Bab 8 : Mengatur Pertemuan

6 2 1
                                    

Farrel menikmati makanan penutup yang di bawakan oleh Kayanna untuknya, ia telah selesai melakukan makan siangnya setengah jam lalu.

Memang kalau di pikir-pikir masakan Kayanna selalu cocok di lidahnya, semuanya enak-enak termaksud salad buah yang Kayanna bawakan hari ini.

Tidak terlalu asam, tidak terlalu manis, semuanya terasa pas. Bahkan buah-buahnya pun masih terasa segar.

“Bagaimana cara kamu membuatnya.” bisik Farrel pada diri nya sendiri, dia saja belum pernah sekali pun memakan masakan Lunna. Meski mereka telah berpacaran sangat lama.

Tok! Tok! Tok!

“Ya, masuk.” teriak Farrel dari dalam.

Seketika seorang wanita pun masuk dengan banyak berkas di tangannya dia adalah Sekretaris Farrel yaitu Raisah.

“Ada apa Raisah?”

“Direktur kami telah menemukan jadwal keberangkatan anda, di akhir pekan minggu ini Tuan Muda Bratawijaya memiliki janji dengan Perusahaan Merekah Abadi yang di miliki oleh kerabat istri anda.”

“Lalu.”

“Jadi kami memutuskan pertemuan anda di minggu ini, sepertinya akan lebih baik setelah pesta perusahaan itu.”

“Jika aku menemui dia setelah pesta perusahaan, bukankah keburu dia kembali ke Bandung.” protes Farrel karena ia menghindari kepergiannya bersama Kayanna ke luar kota.

“Tidak Direktur, karena Tuan Muda Bratawijaya sedang berlibur disini. Mereka telah memberitahu pada kami bahwa dia akan bertemu dengan anda di Hari Senin.”

“Hari Senin.” ulang Farrel memastikan dia tidak ada jadwal janji bersama Lunna.

“Benar, kata Tuan Mahendra anda harus menemuinya karena ini demi masa depan perusahaan.”

Farrel tidak menjawab, dia hanya mengangguk mengerti atas penjelasan sekretarisnya.

“Baiklah, kamu boleh keluar.”

Raisah pamit undur diri dan menutup kembali ruangan milik Direkturnya.

**

“Ini adalah undangan resmi dari Keluarga Andriansyah Tuan Muda.” Andhika memberikan lembaran undangan indah dari Perusahaan Merekah Abadi untuk kehadiran Leonard di acara pesta itu.

“Ya, kamu sudah mengatur jadwal nya bukan.” Leonard berkata tanpa menoleh sedikit pun, sorotan tajamnya hanya berkutik pada sebuah laptop yang berada diatas mejanya.

“Sudah Tuan Muda, Hari Senin depan juga anda akan bertemu dengan Direktur Utama dari Perusahaan Tekno Inovasi. Mereka ingin menawarkan usaha kinerja mereka di bagian arsitektur pada anda untuk pembangunan Hotel anda yang berada di Kota Bandung.” jelas Andhika cukup panjang.

“Anda ingin di wakilkan oleh saya atau anda sendiri yang akan menemuinya.” lanjutnya bertanya.

Leonard pun menghentikan aksinya yang sedang mengetik pada laptop miliknya.

“Direktur Utama dari Perusahaan Tekno Inovasi itu, bukankah menantu dari Keluarga Andriansyah.” bukannya menjawab Leonard justru malah balik bertanya.

“Benar, dia merupakan suami dari salah satu cucu mendiang Tuan Besar Andriansyah.”

“Dulu saat kecil keluarga ku pernah berkata akan menjodohkanku pada cucu dari mendiang Tuan Andrian. Namun saat dewasa aku dengar dia sudah menikah, padahal ada sepakatan diantara mereka. Apakah dia menikah dengan anak itu.”

Lagi-lagi Andhika mengangguk sebagai kebenaran jawabannya, seketika itu pula Leonard tersenyum. Senyum misteri yang penuh menawan.

“Kalau begitu biar aku yang temui, aku ingin tau suami seperti apa yang dia pilih. Aku dengar dia menolak perjodohan ini bukan.”

Cinta Yang PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang