Tidak bisa di hitung sudah berapa kali Hasta menguap di dalam kelas, untungnya tidak lama setelah itu sang dosen mengakhiri kelasnya hari ini. Namun, alih-alih langsung pulang ke kostan, Hasta justru berdiam diri terlebih dahulu di dalam kelas, alasannya karena matahari sedang panas-panasnya siang ini jadi lebih baik ia mendinginkan tubuh terlebih dahulu di dalam kelas itu. Tidak hanya Hasta, di dalam kelas itu juga ada Arfan dan Adam.
"Lo lagi pdkt sama Nadia, Fan?"
Hasta seketika menoleh ke Adam yang baru saja menyebut nama salah satu adik kostnya "Beneran, Fan? jadi waktu itu lo minta nomer dia karena mau pdkt?" Ucapnya sembari menatap Arfan intens.
Arfan mengedikkan bahunya "Gue sama Nadia cuma saling bales story doang, si Adam aja yang nggak jelas" Ucap pria kutub utara itu.
Hasta berdecak "Anjing lo Dam, gue kira beneran"
Adam tertawa "Soalnya lo kan nggak pernah begitu sama lawan jenis selain Nadia, Fan. jadi gue mikirnya lo suka sama dia, apalagi sampe berani minta nomernya" Goda Adam sambil menaik turunkan alisnya membuat Arfan menatapnya datar.
"Yaelah Fan, kalo suka juga nggak apa-apa kali! gue dukung sampe ke pelaminan" Tambah Adam.
"Bacot!" Balas Arfan.
Hasta geleng-geleng kepala melihat dua manusia itu "Lo kalo mau deketin Nadia, harus dapet restu dari gue dulu Fan" Ucapnya, Arfan langsung menoleh namun ia hanya merotasikan matanya.
Brak
Ketiga manusia yang ada di dalam kelas itu terperanjat ketika seseorang membuka pintu depan keras hingga menimbulkan suara gebrakan. Hasta memegangi dadanya yang masih berdegup kencang.
"Anjing! buka pintunya bisa pelan aja nggak sih?! jantung gue hampir pindah ke lutut, sialan!" Umpat Hasta pada laki-laki yang kini berjalan santai ke arahnya.
"Tumben jam segini udah selesai, atau lo mau bolos, tem?" Tanya Adam. tem = item, nama panggilan khusus yang diberikan oleh Adam kepada Kavi.
"Dosennya nggak masuk! gue mah bukan lo pada yang hobinya bolos!" Kemudian tatapan Kavi bergulir pada Hasta, "Handphone lo kemana, bang? gue telponin sampe ribuan kali nggak di angkat-angkat" Protes Kavi yang memang sedang kesal karena sedari tadi tidak bisa menghubungi nomor Hasta.
Hasta menyengir "Handphone gue mati, habis baterai, kenapa emang?"
"Si Aksa ngabarin, katanya Jay sama Tama abis tabrakan"
"HEH! YANG BENER LO?!" Hasta sudah melotot saking terkejutnya.
Kavi merotasikan matanya "Buat apa juga gue bercanda? ya serius lah anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-Kostan Hore
FanfictionHanyalah sebuah kisah tentang orang-orang tinggal di dalam kontrakan Hore dengan berbagai sifat dan kelakuannya