Bab 6 : Membatalkan Janji

5 25 2
                                    

Sedangkan di tempat berbeda Farrel terlihat sedang menunggu kedatangan sang pujaan hati dari dalam mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Begini lah kegiatannya setiap hari, setelah pulang kerja pasti Farrel akan menjemput Lunna lalu mereka akan makan malam bersama dan menghabiskan waktu bersama untuk pergi ke Hotel sampai pukul sebelas malam.

Lalu setelahnya Farrel akan membohongi Kayanna bahwa ia sedang lembur di kantornya, begitulah kegiatan sehari-harinya.

Hanya saja hari ini ia tidak bisa melakukan hal itu, karena malam ini dia harus merayakan ulang tahun pernikahannya bersama Kayanna.

"Hallo sayangku." sapa seorang gadis cantik berambut hitam kelam bergelombang memasuki mobilnya.

"Bagaimana dengan harimu sayang." balas Farrel dengan senyuman tampannya.

"Sangat baik, aku bahkan telah menyelesaikan pekerjaanku dengan baik. Oh iya sayang katanya Perusahaan mu akan mengajak Keluarga Bratawijaya untuk kerja sama?" Lunna memperhatikan wajah Farrel yang kini sedang menyalakan mesin mobilnya.

"Apa itu benar?" lanjutnya mempertanyakan.

"Benar, perusahaan sedang mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan perwakilan dari perusahaan mereka."

Mendengar penjelasan dari Farrel membuat Lunna hanya manggut-manggut mengerti, lalu setelahnya gadis itu kembali bersemangat.

"Sayang! malam ini kita makan sushi di tempat langganan kita yuk." ajak Lunna dengan binar matanya.

"Ah iya, aku lupa bilang sama kamu sayang. Kalau malam ini aku akan mengantarmu pulang lebih dulu, karena malam ini aku akan keluar bersama Kayanna."

"Apa kamu bilang? kamu mau pergi bersama dengan Kayanna? apa kamu udah gak cinta sama aku lagi Farrel." ketus Lunna teramat kesal saat mendapatkan balasan seperti itu dari kekasihnya.

"Bukan, bukan begitu sayang. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita dan aku hanya ingin memberikannya hadiah terakhir itu."

"Untuk apa kamu melakukan itu, lagi pula sejak kapan kamu ingat soal tanggal pernikahan kalian." Lunna mendengus kesal ia melipat kedua tangannya di depan dada seolah tak suka dengan perbuatan Farrel sekarang.

Sebenarnya dari awal taruhan itu ada, Lunna memang tidak pernah menyetujuinya. Apalagi sampai harus menikahi Kayanna selama setahun, gila saja! meski sang kekasih akan mendapatkan suntikan dana saham dari teman-temannya, namun tetap saja ia tak suka.

Lagi pula tanpa saham itu Farrel masih bisa membangun perusahaannya sendiri.

Dia sangat tahu bagaimana kayanya keluarga dari kekasihnya ini.

"Lunna sayang, tolong mengerti ya."

"Kenapa kamu tidak menceraikannya saja! bukannya ini sudah setahun sesuai dengan perjanjian kalian."

"Sayang menceraikan Kayanna tidak semudah itu, apalagi kamu tahu kan. Kalau kedua orangtua ku sangat menyayanginya."

Sial juga, kenapa orangtua Farrel harus menyukai Kayanna. Memangnya apa bagusnya gadis itu, dia hanyalah seorang gadis yang buruk rupa.

"Lunna." panggil Farrel sekali lagi tanpa dapat jawaban apapun dari kekasihnya itu. Wajahnya menekuk kesal dan tak terima.

Jika bukan karena taruhan murahan ini, pasti sekarang dia sudah menjadi istri Farrel.

"Baiklah, aku tidak akan makan malam bersamanya." seru Farrel yang kali ini mengalah karena ia tidak bisa melihat kekasihnya yang terus marah seperti ini, dia tidak mau menyakiti pujaan hatinya.

"Sungguhkah?" Lunna kembali menoleh ke arah Farrel yang sedang sibuk mengemudi, membelah luasnya jalan yang mereka lewati.

"Ya, kita akan pergi menghabiskan waktu bersama."

Cinta Yang PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang