Bab 11

681 145 3
                                    

Vera menatap pantulan dirinya di cermin yang kelihatan cantik mengenakan dress pendek sebatas paha berwarna gold dengan tentengan tas yang berwarna senada.

Wanita itu terlihat sangat cantik, apalagi rambutnya yang dibiarkan tergerai dengan indah, membuatnya terlihat berkali-kali lebih cantik dari saat hari-hari biasa.

Jelas saja Ini semua karena perawatan salon yang baru saja didatanginya hari ini.

"Gue nggak nyangka kalau gue bisa secantik ini." Vera tertawa menatap dirinya. "Gue mau lihat orang-orang yang sering menghina gue waktu SMA dulu. Apa mereka udah jadi manusia apa tetap jadi setan?"

Tawa mengejek keluar dari mulut Vera. Wanita itu membalikkan tubuhnya dan melangkah keluar dari kamar tak lupa untuk mengenakan heels yang menambah tubuhnya terlihat agak tinggi.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, Dimas yang saat ini sedang menonton acara televisi langsung menolehkan kepalanya.

Dimas terbengong melihat betapa cantik kakaknya itu. Namun, sirna ketika melihat rok yang dikenakan oleh kakaknya terlihat pendek.

Memang tidak sependek rok-rok artis yang sering dikenakan, Tapi tetap saja kali ini kakaknya memakai rok jauh lebih pendek dari hari-hari biasa.

"Kenapa rok Mbak pendek banget? Nggak takut kalau mbak nanti masuk angin?" Dimas langsung menyampaikan apa yang ada di dalam isi pikirannya. "Kasihan nanti Bu Dina atau Bu Ani yang bakalan repot harus kerok Mbak yang masuk angin. Mbak 'kan memang paling anti kalau dikerok."

Langkah kaki Vera semakin mendekat ke arah adiknya itu.

"Cuma malam ini aja Mbak pakai rok yang agak pendek. Tenang aja, Mbak udah siapin jamu untuk menolak angin, biar nanti Mbak bakalan tetap fresh setelah pulang dari acara."

Sebagai seorang adik tentu Dimas tidak mau melihat kakaknya berpakaian terlalu seksi dan akan menjadi tontonan para pria liar di luar sana.

"Memangnya mbak nggak ada baju lain apa?"

"Kalau baju lain tentu aja ada. Cuma masalahnya Mbak cuma mau pakai baju ini. Udahlah ya, Mbak takut telat. Kalau begitu Mbak berangkat dulu. Bye, Dimas!"

Vera melambaikan tangannya dan melangkah keluar dari rumah, meninggalkan Dimas yang tidak bisa menahan kakaknya untuk tidak berpakaian seksi.

Belum lagi punggungnya yang terbuka sedikit, membuat Dimas langsung berlari keluar untuk mengejar kakaknya yang sayangnya sangat terlambat karena Vera sudah masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.

Dimas mendengus dan masuk ke dalam kembali melanjutkan tontonannya dengan berdoa di dalam hatinya semoga saja kakaknya pulang dalam kondisi selamat dan utuh.

Kejahatan sangat rawan di mana-mana berada dan semoga saja kakaknya selalu dalam lindungan Tuhan, doa Dimas.

Vera melajukan kendaraan roda empatnya menuju gedung hotel tempat di mana mereka membuat acara reunian angkatan 13 sampai angkatan 15.

Sebelum-sebelumnya Vera paling anti untuk datang, namun berhubung dia sering mendapatkan undangan maka tidak masalah jika dia datang.

Vera juga ingin melihat bagaimana orang-orang yang dulu sering mengejeknya. Lagi pula, Vera sudah tidak malu lagi untuk bergaul karena dia sendiri sudah memiliki usaha dengan uang banyak di rekeningnya.

Itu tentu saja hasil dari apa? Dari kerja kerasnya.

Mobil terparkir di area yang sudah ditentukan. Vera kemudian turun dari mobil disambut tatapan kagum dari para petugas valet parkir.

Vera hanya menganggukkan kepalanya lalu melangkah masuk melewati lobi dan menuju lift yang akan membawanya ke area ballroom.

Setelah tiba, wanita itu mengeluarkan surat undangan yang didapatkan olehnya, baru kemudian dia diizinkan untuk masuk.

Pintu terbuka dan menampilkan pemandangan indah di hadapannya.

Bagaimana tidak indah jika lampu-lampu bergantung dengan sangat apik, warna kursi dan jenis furniture lain juga dibuat semewah dan seelegan mungkin.

Vera tersenyum tipis menatap teman-teman sekolahnya dulu yang kini sudah menyadari kehadirannya.

Mereka membentuk kelompok antar kelas terakhir yang mereka masuki bersama.

Beberapa teman dari kelas lain juga terlihat menyapa Vera. Vera membalas mereka sebelum akhirnya tatapannya lebih fokus pada tujuannya ke arah kelompok kelas 12 6A di mana terdiri dari sekelompok orang dengan pakaian terbaik mereka.

"Hai," sapa Vera dengan ramah.

Suaranya terdengar lembut, bernada, dan tidak lupa untuk melemparkan senyum manisnya pada mereka. Vera menenteng tas mahalnya di lengan sambil menatap mereka satu persatu.

"Ini lo, Ver? Gila cantik banget, gue bahkan sampai nggak ngenalin lo." Seorang pria langsung datang menghampiri Vera dan bersalaman dengannya. "Gimana kabar lo? Baik-baik aja? Tapi kalau gue lihat lo sekarang ini jelas terlalu baik-baik aja."

"Haha, bisa aja lo, Ben. Ya syukurnya gue baik-baik aja sekarang. Lo sendiri gimana?"

"Gue baik-baik aja." Beni tersenyum, lalu teman-temannya yang lain ikut menyapa.

Di antaranya ada dua orang yang paling memusuhi Vera di kelas hanya karena Vera sebagai murid paling cantik di sekolah mereka waktu itu, padahal Vera bisa masuk sekolah karena beasiswa, dan lebih lagi yang membuat mereka cemburu adalah Vera bisa menarik perhatian Bisma, cowok paling tampan di masanya kala itu.

Dua orang itu tersenyum canggung, apalagi saat melihat tampilan Vera yang begitu berbeda.

Sepertinya wanita ini hidup lebih bahagia setelah menjadi janda, pikir keduanya dengan spekulasi mereka.

"Hai, Elia, Cindy, gimana kabar kalian? Gue denger-denger kalian juga udah pada menikah? Sorry ya, gue nggak datang dan nggak masalah karena gue nggak dapat undangan, soalnya kebetulan mungkin waktu lo menikah gue udah pindah rumah," kata Vera dengan hangatnya pada mereka.

Wanita itu menarik rambutnya ke belakang untuk memperlihatkan kalung berlian yang menempel di lehernya.

"Kabar kami baik-baik aja." Cindy adalah orang pertama yang menjawab dan menatap kalung berlian di leher Vera.

"Syukurlah kalau kalian baik-baik aja." Vera tersenyum.

Kini teman-temannya mulai menanyakan apa pekerjaan yang ditekuninya selama ini yang tentu saja dijawab Vera dengan setengah-setengah. Tentunya dia tidak akan secara gamblang menyebutkan apa saja pekerjaan yang menghasilkan uang demi terlihat misterius di depan mereka.

Akhirnya malam acara reuni tersebut Vera mendapatkan banyak sekali ucapan bernada tak percaya ataupun kagum karena Vera yang dulu kini sangat berubah.

Sampai kemudian beberapa teman-teman Vera mengajaknya untuk foto bersama dan tentunya tidak lupa untuk men-tag akun sosial media milik wanita itu yang memang jarang digunakan.



Note; Cuma mau bilang promo pdf akan diperpanjang sampai hari Jumat yaa. Yok, yg mau ikutan boleh WA di 0823 1984 1041 27 judul harganya cuma 150k.

DIKEJAR MANTAN SUAMI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang