Part 6

8.6K 690 7
                                    

Happy Reading









Angel yang merasa di cuekin pun hanya mendengus kesal, sementara Liel? Pemuda itu tersenyum getir kemenangan.

"Kalo begini terus, mama sama papa akan bawa Liel ke mansion!"

Deggg

Alvaro yang mendengar itu dengan cepat kilat membantah solusi dari sang Mama.

"Nggak Mah! Liel masih aman di sini!" tolak Varo

"Aman apa? Aman dengan caci maki kamu dan Liam?" tanya Laura

"Biar Varo yang memperbaikinya Mah, biarin Liel di sini!" lirih Alvaro

"Terserah, sampe Papa sama Mama dengar kamu ngelukain Liel! Terutama kamu liam?! Mama nggak akan segan-segan buat cabut semua fasilitas kalian, dan bawa Liel ke Mansion!" tegas Laura

Sementara Danzo hanya diam mengangguk, rupanya istri nya itu sepemikiran dengannya.

*****

"Pagi anak-anak!" sapa seorang guru.

Semua menjawab antusias. Namun tidak dengan pemuda yang duduk di sebelah Zein itu, ia rasanya mengantuk terlebih lagi pelajaran Fisika.

"Liel!" panggil Zein

Liel tak menjawab, ia justru menutupi wajahnya dengan tas hitam miliknya.

"Liel! Pak Bambang liatin kamu! Bangunn!" tegur Zein

"Pakk! Leil ijin ke UKS!" ucap Liel

Zein melotot tak percaya, bukankah pemuda itu sehat-sehat saja?

"Kamu sakit apa Liel?" tanya pak Bambang.

"Pusing pak, mual. Masuk angin keknya, aduh pak kepala sayaa!" ucap Liel histeris.

"Ya sudah pergi istirahat!" ujar Pak Bambang.

Liel berbinar, akhirnya ia tak akan mendengar rumus-rumus fisika yang nantinya akan membuatnya tertidur.

Hingga sampai di UKS, Liel segera merebahkan tubuhnya di atas brankar. Ia menutup matanya, kemudian tertidur.

Jam menunjukkan pukul 09:45 tandanya istirahat. Suara bel juga sudah di bunyikan.

Klekkk

"Liell! Bangunnn!" teriak Zein menggema.

Liel menggeliat, "napa sih Ze? Ganggu aja tau nggak!" tukas Liel

"Bangunnn! Ini udah istirahat! Lo nggak sakit kan? Iya kan? Ngaku loo!" teriak Zein

"Tau aja lo!" Liel cengengesan.

"Ini gue bawa lo makanan! Di makannn! Abis itu kita ke lapangan basket okey?"

Liel meraih paperbag itu kemudian memakannya. Namun apa katanya? Ke lapangan basket? Untuk apa?

"Btw ngapain ke lapangan?" tanya Liel

"Ngamen, ngeliat anak-anak Hard Drive tanding basketlah! Ntar gue beliin es krim!" ucap Zein di angguki malas oleh Liel.

******

"Duh anak-anak  Hard Drive jago nya!" ucap Zein

Liel tak menanggapi, ia asyik memakan es krimnya.

"Yuhuu Liam! Ya ampunnn semangat calon PACARR!" teriak seorang gadis di samping Liel dan Zein.

"Ck,dia lagi!" batin Liel

"Lo nggak nyemangatin Zevan Ris? Secara kan lo PACARNYA!" teriak Angel seakan memanasi Liel.

Dihh di kira Liel peduli kali?

"Berisik lo cabe!" ucap Zein kesal.

Liel tak mengubris, ia justru lebih asyik memakan eskrimnya.

"Lielll awassss!"

Bruukkkk

Basket itu mengenai wajah Liel, namun Risa juga ikut terbanting. Mengapa? Karena ketika Bola itu mengarah padanya, Liel ingin menghindar, namun sayang tubuhnya ikut mengenai Risa.

Tapi,, Risa? Gadis itu tak apa-apa karena Risa saat ini jatuh di pelukan Alvaro.

"Bangsat!" umpat Liel

"Lo bisa main nggak hah?! Lo sengaja lempar bolanya ke gue iya?" bentak Liel kasar.

"Liel, Bang Liam nggak sengaja itu!" ujar Risa

"Lo diem bangsatt!" sentak Liel

Liam yang mendapati amarah Liel pun terdiam. Dimana Liel yang selalu mendunduk ketika di bentak? Kemana Kaviliel yang dulu?

"Lebay lo, kena bola doang!" ucap Liel

"Setan emang lo! Gada otak!"

Bughhh

"Lo gila hah?!"

Liam meringis kala bola itu kini mengenai kepalanya.

"Liel, hidung lo!"

Degg..

Liel menyentuh hidungnya, darah segar itu kini mengalir membasahi telapak tangannya. Semua menatap sendu kasihan pada Liel, sementara masih ada yang kaget kala Liel membentak abangnya sendiri.

"Kita ke UKS!" ajak Zein

Zein merangkul Liel menuju UKS. Tatapan Liel terlihat marah ke arah Alvaro yang lebih memilih melindungi Risa.

*****

Bisa tidak sehari saja Liel hidup tenang tanpa ada drama seperti ini?

Tbc......

Typo tandain.......

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang