8 ❤️‍🩹

477 78 9
                                    

Ruangan itu sangat sunyi, hanya suara alat-alat penunjang kehidupan yang berbunyi secara teratur.

Jay duduk disana, disamping ranjang Jungwon, menatap Jungwon yang terbaring dengan damai. Dua jam lagi operasi ginjal Jungwon akan dilaksanakan.

Kau harus kuat bertahan ya? Demi aku kau harus bertahan, kau harus bertahan. Demi aku Wonie...

Berkali-kali Jay merapalkan kata-kata itu seperti sebuah doa yang tidak ada putus-putusnya.

Jungwon tampak lebih kurus, pucat, dan begitu diam, tetapi Jay meyakini masih ada kekuatan hidup yang tersembunyi di dalam tubuh Jungwon, Jay mempercayainya. Jay percaya kepada Jungwon, seluruh harapannya masih bertumpu kepada kepercayaannya itu.

Kemungkinan keberhasilan operasi itu adalah 40 banding 60, dan Jay bergantung kepada 40 persen itu. Dia percaya Jungwon adalah lelaki yang kuat, buktinya dia sudah berhasil bertahan sampai sejauh ini.

Sunoo masuk ke dalam ruangan, dan menyentuh pundak Jay. "Kondisinya stabil Jay, aku yakin dia akan berhasil melalui ini semua."

"Iya Sunoo, Jungwon pasti kuat."

Sunoo mengecek denyut nadi Jungwon lalu menatap Jay seolah teringat sesuatu.

"Bagaimana bisa kau berpamitan dengan Sunghoon?"

Jay merona, "Aku bilang menemani teman yang akan operasi." gumamnya pelan, merasa berdosa karena tidak biasa berbohong.

Hari ini hari minggu, Sunghoon kebetulan berencana melewatkan waktunya seharian dengan Jay. Tetapi dengan alasan palsu dan kebohongan yang terbata-bata, Jay berhasil membuat Sunghoon melepaskannya. Meskipun dahi Sunghoon tampak berkerut curiga ketika Jay berpamitan tadi pagi.

*

*

*

Flashback

"Kalau begitu kenapa kau tak mau kuantar?" kejar Sunghoon tadi pagi ketika Jay menolak tawarannya.

"Karena temanku ini mengenalmu sebagai bosku, nanti dia bisa mengetahui semuanya." jawab Jay cepat-cepat.

Lelaki itu mengerutkan keningnya lagi, tidak puas. "Apakah dia salah satu pegawaiku?"

"Bukan!"

Jay langsung menyela keras, karena setelah mengenal Sunghoon lebih dekat, Jay tahu, jika dia menjawab 'iya', maka Sunghoon pasti akan menyuruh salah satu staf personalianya untuk mengecek apakah benar ada karyawannya yang akan operasi, dan dia akan mendapati kalau Jay berbohong.

"Dia bukan pegawaimu, tapi dia banyak mengenal teman-teman kantor dan dia tahu tentangmu, jadi kalau dia melihatmu dia bisa bertanya-tanya kepada yang lain...."

"Oke, kalau begitu di Rumah Sakit mana?"

Jay kehilangan kata-kata, berusaha mencari jawaban. "Eh...aku tidak tahu di Rumah Sakit mana."

Dengan cepat Sunghoon melangkah ke hadapan Jay yang berusaha menghindari tatapannya.

"Kau bilang akan menemani temanmu itu di Rumah sakit, bagaimana mungkin kau tidak tahu di mana rumah sakitnya?"

"A...aku..." dengan gugup Jay menelan ludah, "Aku akan menunggu di flat yang lama, kekasihnya akan menjemputku nanti."

Disyukurinya jawaban yang terlintas cepat di otaknya, dia jarang berbohong, dan tidak pandai berbohong, sementara Sunghoon terlihat seperti seorang detektif yang mencurigai tindakan kriminal yang dilakukan di belakangnya.

"Kekasihnya?" Jawaban itu sepertinya membuat Sunghoon tidak senang karena ekspresi wajahnya semakin menggelap.

"Kau membiarkan kekasihnya menjemputmu? kalian hanya berdua di jalan?"

A Romantic Story about JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang