Setelah Naura bertengger di belakang Motor Sport milik Jaigar, Jaigar segera menyalakan mesin, dan motornya meraung menjadi hidup.
Angin mengacak-acak rambut Naura saat Motor Jaigar merobek jalanan kota. Jaigar memimpin, melaju dengan percaya diri melalui lalu lintas.
Saat mereka berkendara, Jaigar memulai percakapan, mencoba mengalihkan pikiran Naura yang Jaigar pikir mungkin masih mengingat ucapan pedas dari Yuna.
Jaigar sedikit berteriak di tengah deru mesin saat motornya melaju kencang. "Gimana? Apa lo bisa bertahan di rumah itu?" tanyanya, melirik ke balik bahunya untuk memeriksa Naura.
"Ya, mau gimanapun juga gue harus tetep bertahan."
Mendengar tanggapan Naura, Jaigar tertawa kecil. "Semangat banget, ya," katanya, nadanya ringan tapi mendukung. "Pegangan erat-erat, oke?"
"Kenapa?"
Jaigar merasakan cengkeraman Naura mengencang di sekelilingnya saat dia melanjukan motornya dengan kencang melalui kota. Sebagai tanggapan, dia berseru, "Kenapa lo erat banget megangnya?" Jaigar terkekeh lagi.
"Kan, lo yang nyuruh gue buat pegangan erat?"
Jaigar tertawa terbahak-bahak dan mengangguk. "Oh, iya bener. Gue, kan, nyuruh lo pegangan erat, ya!" akunya, sedikit kesombongan mengikat suaranya.
"Tapi jangan erat-erat gini juga kali," godanya.
Naura segera melonggarkan pelukannya. Dia sungguh tidak menyadari itu.
Jaigar merasakan cengkeraman tangan Naura mengendur, mengikuti peringatannya yang lucu. Namun, percayalah, Jaigar diam-diam menikmati perasaan lengan Naura di sekelilingnya.
Dan Jaigar diam-diam meratap saat lengan Naura mengendur, sedikit kekecewaan tersembunyi di balik seringainya. Tapi dia dengan cepat mengabaikannya, memfokuskan kembali pada jalan dan sensasi perjalanan.
"Lo mau bawa gue ke mana?" tanya Naura.
Jaigar terus menavigasi motornya melalui jalan-jalan kota, dengan mudah masuk dan keluar dari lalu lintas.
Menanggapi pertanyaan Naura, dia berteriak di atas bahunya, "gue punya kejutan buat lo."Jaigar membuat kata-katanya tidak jelas, sengaja supaya Naura bertanya-tanya ke mana dia akan membawanya.
"Jangan bikin gue penasaran!" ucap Naura agak jengkel.
Jaigar terkekeh saat mendengar ketidaksabaran dalam suara Naura. Dia tidak bisa menahan diri untuk menggoda Naura lebih jauh.
"Gue tahu lo suka panik," jawabnya, nadanya dicampur dengan sarkasme yang lucu.
"Apa, sih, maksud lo?"
Jaigar tersenyum pada reaksi Naura, Jaigar menikmati cara dia bisa membuatnya marah.
"Serius, Nau. Percaya aja sama gue, lo bakal suka sama kejutan ini."
Terlepas dari rasa ingin tahu yang tertanam di diri Naura, Naura memutuskan untuk mempercayai jaminan samar dari Jaigar. Jadi, Naura mengikuti jejak Jaigar yang terus mengemudikan motornya melalui kota.
Saat perjalanan berlanjut, tiba-tiba saja Naura merasakan kegembiraan dan antisipasi Naura meningkat, ia sangat penasaran kejutan apa yang Jaigar miliki untuknya.
Setelah beberapa saat, Jaigar akhirnya membawa motornya untuk berhenti. Dia mematikan mesin dan menoleh ke arah Naura, senyum nakal terbit di wajahnya.
"Kita sudah sampai," katanya, menunjuk ke arah gedung di belakangnya. "Coba liat!"
Naura mengalihkan pandangannya untuk mengikuti gerakan Jaigar dan sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat.
Bangunan di belakangnya adalah galeri seni kelas atas yang semarak, dengan eksterior modern dan elegan. Naura lalu berbalik kepada Jaigar dengan tatapan bingung. "Kenapa ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love | Perjodohan
Ficțiune generalăPernah mendengar atau melihat pernikahan yang dipaksakan hanya untuk kepentingan bisnis, kekuasaan, politik, dan lainnya? Naura Asteria dan Jaigar Dharmendra mengalaminya. Bagaikan bidak di papan catur, mereka hanya dijadikan sebagai aset, sebagai...