12 ❤️‍🩹 - Terima Kasih, Sunghoon

485 90 12
                                    

Jay berlari, tanpa sadar melepaskan diri dari pelukan Sunghoon, dia berlari dengan penuh air mata, ke kamar perawatan Jungwon, kerinduannya membuncah, rasa syukurnya tak tertahankan.

Ketika sampai di depan pintu perawatan nafasnya terengah, dia berhenti karena pintu itu masih di tutup rapat, Sunoo tergopoh-gopoh mengejarnya.

"Jay, jangan masuk dulu, dokter baru menstabilkan kondisinya."

Penantian itu terasa begitu lama, sampai kemudian Jay diijinkan masuk, hanya lima menit untuk sekedar menengok Jungwon, setelah itu dokter harus mengevaluasi kondisi Jungwon lagi.

Dadanya sesak tak tertahankan ketika mata itu balas menatapnya, mata yang selama ini terpejam, tertidur dalam damai, membuat Jay menanti, mata itu sekarang terbuka, hidup, dan balas menatapnya.

"Wonie.."

Suara Jay serak oleh emosi, dan tangisnya meledak, dia menghampiri tepi ranjang, ke arah Jungwon yang masih terbaring, pucat dengan alat-alat penunjang kehidupan yang masih menopangnya, tapi hidup dan membuka mata. Jay meraih tangan Jungwon dan menciumnya, lalu menangis.

"Jungwon..."

Banyak yang ingin Jay ungkapkan, dia ingin mengucap syukur karena Jungwon akhirnya bangun, dia ingin merajuk karena Jungwon memilih waktu yang begitu lama untuk terbangun, dia ingin menangis kuat-kuat, tapi semua emosi menyebabkan suaranya tercekat di tenggorokan.

Air mata tampak menetes dari pipi Jungwon, lelaki itu mencoba berbicara, tetapi tampak begitu susah payah.

"Stttt...Kau tidak boleh bicara dulu," gumam Jay lembut, mencegah Jungwon berusaha terlalu keras.

"Mereka memasang selang di tenggorokanmu, untuk makanan, kau koma selama kurang lebih dua tahun."

Mata Jungwon menatap Jay, tampak tersiksa, dan dengan lembut Jay mengusap air mata di pipi Jungwon.

"Nanti, setelah mereka yakin kondisimu membaik, mereka akan melepas selang itu dan kau akan bisa berbicara lagi, tapi sekarang, kau cukup mengangguk atau menggeleng saja ya, sekarang..."

Jay menelan ludah, menahan isak tangis yang dalam. "Sekarang kita harus mensyukuri karena kau akhirnya terbangun, ya?"

Jungwon menganggukkan kepalanya, dan seulas senyum dengan susah payah muncul dari bibirnya.

"Sekarang istirahatlah dulu, dokter akan mengecek kondisimu lagi." bisik Jay lembut ketika melihat isyarat dari dokter yang menunggui mereka.

Ketika Jay akan beranjak, genggaman Jungwon di tangannya menguat, dengan lembut Jay menoleh dan memberikan senyuman penuh cinta kepada Jungwon.

"Aku tidak akan kemana-mana, aku harus menyingkir karena dokter akan memeriksamu lagi, tapi aku tidak akan kemana-mana, aku akan berada di dekat sini sehingga saat kau butuh nanti aku akan langsung datang."

Pegangan Jungwon mengendor, lelaki itu mau mengerti. Dengan lembut Jay mengecup dahi Jungwon dan melangkah menjauh keluar ruangan perawatan.

Air matanya mengucur dengan derasnya ketika dia melangkah menghampiri Sunoo. Sunoo masih berdiri di sana dan Jay langsung berlari ke arahnya, menangis keras-keras.

"Dia sadar ...dia akhirnya sadar... aku masih tak percaya, selama ini aku hampir kehilangan harapan. Mulai berpikir kalau Wonie memang tidak mau bangun, mulai berpikir kalau semua perjuanganku ini sia-sia... Tapi sekarang..." Jay terisak.

"Aku tak percaya bahwa pada akhirnya dia sadar... dia kembali dari tidur panjangnya, dia ada di sini untuk aku..."

"Ini semua karena perjuanganmu Jay, Tuhan melihat keyakinanmu maka ia mengabulkannya."

A Romantic Story about JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang