"Pulang nanti gimana."
"Langsung jemput aja pa, kayak nya ndak keluar lagi." Jawab Caca lalu menyalami tangan Panji.
"Yowes, nanti tak langsung jemput, belajar baik-baik ya sayang." Ucap Panji lalu mengecup pipi tembam putrinya.
Caca mengangguk dan turun dari mobil.
Yah.
Kembali lagi ke sekolah.
Jalani hari seperti biasa.
Mungkin itu lah harapan Caca.
Berjalan, melihat pemandangan, memikirkan tugas yang membuat begadang.
Oh indahnya masa sekolah, tetap nikmati setiap momen karena ini adalah kesempatan sekali seumur hidup.
Mungkin jika sudah di lewati, akan banyak penyesalan mengapa tidak mencoba nya. Tapi semuanya tentu tidak bisa di ulang lagi, karena hidup terus berjalan ke depan, bukan ke belakang. Karena yang menjadi tujuan adalah masa depan, bukan terjebak di masa lalu penuh kenangan.
"Bener gak sih! Ih gue kalau jadi dia malu!"
"Bener anjir, ampe berani nguntit si Rama!"
"Gue aja kalau ketemu anggota geng Rama udah takut duluan! Lah dia malah datengin si Rama nya langsung!"
"Jadi bener ya rumor nya, dia emang ngincer Rama!"
Loh loh loh!
Apa ini? Baru datang kok udah nyebar fitnah!
Oh, jadi ini alasan mengapa Caca merasakan aura negatif. Mengapa orang-orang melihat sinis ke arah nya.
Caca sudah memperhatikan perubahan suasana saat dirinya menginjakkan kaki masuk ke dalam gerbang sekolah, dari situ dia sudah merasa semua perhatian berpusat padanya. Semua orang berbisik-bisik sambil menatap sinis ke arah Caca, bahkan ada beberapa dari mereka berteriak dan memanggil dirinya murah.
Memang nya Caca lagi jualan?
"Caca!" Abel berteriak sambil berlari menuju ke arah Caca.
Sesaat sudah sampai di hadapan temannya itu, Abel langsung menarik Caca menuju ke kelas mereka, berusaha membuat Caca mengabaikan tatapan dari orang-orang.
"Orang-orang ada masalah apa ya sama aku, daritadi di lihat kok pada sinis semua."
Abel tetap diam sambil fokus menatap ke arah jalan, mempercepat langkah mereka agar Caca dan dirinya bisa selamat sampai di kelas.
Dasar manusia haus berita panas! Di beri gosip sedikit saja langsung kepanasan!
"Udah, paling perasaan Lo doang! M-mending tolongin gue ngerjain pr deh."
Abel berucap canggung dengan genggaman tangan yang makin mengerat, berusaha membawa tubuh tambun milik Caca agar segera menjauh dari keramaian.
Sampai lah mereka di kelas, Abel langsung bernafas lega dan membawa Caca untuk duduk, gadis itu tampak sibuk mengalihkan perhatian Caca dari tatapan orang-orang.
Kenapa teman sekelas nya juga ikutan julid? Bukankah teman sekelas sama seperti saudara! Dasar manusia sok suci!
"Eh udah datang nih, bener gak sih tadi malam Lo ngu-"
"Ca!"
Semua orang terdiam saat Abel berteriak memanggil Caca, teriakan nya memotong ucapan si pembuat rusuh yang berusaha memanaskan lagi makanan yang sudah dingin. Dasar pembawa kayu bakar!
"Pr! Liatin gue pr!" Ucap Abel sambil tersenyum sumringah, membuat Caca mengganguk dan berjalan menuju ke meja nya, mengeluarkan buku yang dimaksud oleh Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngedip Mas!!!
RomanceSiapa sangka selera bisa berubah dalam satu malam. Rama sendiri tidak menyangka bahwa selera nya bisa berubah dari yang kurus, tinggi langsing, menjadi semok, montok, berisi. Semua ini ulah dari teman sebangku nya sendiri, gadis montok yang menarik...