Ddrrtt! Ddrrtt!
Ponsel Farrel yang berada di meja makan pun berdering, membuat dia kembali melangkah ke sana.
Dan mengangkat panggilan itu.
"Ya, hallo." ucapnya terdengar serius.
"........"
"Ah- Ya Ayah, setelah ini aku akan pergi ke perusahaan."
"........"
"Aku mengerti Ayah." Farrel memutuskan sambungan teleponnya, lalu menaruh kembali ponsel nya di atas meja. Sehingga Kayanna yang berada di belakang terlihat penasaran.
"Barusan Ayah menelepon, dan berkata bahwa rapat dengan Divisi Teknologi akan di ada-kan pagi ini. Sepertinya aku harus segera pergi."
"Kamu bilang tadi, kalau telat gapapa. Kamu kan Direkturnya." sindir Kayanna, membuat suaminya terkekeh pelan lalu melangkah mendekati istrinya.
"Benar, tapi sayangku jika Ayah yang memberi perintah tentu saja aku takut. Dia kan masih CEO diperusahaanku." Farrel kembali memeluk tubuh Kayanna menyandarkan dagu miliknya di bahu sang istri.
"Tapi aku lebih takut, kalau harus kehilangan mu."
"Sungguh?" balas Kayanna menaikan satu alisnya.
"Apa wajahku terlihat sedang berbohong?"
"Kkk- tidak." Kayanna membalas pelukan dari Farrel lalu memberikan usapan lembut pada bahu suaminya.
"Sana, pergi mandi dulu."
"Siap! Nyonya." Farrel memberikan hormatnya pada Kayanna seolah dia sedang mengikuti kemiliteran.
Tentu saja mendapati hal itu, Kayanna kembali tertawa lalu menatap ke arah punggung suaminya yang kini sudah berlalu pergi.
"Aku akan menyiapkan pakaian untukmu." teriak Kayanna saat Farrel menaiki anak tangga, menuju kamar mereka.
"Ya, sayang." balas Farrel ikut berteriak.
Sekarang Farrel sudah rapih dengan setelan jas-nya, Kayanna pun membantunya dengan membawa tas kantor milik Farrel yang berisi berkas-berkas perusahaan.
"Aku pergi dulu ya." Farrel memberikan kecupan lembut pada dahi Kayanna, lalu berbalik melangkah menuju mobil miliknya yang terparkir di halaman.
"Farrel, tunggu dulu." sela Kayanna membuat kedua kaki Farrel terhenti dan kembali menoleh ke arah istrinya.
"Dasi mu." Kayanna mengangkat dasi hitam yang belum terpasang di leher Farrel, sehingga itu membuat dia terkekeh lalu kembali melangkah menghampiri Kayanna.
"Kkk, aku lupa."
"Ya.. kamu memang pelupa, dengan ulang tahun pernikahan kita saja kamu lupa."
"Ulang tahun pernikahan?" Farrel mengerutkan dahinya, berusaha mengingat ulang tahun pernikahan mereka.
"Eoh? hari ini ulang tahun pernikahan kita ya." sambung dia, mengingatnya.
Sedangkan Kayanna tak menjawab, dia hanya sibuk memasangkan dasi itu ke leher suaminya.
"Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi. Selamat hari pernikahan kita yang ke satu tahun, aku harap selamanya kamu berada disisiku." Farrel menunduk, memperhatikan wajah Kayanna yang kini memperlihatkan senyum manisnya.
"Selamat hari pernikahan kita juga, aku mencintaimu Kakak Farrel." balasnya, sembari membersihkan sisi bahu Farrel.
Mendengar Istrinya yang memanggil dia dengan sebutan 'Kakak' membuat Farrel sangat gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Palsu
Roman d'amourKayanna Sherly Andriansyah menjalani kehidupan pernikahannya dengan sangat sempurna selama setahun, meski dia hanyalah seorang cucu tiri yang tidak di anggap oleh Keluarga Andriansyah yang merupakan keluarga terpandang di kalangan atas. Tetapi dia m...