Chapter 3

63 4 0
                                    

Angin berhembus kencang kala mereka tiba. Maya berlari kecil diantara bunga-bunga matahari yang tumbuh tinggi dipadang ini. Rambut panjangnya yang sengaja digerai berterbangan ditiup angin. Genta mengekorinya dari belakang.

"Ya, tau darimana lo tempat bagus gini?" Genta berjalan sambil sesekali membidik pemandangan indah dihadapannya dengan salah satu kamera yang selalu disediakannya di mobil.

Maya memetik bunga terbesar yang dijumpainya. "Ada deh."

Genta berdecak melihat perbuatan gadis cantik itu. "Mayara, nggak bisa apa tangan lo itu nggak ngerusak."

Maya melirik Genta. "Ini buat hamster gue yang kemaren baru beranak."

"Beli di pet shop kan bisa, Ya."

"Belajar lah untuk berhemat, sayangku," Maya menarik hidung mancung Genta tanpa perasaan. Gadis itu menyodorkan hpnya kepada Genta. "Ta, fotoin dong."

"Foto aja sendiri." sahut Genta sarkas.

Maya cemberut, lalu mulai ber-selfie ria. Gadis itu sama sekali tidak mengubris Genta yang melangkah menuju mobilnya, mengingat angin berhembus semakin kencang.

Tak lama kemudian, Maya segera menyusul Genta sambil membawa bunga matahari yang dipetiknya. Sesampainya dimobil, Maya sibuk meng-upload foto ke akun Instagram miliknya.

"Cih, anak jaman sekarang," Genta mendesis kearah Maya, "Apa-apa di upload."

Maya memeletkan lidahnya kearah cowok itu. "Yee sirik aja terus. Ya deh yang ketinggalan jaman." sahut Maya sambil mengibaskan rambutnya.

@@@

"Nggak mampir dulu nih, Ta?" Maya segera turun saat Genta memberhentikan mobilnya tepat didepan pagar tinggi rumah Maya.

Genta melirik jam digital di dashboard mobil, "Kapan-kapan aja deh, Ya. Entar gue nyampenya kemaleman."

"Ah, tunggu bentar ya, Ta." Maya segera berlari ke dalam rumah. Tak lama, dia kembali dengan setangkai bunga matahari hasil petikannya dan sesuatu di tangan kanannya.

Maya meraih tangan Genta dan menaruh hamster kecilnya. Saat kuku makhluk kecil berbulu itu menggores telapak tangannya, Genta kaget dan refleks menjatuhkan hamster kecil itu ke kakinya. Maya menjerit.

"Duh, lo bilang-bilang dong mau ngasih apa," Genta segera menangkap hamster itu dan mengelus-elus bulunya yang lembut.

Maya menghela napas. "Ya ampun, gue kira Mochi bakal 'lewat' hari ini."

"Mochi?"

"He-eh. Yang ini Mochi, salam kenal Om Genta." sahut Maya sambil ikut mengelus Mochi yang sudah jinak pada Genta diawal pertemuan mereka.

"Njir, apa banget 'Om Genta', Hih."

Maya terkekeh. "Kalo yang sama gue namanya Mocca, Micci sama Micha. Mocca dan Micci itu anak mereka yang baru lahir."

"Oh, ok deh. Kalo gitu gue cabut dulu ya."

@@@

Maya Raa : Ta, jangan lupa kasih makan Mochi, ya.

Setelah mengirim LINE pada Genta, Maya kembali berkutat dengan laptopnya.

Lima menit kemudian, Genta membalas.

Genta Savero : Ya, kok si Mochi gak mau mkn kuacinya?

Maya Raa : Lho, emng kuacinya udh lo kringin blm?

Genta savero : Ya blm lah, gue nympe rmh aja udh maghrib.

Maya Raa : Lah , klo belom dikeringin ya gak bisa digigit lah, bego -_-

Genta savero : Oh, pntes.

Maya Raa : Trus gmn dong, masa Mochi gue harus diet? Awas aja klo gue ke rmh lo Mochi tinggal nama.

Genta savero : Tenang aja, babe. Mochi udh diurus sma plyan gue.

Maya Raa : Ok.

Maya menyandarkan tubuhnya kesandaran tempat tidur sambil mengulir layar ponsel.

Maya menerka-nerka seperti apa rumah Genta, mengingat selama mereka satu sekolah, Maya tau cowok tampan itu tak pernah memakai barang-barang murah.

Mereka telah bersahabat selama 2 tahun, sejak cowok blasteran Indo-Yunani itu menjadi murid baru di SMP. Namun, keduanya tak pernah saling mengunjungi.

Maya mengerjap, lalu segera bangkit dan berjalan menuju meja belajarnya dan membaca post it yang tertempel disana.

Gawat, Maya berseru dalam hati.  Marla akan pulang lima hari lagi dan Maya sama sekali belom memikirkan apapun tentang perjanjian mereka.

Namun sedetik kemudian, Maya kembali tersenyum sumringah.

Dia melupakan satu hal.

Genta Keefe Savero.

@@@

Tbc

11 juli 2015

Dunia Maya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang