Part 4

5.5K 441 3
                                    

Happy Reading

















"Liel! Maksud lo apa hah?! Gue Abang lo!" bentak Liam.

"Selain tuli lo juga pelupa ya? Sejak kapan gue jadi adek lo? Abang gue cuma Bang Galak doang! Selebihnya bukan NGERTI?" ucap Liel penuh penekanan.

Degg

Liam terdiam. Ada rasa sakit di hatinya kala Liel tak menganggapnya. Mengapa sedih? Bukankah dulu ia sangat membenci Liel?

Flashback

"Bang, nanti berangkat bareng Liel ya bang?" 𝘶𝘫𝘢𝘳 Liel.

"Nggak sudi gue berangkat sama sampah kek lo!" Tolak  Liam mentah-mentah.

Liel hangar bisa menundukkan kepala nya.

"Bang Varo, bareng sama Liel ya? Liel gak ada tumpangan, soalnya ban mobil nya bocor, kalo Liel nunggu pasti lama nanti telat."

Alvaro hanya menatap dari atas ke bawah, tampilan yang seperti perempuan yang mambuat nya Malu.

"Gue bareng adek gue, Risa. Lo bisa naik taksi!" Dingin Alvaro.

Degg

Sudah bukan hal mengejutkan lagi,  sudah pasti mereka akan memprioritaskan gadis bernama Risa itu.

"Abang kenapa selalu meduliin benalu itu?"

"Karna dia adik gue!"

"Adik abang itu Liel! Bukan dia! Dia cuman rongsokan  yang di pungut di berlian Kan sama kalian!Bentak Liel.

"Liel! Jaga omongan lo!" Bentak Liam

Flashback off

"Adik lo, RISA BUKAN GUE LIAM ARCHELIUS!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Liel berlalu pergi meninggalkan kelas. Liel begitu membenci suasana seperti ini, di mana Risa selalu saja mengambil kesempatan ia tau bahwa anak-anak Hard Drive akan selalu memihaknya.

*****

"Lo tadi keren banget sumpah, El!" seru Zein

"Biasa aja," sahut Liel dingin.

"Lo dapet keberanian dari mana sampe nampar Zevan gitu El? Sumpah gue kaget banget!"

"Gue emang berani, cuma kemarin di pelet aja ama tu orang."

Zein melotot tak percaya, apa katanya? Di pelet?

"Whattt?! Lo serius El?" tanya Zein kaget.

"Serius amat lo, udah ah makan dulu males gue bahas Dugong mulu!" ucap Liel

*****

Pulang sekolah, Liel lagi-lagi datang pada pukul 17 lebih. Entah sengaja atau memang di sengajakan, jujur saja ia sangat malas jika harus melihat wajah-wajah para boneka santet itu.

"Gak di sekolah, di rumah kenapa harus ketemu mereka sih?" gerutu Liel kesal.

Klekk

Pintu di buka, terlihat 6 orang pria sedang asyik berbincang dan memainkan ponselnya. Tak lupa si benalu alias Risa pasti tak ketinggalan. Tapi, siapa gadis di sebelah Risa itu? Ia baru melihatnya berkumpul dengan anak-anak Hard Drive.

"Oh jadi ini, jalang sampah yang sering ngebully lo Ris?" ucap gadis itu.

"Ih Angel! Gak boleh gitu!" tegur Risa

"Emang bener kok, abang-abangnya aja nggak nganggep dia!" Lagi-lagi Angel menyindir.

Liel berhenti tepat di hadapan mereka, sembari tersenyum sinis.

"Mulut lo bau neraka, mau cepet-cepet ke sana Angel?" tanya Liel

"Liel, masuk!" tekan Alvaro

"Nggak usah sok ngatur gue! Kita nggak kenal!" ucap Liel dingin.

Alvaro hanya bisa menghela nafas kasar. Ia memang ingin adiknya itu berubah, tapi bukan seperti ini juga. Ini sudah berlebihan.

"Biarin ajalah bang, orang kek dia emang nggak punya etika!" semprot Liam.

"Butuh kaca?" Liel memutar bola mata malas, ia memilih untuk pergi ke kamarnya saja.

"Dia benar-benar berubah, Liam!" ucap Alex geleng-geleng.

Di kamar Liel merebahkan tubuhnya seraya menatap langit-langit kamarnya. Setelah ia membaca buku Diary sangat pemilik tubuh, memang Kaviliel Rafalen di kenal dengan kelakuannya yang suka sekali membully Risa.

Bukan tanpa sebab, melainkan Risa yang merebut posisinya sebagai anak kesayangan Hard Drive akibat salah paham di mana gadis itu jatuh dari tangga sekolah yang dimana hanya ada dirinya dan Risa di sana.

"Gue males gini, ya kali gue yang gak tau apa-apa harus kena imbasnya bangsat emang!" pekiknya.







Tbc.....

Typo tandain....

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang