"Cassmire, Cassmire!!"
Cassmire membuka matanya saat merasa tubuhnya yang diguncang. Ia bercucuran keringat karena mimpi nya tadi, sebenarnya apa maksud dari mimpi itu?
[Jiwa Asli Cassmire Mengalami Ketidakstabilan Emosi, Dimohon Untuk Menenangkan Diri!]
"Apa itu ingatan Cassmire? Di novel memang dikatakan bahwa Leonard suka menyiksa Cassmire, tapi tak ku sangka dia sampai ..." Cassmire menggigit kuku jarinya, merasa gelisah akan apa yang dialaminya. Tanpa sadar bahwa jarinya mengeluarkan darah segar.
Archie ya sedari tadi duduk di samping ranjang Cassmire menjauhkan tangan Cassmire dari mulutnya. Sejujurnya Cassmire sama sekali tidak menyadari keberadaan Archie, ia tenggelam akan pikirannya.
"Apa yang kau lakukan?" Mata Archie sayu seakan merasa kasihan dengan Cassmire yang sejujurnya itu membuat Cassmire semakin bingung.
"Ah maaf, itu kebiasaan ku ketika sedang banyak pikiran." Cassmire menggaruk kepalanya dan tertawa kikuk.
Keheningan menyerbu mereka. Mereka dalam kondisi dimana sedang memikirkan sesuatu. Cassmire yang masih memikirkan nasib Cassmire asli dalam mimpinya, sedangkan Archie yang sedang memikirkan tentang hal yang terjadi di kantin.
"Ehm ... Terimakasih." Cassmire menatap bingung ke arah Archie.
Cassmire berfikir apakah orang ini berterimakasih karena kejadian di kantin itu. Cassmire menahan senyumnya, bagaimana tidak. Archie adalah orang yang jika diberi bantuan sedikit saja, ia akan membalas budi dengan hal yang lebih baik.
Bisa dibilang Archie adalah protagonis yang naif. Banyak musuh yang dengan mudah memanfaatkan nya karena sifatnya itu.
"Astaga bajingan ini benar benar tau cara membuat orang senang, akan ku buat kau membalas kebaikan ku saja." Cassmire tersenyum cerah hingga matanya menyipit.
"Tak apa, lagipula bagaimana aku bisa membiarkan mu di rundung begitu saja?" Ucap Cassmire menggunakan bahasa isyarat. Archie membuka matanya lebar, lagi dan lagi ia merasa diistimewakan oleh Cassmire.
Archie tersenyum cerah, menandakan ucap Cassmire telah membuatnya senang, tanpa menyadari Cassmire yang merasa bangga akan dirinya sendiri karena reaksi yang diberikan oleh Archie.
"Maaf jika pertanyaan ku menyinggung, tapi selain mengigit kuku apa kau juga suka melukai pergelangan tangan mu?" Cassmire memiringkan kepalanya bingung. Melukai pergelangan tangan, ia merasa tak memiliki kebiasaan aneh seperti melukai pergelangan tangan.
Karena penasaran ia menatap ke pergelangan tangan nya. Betapa terkejutnya ia ketika pergelangan tangan nya memerah. Luka yang ia dapatkan dari dorongan Joseph membuat luka di bagian punggung dan kepala, bukan pergelangan tangan.
"System, apa ini ada kaitannya dengan mimpi ku tadi?"
[Bisa Dibilang Begitu.]
[Jiwa Asli Cassmire Membuatmu Mengingatnya.]
[Sekarang Di Tubuhmu Ini Memiliki Dua Jiwa, Jika Jiwa Cassmire Dan Kau Tercampur Maka ...]
"Maka?"
[Kau tidak bisa kembali ke tempat asal mu.]
"APA?" Tanpa sadar Cassmire berteriak, membuat Archie kaget. Archie kaget karena Cassmire tiba tiba saja duduk dan membuka lebar mulutnya. Seakan sedang berteriak sesuatu tapi dia tidak tahu apa itu.
"Maaf, pertanyaan ku membuatmu kesal ya? Maaf." Archie berdiri dan membungkukkan badannya. Cassmire mengacak acak rambutnya seraya ngedumel tak jelas.
"Ini bukan salahmu, haya saja ... Ya begitulah." Melihat Cassmire yang menjelaskan secara setengah setengah membuat Archie kembali merasa tak enak hati. Ia kembali membungkukkan badannya.
"MAAF, MAAFKAN AKU!!"
"SUDAH KUBILANG, TAK APA!!" Tanpa sadar Cassmire berteriak. Ia hampir melupakan bahwa Archie tak bisa mendengar apa yang ia ucapkan. Ia merasa sensitif dengan apa yang dikatakan oleh System.
Bagaimana jika benar ia tak bisa kembali lagi ke zaman modern? Bagaimana dengan kakaknya yang berjanji akan kembali lagi? Bagaimana dengan temannya yang dipenjara karena ayahnya yang bajingan itu?
Keringat bercucuran di tubuh nya. Saat Cassmire kembali ingin menggigit kukunya, dengan cepat Archie mencegahnya dengan jari telunjuk nya yang berada di depan mulut Cassmire. Benar saja, ia menggigit jari Archie, bahkan hingga berdarah. Cassmire langsung daja melepaskan gigitan tersebut, ia mendongak dan melihat ke arah Archie.
"Archie, maaf aku tak-" Archie menggelengkan kepalanya.
"Tak apa, Cassmire kumohon kurangi kebiasaan mu menggigit jari mu sendiri," Archie menghela nafas seraya mengerutkan keningnya mendapati kebiasaan aneh Cassmire.
"Jika kau ingin menggigit jarimu, gigit saja jariku, aku tak mau kau terluka karena diriku lagi." Kata kata itu membuat Cassmire mengerutkan kening dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Astaga, dia lebih baik mati tertusuk pedang daripada harus menggigit jari seorang calon pahlawan sekaligus Raja.
"Tidak, terima kasih, aku tidak punya hobi menggigit pria.." Keheningan melanda keduanya. Seakan baru mengerti dengan apa yang dikatakan Cassmire, Archie menutup mulutnya. Wajahnya seketika memerah padam. Ia merasa seperti ingin menghilang dari bumi sesegera mungkin hingga tak ada yang mengenalnya.
{Protagonist Relationships}
Believe : 57
Emotional Closeness : 30
Point : 13[Apa kau ingin menukar Point dengan kekuatan, keahlian, ataupun status?]
"Tidak."
[Baiklah🖕]
"Hei emoticon mu."
[Ah maaf kepencet, harusnya begini✨]
"A-aku ... Bukan itu maksudku," Cassmire menggelengkan kepalanya. Satu tangan Cassmire memegang pundak Archie dan membuat wajah seakan menerima kekurangan Archie.
"Tak apa, orang punya keunikannya masing-masing."
"T-tidak begitu!" Suara pintu berdenyit terdengar. Seakan memekikkan telinga kedua orang itu. Terlihat Jerome yang bercucuran keringat. Ia mendekat ke ranjang Cassmire dengan badannya yang naik turun, nafasnya yang tak teratur, dan wajah khawatir yang terukir.
"Tuan Muda, syukurlah anda sudah bangun. Ngomong-ngomong dari luar aku mendengar teriakan Archie, apa yang kalian bicarakan?" Sebelum Archie menjelaskan situasi yang terjadi, Cassmire bergegas menyiapkan kata katanya.
"Dia menyuruhku untuk menggigit nya." Jerome yang mengerti langsung menatap aneh ke arah Archie. Seperti yang dilakukan Cassmire sebelumnya, Jerome memegang pundak Archie. Sebelum ia mengatakan beberapa kata, suara berat terdengar dari pintu.
"Astaga, baru bangun saja sudah berbisik."
Terlihat Bastian yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada, dan bersandar di kusen pintu. Ia tersenyum cerah.
"Hm? Putri tidur telah bangun, syukurlah aku tak perlu mencium mu." Ucap Bastian mendekat ke arah ranjang.
"Astaga, apa dia terkena sindrom gay akut? Tak heran jika dia adalah kaka Archie." Bastian menatap lurus ke arah Cassmire. Matanya memancarkan banyak pertanyaan.
Archie menutup jalan Bastian untuk lebih dekat dengan Cassmire. Ia mengerutkan keningnya, seakan seekor anjing yang setia yang tak ingin tuannya terluka.
"Maaf, tapi Cassmire tak bisa diintrogasi tentang masalah di kantin sekarang, ia sedang sakit!" Ucap Archie penuh penekanan. Bastian hanya melihat datar ke arah Archie. Ia menepuk nepuk pundak Archie seraya tertawa kecil.
"Tenang saja, aku hanya ingin melihat, apakah putri salju kita sudah bangun belum." Ucapnya dengan senyuman di wajahnya. Astaga, jika saja ia lahir di dunia modern, ia pasti akan menjadi idol top!!
"Ah maaf ... Aku tak bisa bahasa isyarat, kau jadi tidak tahu apa yang kukatakan." Sambungnya dengan senyum penuh kesombongan.
"Astaga, apa dia sudah gila?"
Tbc ...
Perubah genre datang guys🫵
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Pembawa Sial Keluarga Duke {How to Use A Protagonist}
Fantasy"Sial, tubuh ini benar benar lemah ..." Setelah kematian nya, pria berumur 38 tahun masuk ke tubuh anak berusia 15 tahun yang bernama Cassmire Mostrow. Cassmire adalah salah satu karakter pendukung dari novel 'Make Me King' yang namanya disebut hany...