belakang nya, udah kayak power ranger aja.

Rama itu loh, walaupun berandalan tapi tetap sopan. Buktinya saja dia mengetuk pintu kelas dan menunggu wali kelas baru nya yang membukakan. Ndak sopan kalau tiba-tiba main nyelonong masuk, bisa-bisa nanti telinga nya yang jadi korban, wali kelas nya yang sekarang itu udah berumur, kasihan kalau emosi nya di pancing, yang ada siap mengajar mereka, si ibuk langsung minum obat penurun tengsi.

"Oalah, kamu lagi Rama! Ndak kapok terlambat terus, hari pertama naik kelas loh ini."

Rama cuma bisa cengar-cengir sambil menggaruk tengkuknya macam jamet yang berusaha kelihatan cool di depan gebegan nya.

"Yo maaf toh buk, tadi pagi si mami ceramah nya full non stop, saya kan anak yang berbakti dan penurut dengan orang tua, tak dengerin sampai habis ceramah nya." Jawab Rama sambil selangkah demi selangkah masuk ke dalam kelas, daripada tubuh nya di luar kelas, nanti malu di lihatin sama kelas lain.

"Yowes, hari ini tak ampuni, sana duduk di bangku belakang, cuma itu yang kosong." Ucap buk Atik sambil menunjuk ke arah meja yang berada di pojok kanan paling belakang.

Mata Rama menyipit melihat di mana dia akan duduk.

Loh loh loh!

Kok ada gaj-

Eh maksudnya kok ada cewek nya, terus mana bes-

Waduh, Ndak sopan loh!

Intinya Rama langsung tak suka saat melihat teman sebangku nya adalah cewek berisi yang selama ini selalu dia ganggu bersama teman-temannya. Masa bad boy ganteng kayak dia di dudukin sama cewek modelan bakpao xxxl, udah kayak situs pornita.

Ngedip Mas!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang