14 ❤️‍🩹 - Tuhan, Ampuni Aku

519 83 16
                                    

Sejak saat itu Sunghoon seolah-olah menghilang dari kehidupan Jay, Jay merenung dalam mobil rumah sakit yang membawa mereka pulang ke apartemen.

Hari ini Jungwon sudah boleh pulang dari rumah sakit, bersama Jake dan Sunoo mereka pulang ke apartemen. Sunoo memutuskan untuk tinggal sementara membantu Jay, dan Jake sudah berjanji akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Jungwon dan melakukan terapi rutin.

Kata Dokter Jake, Sunghoon memutuskan mengambil tugas perjalanan ke Canada dan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Jay terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri. Oh ya, dia merindukan Sunghoon, sangat merindukannya.

Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Jay mencintai Sunghoon. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Sunghoon, itu saja.

"Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya."

Jungwon memecah keheningan, menatap Jay dengan sedikit menyelidik, dia bertanya-tanya karena akhir-akhir ini Jay begitu murung.

"Aku yang membujuknya." Jake yang duduk di kursi depan cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Jay pasti kebingungan dengan pertanyaan Jungwon itu.

"Sunghoon adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Sunghoon mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai."

Diam-diam Jay dan Sunoo menarik napas lega mendengar kelihaian dokter Jake menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Jay mendorong kursi roda Jungwon memasuki ruangan itu. Begitu mereka masuk tanpa sadar Jay mengernyit, semua kenangan itu seolah menghantamnya.

Di sini, di apartemen ini dia menghabiskan waktu berdua dengan Sunghoon, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama....

"Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Jayie, bos mu sangat baik."

Jungwon mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Jay sambil tersenyum, mau tak mau Jay memaksakan senyuman di bibirnya.

Kuatkah ia berada di sini? Apalagi di kamar itu... Jay melirik kamarnya, tempat Sunghoon juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana.

Tidak! dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu!

Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan segalanya sehingga Jungwon selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya.

Sunoo menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang dan menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Jungwon tertidur pulas, Jake menyeduh teh dan mengajak Jay duduk di ruang depan.

"Dia sudah kembali dari Canada."

Jake membuka percakapan, menatap Jay dari atas cangkir kopi yang diteguknya. Seketika itu juga hati Jay melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai 'dia' itu.

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Jay pelan.

Jake tersenyum miring mendengar kelembutan dalam suara Jay. "Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung-tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya."

Dengan pelan Jake meletakkan cangkirnya. "Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan aura pemarahnya, bahkan direktur keuangan memilih berhubungan dengannya via telepon." Jake terkekeh.

A Romantic Story about JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang