Part 12

3.2K 347 29
                                    

Happy Reading



Kini tersisa, Liel dan Alvaro. Yang lainnya masuk, biasalah ngumpul-ngumpul gak jelas. Liel menghela nafas kasar, membosankan.

"Bang!" panggil Liel

Alvaro hanya berdehem kecil, sembari memainkan anak rambut Liel dengan cara melilitkannya di jari.

"Gue kan udah maafin lo nih," ucap Liel

"Hmm?"

"Nah gue skarang bosen, pengen keluar jalann!"

"Hm?"

"Pengen makan bakso!"

"Hm?"

"Jajan permen kapas,"

"Hm?"

"Duh jadi ngiler, jadi laper lagi. Pengenn cilookkk!"

"H'mm?"

"Dan yaaaa! Hari ini ada pasar malam kan? Kitaa ke sana yukkk!" ujar Liel antusias.

"Nggak!" jawab Alvaro

"Ihhhsss! Kok nggak? Dari tadi lo ham hem ham hem doangg! Pokoknya lo harus ajak gue kesana titik!" final Liel tanpa bantahan.

"Nggak, Liel!"

"Oh yaudah, kalo gitu gue gak jadi maafin lo!" Liel  melipat tangannya ke dada, kemudian membuang pandangannya ke arah lain.

Mendengar hal itu, Alvaro berdecak kesal.

"Ck, yaudah siap-siap sana!" ucap Alvaro

Liel tak menanggapi, ia berlari memasuki rumah untuk mengambil hoodienya. Yang di lewatinya hanya menatap heran, begitu juga dengan Rehan.

Alvaro juga ikut masuk untuk mengambil Dompet dan ponselnya. Setelah itu ia kembali menunggu Liel di ruang tamu.

"Kenapa tuh si manja lari lari kek di kejar anjing?" tanya Rian

Alvaro menatap tajam Rian,

"Tuh, datang lagi dia." sosor Rian saat melihat kedatangan Liel dengan berlari kecil menuruni tangga.

"Abaang ayokkk! Gue udah siap!" ucapnya dengan senyum mengembang.

Liam dan Zevan menatap heran, bingung. 'Abang?' apa mereka sudah baikan? Atau hanya akal-akalan Liel untuk mendapat perhatian?

"Napa lo ngeliatin gue?" gertak Liel

"Kemana lo? Jangan-jangan lo mo ngajak bang Varo ngejalang ya?" tanya Liam

"Gue ngeraguin kelakian lo deh, Liam. Jangan-jangan lo nge cosplay jadi mimi? Makannya banyak bacot, mulut lo lemes  banget kek cewek!"

Pffftttt

Rehan menahan tawanya agar tak pecah, ada-ada saja Liel ini.

"Lo?! Emang dasarnya Jalang nggak punya Etika!" bentak Liam

"Serah lo deh, Liamnjing! Udah yuk bangg pergi, males ngadepin boneka santet kek mereka!" ucap Liel

Alvaro terkekeh kecil, tangannya di tarik oleh Liel menuju parkiran. Kali ini mereka menggunakan mobil.

"Keknya Bang Varo udah mulai terpengaruh deh sama si Jalang!" tukas Angel

"Pinter juga tu manja,"

Rehan menggeleng, sampai kapan mereka termakan omongan para gadis di depan mereka ini?

*******

"Abaangg kesanaaa yuuukkk!" ajak Liel ke arah permen kapas.

Alvaro hanya mengikuti saja,

"Bangg beliinn! Cepetan duaaa!" pinta Liel

Dari kapan Liel jadi cerewet dan banyak mau seperti ini? Oh ya jangan lupa! Ia selama dengan Abang kandungnya di kehidupannya dulu, Bang Renza sering memanjakannya.

"Bang, dua." ucap Alvaro di angguki sang mas-mas penjual.

Setelah jadi, Alvaro memberikan Permen kapas itu pada Liel. Mata Liel berbinar seketika, dalam dua kali lahapan satu permen kapas habis.

"Buset, dek! Mulut lo ke pintu kulkas, masuk semua!" sosor Alvaro

Liel tak peduli, ia masih asyik memakan permen kapasnya. Setelah itu ia beralih ke tukang jual cilok.

"Bang, sepuluh yaaa! Yang pedesss, pedess bangett!" ucap Liel

"Manis bang, jangan pedes!" potong Alvaro

"Ihhh?! Nggak yang pedes bangg!"

"Nggak!"

"Duh den, jadi pedes atau manis ini?" tanya si penjual bingung.

"Campur mas!" finis Alvaro

Beberapa saat, Alvaro meminta Liel untuk duduk di bangku sebelah penjual cilok itu, karena ia ingin pergi ke toilet dulu.

Namun, tak lama, seseorang berhoodie hitam, dengan penutup kepala juga ikut duduk di samping Liel.

"Abang lo mana?" tanya pria itu.

Degg!

Liel melotot kaget, siapa pria ini?

"L-lo? Lo tau dari mana abang gue?!" tanya Liel

Pria itu terkekeh, ia membuka penutup kepalanya, tersenyum ke arah Liel memperlihatkan lesung pipinya.

"L-lo? Lo ngapain di sini? Lo ngikutin gue sama bang Varo? Pliss gue males debat! Lo jangan nuduh gue ngejalang dong! Gue di sini bareng bang Varo buat refresh!" sarkas Liel pada orang itu.

Akil terkekeh, ia sebenarnya juga tak ingin mengatakan hal itu.

"Nggak, gue nggak bakal ngomong yang nggak nggak, tenang aja!" ucapnya

Liel tersentak kaget, bukankah Akil? Membencinya? Mengapa satu-persatu Anggota Hard Drive mulai baik padanya?

"L-lo? Jangan bilang lo punya rencana jahat?!"

"Lucu lo begitu!" Akil menoyor kepala Liel. Sedangkan yang di toyor hanya diam kaget.

Apa ini? Perasaan Liel tak enak sekarang, ia malah merinding melihat senyuman Akil yang memperlihatkan lesung pipinya itu.

Liel masih setia memakan Ciloknya, sembari menunggu Alvaro.

"Bang, lo lama banget sih! Nih ada psikopat di samping Gue bang, kek siap nerkam Gue!" batin Liel seraya memejamkan mata dengan mulut penuh cilok.

Tanpa sadar, pria di sampingnya itu tersenyum melihat tingkah Liel yang menggemaskan.

Dalam pikiran Liel, mengapa baru sekarang ia merasa bahwa ada yang janggal? Dengan keadaan sekarang?

*******

Tbc....

Typo tandain.....

Lagi baik hati aing😌🗿

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang