Part 7

5.5K 446 6
                                    

Happy Reading











"Ssshhhh...." Liel meringis.

Sakit sekali rasanya, wajah cantiknya kini terlihat memar kebiruan di tulang sudut bibirnya.

"Gilaa, baru aja gue keluar UKS, sekarang masuk lagii!" ucap Liel

Zein memutar bola mata malas, "makannya jangan bohong soal sakit, kan jadi kenyataan! Lagian gue kesel juga sama abang lo noh! Pen gue lempar ke lava gunung merapi tau nggak!" kesal Zein

Liel tak menanggapi, ia masih sibuk mengolesi salep ke wajahnya.

Klekk

Pintu UKS di buka. Terlihat Alvaro, Liam, Zevan, Rehan, Rian tak lupa si benalu Risa dan Angel masuk di dahului Alvaro.

"Masih sakit?" tanya Alvaro

Alvaro menyentuh wajah Liel, terlihat raut wajah khawatir di wajah pria itu.

"Ck, gak usah sentuh gue!" ucap Liel dingin.

Ia lekas menipiskan tangan Alvaro.

"Heh! Masih mending Bang Varo perhatian sama lo!" tukas Liam dingin.

Liel melirik tajam Liam, hey? Siapa yang meminta perhatian mereka? Liel bahkan tak ingin melihat keberadaan para boneka santet itu di sini.

"Iya Liel, Bang Varo tuh khawatir sama kamu."ucap Risa yang saat ini tengah bergalut manja di tangan Zevan.

"Duh ngapain sih perhatian sama dia Ris? Biarin ajalah!" semprot Angel

"Keluar! Enek gue liat muka lo semua. Jijik!" tutur Liel

Zein mengangguk, "Noh pergi keluar sana! Ganggu aja!" ucapnya

"Kita ke rumah sakit Liel, luka kamu perlu penanganan!" ujar Alvaro

"Gue gak butuh! Sanaaa!" tolak Liel

Alvaro hanya menggeleng, bagaimana ia membiarkan adiknya dalam keadaan seperti ini? Eh sejak kapan Alvaro menganggap Liel adik?

"Dan lo! Gue tandain muka lo Liam! Gue udah peringatin lo dari kemarin nggak usah ngurusin gue! Gue udah nggak mau lagi kenal lo pada, kalo lo semua nganggap gue jauhin lo semua cuma karna drama biar kalian peduli, lo semua salah besar!"

"Jangan kan ngeliat, denger suara lo semua aja gue enek! Jadi mending lo pergi dari sini!" terang Liel

Ucapan pemuda itu seakan luapan hati yang selama ini ia tahan.

"LIEL!"

"LIAM! KELUAR DARI SINII BANGSATTT! LO GA ADA HAK BENTAK GUE ANJINGG!" Suara Liel menggelegar di ruangan itu.

"El, ini UKS. Jangan teriak teriak!" tegur Zein

"Mending lo semua keluar aja! Liel tuh udah gak mau ngeliat kalian lagi!" sambung Zein

Zevan menatap sendu Liel, ada apa dengan pemuda yang selalu mengejar cintanya itu? Mengapa pemuda itu sangat berubah?

"Liel, abang kecewa sama kamu! Kamu berubah Liel!" tutur Alvaro

"Lo nanya kenapa gue berubah? Mikir bangsat! Satu lagi! Liel yang dulu udah mati! Gue bukan adik lo ataupun Lo!" sentak Liel tajam pada Liam.

Sakit di sertai keterkejutan yang luar biasa, itulah yang di rasakan Alvaro dan Liam.

Dari pada menambah masalah, mereka memilih untuk pergi dari sana. Sungguh amarah Liel kali ini tak terkendali.

Di belakang, Zevan menyisakan diri, sebelum ia pergi ia menatap ke arah Liel yang terlihat acuh.

"Lo bukan Liel yang gue kenal!" tegas Zevan

"Liel udah mati, buang jauh-jauh kepedean lo tentang gue, gue udah gak punya perasaan lagi sama lo!" ucap Liel dingin.

*****

Di kamar pemuda itu mengompres wajahnya dengan kain yang di rendam es batu. Sungguh boneka santet itu membuat muka nya terlihat menyeramkan.

"Sumpah gue pengen balik lagi ke dunia gue! Ya kali cuma karna nabrak tembok gue sampe transmigrasi gini," gerutu Liel

"Huaaa Mommyyyy Liel mau pulang, kangen bang Elangg kangen balapannnn huaaa...." teriak Liel di kamarnya.

Untung saja kamarnya kedap suara.

Memang dulu Liel sebelum bertransmigrasi, ia adalah raja jalanan yang terkenal bar-bar. Ia meninggal karena kecelakaan balapan pada malam itu.

"Kalo gue di sini trus tubuh gue gimana? Masa meninggoy? Ya kali juga gue selamat orang pala gue kena beton!" ucapnya lagi.

Kehidupannya sekarang jauh berbeda dengan kehidupannya dulu.

"Tujuan hidup gue skarang ngabisin duit bokap okeyy?" ucapnya penuh semangat.

*****

Pukul 18:43 Liel menunggu keberadaan sang Abang tertuanya. Entah mengapa ia sangat merindukan Galaksi.

"Bi! Abang udah ada?" tanya Liel pada Bi imah.

"Sudah tuan muda, baru pulang." sahut Bi imah

Liel dengan antusias segera turun untuk menemui sang Abang. Namun, Lagi-lagi ia harus bertemu dengan para boneka santet di ruang tamu.

"Kemana lo?" tanya Liam

"Liel di tanyain tuh!" ucap Risa

Liel memutar bola mata malas, sudah berapa kali ia mengatakan jangan mengaturnya, dan mengurusnya. Memang tuli!

"Abangg!" seru Liel mendekati Galaksi.

Galaksi yang baru sampai itu terlihat bingung melihat adiknya kini tengah memeluknya.

"Kenapa hmm?" tanya Galaksi

"Gak papa, kangen aja hehe!" ucapnya

Seisi ruangan itu terlihat bingung, namun tidak dengan Alvaro. Rasanya ia iri melihat kedekatan Liel dengan abang tertuanya itu. Ia juga ingin menggandeng bahkan memeluk sang adik.

"Wajahhnya kenapa lebam gini?" tanya Galaksi

Degg

Mampus, ia lupa dengan wajahnya yang kini terlihat memar kebiruan akibat bola basket tadi.
Cepat-cepat Liel menutup mulutnya untuk menutupi lebam itu.

"Kena pintu tadi hehe,"

Deggg

Liel berbohong? Liam terkejut, ia kira Liel akan melaporkan kejadian tadi pada Galaksi. Galaksi merangkul Liel, berjalan melewati beberapa anak muda itu.

Namun langkahnya berhenti tepat di hadapan Liam dan juga Alvaro, "Abang tau yang sebenarnya!" ucapnya dingin.

Mereka saling bertukar pandang, apa yang Galaksi tau?

****






TBC........

Typo tandain..............

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang