Part 2

5.9K 484 8
                                    

Happy Reading





"Masih gantengan abang gue," ujar Liel singkat

Degg

Semua mata tertuju pada Liel. Inikah Kaviliel Rafalen? Pemuda genit, serta berlaku manja jika berada di samping geng Hard Drive?

"Sumpah lo udah nggak suka sama Zevan?" tanya Zein

"Bodo, kagak nafsu gua ama tu orang. Jijik yang ada," ujar Liel lagi.

Lagi-lagi semua orang di buat bingung.

*****

Kantin saat ini cukup ramai, banyak sekali orang-orang yang menikmati makan mereka. Liel dan Zein datang, mereka berdua memasuki kantin Area di sambut oleh tatapan, penuh tanya oleh siswa-siswi.

"Na, itu geng Hard Drive noh. Gengnya abang lo!" ucap Zein

Liel memutar bola mata malas, dan mengambil tempat duduk di belakang geng Hard Drive.

"Gue pesenin ya? Bentar." ucap Zein

Tatapan Liel datar, ia tak mengubris banyak sekali orang yang mempertanyakan dirinya sebab ia saat ini tidak lagi mencari perhatian geng Hard Drive.

"Itu beneran si manja cuekin kita?" tanya Alex

"Dia beneran berubah apa cuma rencana doang?" gumam Akil

"Aelah, jangan langsung percaya deh. Paling dia bentar lagi nempel sama si boss!" Terang Liam

Sementara Zevan dan Risa juga ikut heran, di balik tatapan takut Risa, terdapat rasa senang sebab Liel sudah tak lagi mengganggu Zevan sang kekasih.

Liel mulai memakan makanannya, ia tak peduli banyak orang yang memperhatikannya dari tadi.

"Lo serius udah move on dari Zevan El?" tanya Zein

"Sejak kapan gue suka Zevan?" tanya Zein balik.

Deggg

Ungkapan itu membuat semua orang terdiam bingung, begitu juga dengan anak-anak Hard Drive.

"What? Jadi selama ini lo ngejar-ngejar Zevan apa? Lo benci banget sama Risa karna Zevan kan? Zevan mantan lo!"

"Terpaksa, gabut gue." ungkap Liel santai.

"Serius lo El?" Zein tak percaya akan ucapan Liel barusan.

"Duh Zein, lo bikin selera gue ilang tau nggak. Ngapain sih bahas dugong kek dia?" gerutu Liel

"Y-ya gue kaget aja."

"Anggap aja gue khilaf kemarin ngejar tu orang, mending sama abang gue, dari pada Siapa tuh tadi? Zetan Zetan itu?"

"Zevann Liell!" geram Zein

"Nah itu,"

Zein hanya menggeleng, ia bersyukur jika Sahabatnya itu sudah sadar.

Di sisi lain, anak-anak Hard Drive di buat bingung dengan ungkapan Liel tadi. Apa katanya? Gabut? Ckckckkk!

"Gabut doang anjir, kacian banget bos lo kil," ujar Alex

"Eee bos lo juga!" sentak Akil

Sementara Alvaro dan Rehan hanya diam. Dalam hati mereka sangat senang akan perubahan Liel yang begitu drastis.

****

Di rumah , ia memarkirkan mobilnya, memasuki area rumah dan di sambut oleh temen-temen abang nya.

Jam menunjukkan pukul 17:20 menit, mendekat maghrib dan Liel baru pulang dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Ia juga sudah minta izin sama Laura dan Danzo untuk pulang lama hari ini.

"Liel? Dari mana?" tanya seorang gadis yang duduk di kerumuni 6 orang pria tampan di sampingnya.

Liel tak menanggapi, ia berjalan dengan tatapan datar dan sorot mata dingin ke depan.

"Liel, kok diam aja? Liel nggak baik loh pulang sore gini, udah mau maghrib lagi." Risa menekan ucapannya dengan nada polos.

"Liel! Risa ngomong sama lo!" sentak Liam kasar.

"Lo ngomong sama gue?" tanya Liel

Degg

Liam tersentak mendengar ucapan Liel dengan suara dinginnya.

"Lo udah berani skarang? Hah?!" bentak Liam

"Masih mending Risa perhatian sama lo, syukur syukur tuh dia masih perhatiin lo! Lo kan haus perhatian!" ujar Akil

Liel berhenti, ia membalikkan tubuhnya mendekati para lelaki itu.

"Butuh kaca? Di kamar gue besar, lo bisa sepuasnya ngaca di sana. Mau?!" ucap Liel dingin.

"Aku cuma nanya Liel." Risa mengubris sembari memegang lengan Zevan.

"Bedanya sama lo apa? Bitch, cewek sendirian di kelilingi 6 cowok sekaligus? Bangga lo? Menurut gue sih, kek sampah yang di kerumunin lalat." setelah mengucapkan itu Liel melangkah pergi.

"Kurang ajar banget tuh mulut! Berani beraninya lo ngatain Risa?!" bentak Liam kasar.

"Liam Archelius! Gue nggak kenal lo! Jadi jangan sokab sama gue!" ucap Liel penuh penekanan.

"Lielll!" teriak Liam

"Jangan bentak Liel, Liam! Liel masuk!" ujar Alvaro dingin.

"Tapi bang dia ud-"

"Masuk Liel!"

"Ck, lo juga nggak usah sokab sama gue!" ucap Liel dingin.

Sungguh, hal inilah yang di tunggu-tunggu oleh seorang Rehan. Rehan tersenyum melihat perubahan drastis Liel.

"Hiks, Liel kenapa bentak aku gitu, hiks..." lirih Risa

Zevan memeluk gadisnya itu, dengan tenang ia mengusap lembut rambut Risa.

"Liel, keterlaluan Zev! Dia udah brani ngatain Risa!" ucap Akil

"Nggak ada yang salah, mungkin karna dia udah capek lo semua suka ngatain dia juga, capek sama semuanya. Jangan salahin dia kalo dia berubah, salahin diri lo semua karna udah keterlaluan juga sama Liel." terang Rehan si pria dingin.

Semuanya menatap Rehan bingung, baru kali ini seorang Rehan mengeluarkan kalimat sepanjang itu hanya untuk membela Liel.

"Lo ngebelain dia?" tanya Rian.

Rehan mengangkat bahunya acuh, sementara Alvaro yang sedari tadi diam pun juga sepemikiran dengan Rehan.

"Halah, drama dia mah! Kita lihat sampe mana dia bertahan dengan permainannya sendiri." ujar Liam

"Lo pikir pentas seni? Pake drama segala." suara dingin itu kembali terdengar dari arah tangga.

Liel menatap satu persatu pria di depannya ini.

"Nggak usah sok tau tentang, gue! Gue sama sekali nggak tertarik sama lo pada, terutama lo!" tekan Liel ke arah Zevan.

"Jijik gue liat muka lo!" ucapnya lagi kemudian pergi ke arah dapur.

Zevan tersentak kaget mendengar ucapan Liel tadi, seakan tertusuk duri hatinya begitu sakit mendapati sikap Liel yang dulunya manja dan selalu mengejarnya kini malah berbalik benci padanya.







Tbc....

Typo tandain....

How's Zevan?

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang