6. Bukan Tongkrongan Pecundang

405 66 13
                                    

Kebanyakan laki-laki itu identik dengan tongkrongan, biasanya mereka mempunyai satu tempat yang di gunakan untuk berkumpul bersama teman-teman satu gengnya, istilah gaulnya adalah basecamp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebanyakan laki-laki itu identik dengan tongkrongan, biasanya mereka mempunyai satu tempat yang di gunakan untuk berkumpul bersama teman-teman satu gengnya, istilah gaulnya adalah basecamp. Sama halnya dengan Jaki, Hesa dan Bian yang juga memiliki tongkrongan di luar anak kost, tidak banyak hanya berisi tujuh pemuda tampan yang sayangnya memiliki otak rada-rada. Tujuh orang tersebut berada di angkatan yang sama, meskipun dari jurusan yang berbeda-beda.

Entahlah bagaimana awalnya, yang jelas Jaki, Hesa dan Bian memiliki peran penting dalam pertemuan pertama mereka. Tongkrongan tersebut berisi Jaki, Hesa, Bian, Malvin, Yoga, Deka dan Bambam. Biasanya setiap kumpul, mereka akan pergi ke sebuah warung kopi yang berada di pinggir kota, saking seringnya mereka kesana sampai-sampai mbok Inem, pemilik warung menganggap mereka sudah seperti anak sendiri. Terkadang mbok Inem tidak segan-segan memarahi mereka apabila sampai larut malam tidak pulang-pulang.

Seperti sekarang, ketujuh pemuda itu sedang asik bermain Ludo King menggunakan handphone Jaki di warung mbok Inem. Tadi, sehabis menyelesaikan kuliah tiba-tiba Malvin mengajak mereka untuk berkumpul, katanya dia sedang galau karena crushnya baru saja mengumumkan tanggal pernikahan.

Di sela-sela permainan, Bian melirik Malvin yang sedang duduk di pojok ruangan. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan satu temannya itu, "Sampe kapan lo mau merenung di pojokan?" Tanya Bian membuat atensi teman-temannya yang lain ikut teralih.

"Yaelah broh, cewek cantik di luar sana masih banyak!" Ucap Deka menambahkan.

"Emang secantik apa sih, una-una itu?" Tanya Hesa yang memang tidak mengenali perempuan yang sudah membuat Malvin galau sampai seperti itu.

"Cantik sih anaknya, cuma ya masih banyak lah yang lebih cantik" Jawab Jaki, kebetulan dia dan Malvin itu berada di kelas yang sama sehingga Malvin lebih banyak bercerita dengannya.

Bambam berdecak "Definisi tolol karena cinta, cintanya udah pergi tapi tololnya masih ketinggalan" Malvin mendelik, sedangkan yang lain sudah terbahak-bahak mendengar ucapan Bambam yang terkesan mengejek.

"Sekate-kate lo kalo ngomong!" Balas Malvin.

Yoga geleng-geleng kepala "Kata emak gue ya Vin, kalau cinta sama orang tuh sepuluh persen aja biar pas kayak gini nggak sakit-sakit banget"

"Masih kebanyakan nggak sih? kalau menurut gue cukup tiga persen aja" Ucap Deka si paling anti-romantic.

"Halah! Percuma ngomongin dia mah, udah terlanjur seratus persen cintanya ke Una makanya sampe gila begitu" Ucap Jaki lagi-lagi mengundang tawa.

Malvin memberenggut, "Bangsat! Temennya lagi galau bukannya di hibur malah di roasting habis-habisan! awas aja lo pada kalau nanti ngerasain patah hati kayak gue, gue bakal ketawa sepuas-puasnya!" Tapi bukannya takut, keenam temannya itu justru sengaja membuat wajah kocak seolah mengejek ucapan Malvin. Memang kompak sekali mereka kalau soal meroasting orang.

Kost-Kostan HoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang