"Hari ini kamu berangkat sama Sagara ya, maaf Papa sama Mami gak bisa anter kamu di hari pertama kamu masuk sekolah baru." Darren mewakili Pelita berbicara kepada Rosie yang kini sudah anteng duduk di meja makan.
"Kenapa harus sama Bang saga? Kenapa gak sama Miguel aja Pa?" Miguel menyela dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Ditelen dulu makannya Miguel." Joshua menegur adiknya itu dengan pelan, kebetulan dirinya duduk disamping Miguel.
"Jangan mau berangkat pake motor butut bang Miguel, mendingan bareng kita naik mobil." Satria ikut mengajukan tumpangan kepada kakak barunya itu.
"Ih Rosie kan adek gue, jadi mendingan dia bareng gue lah! Sekalian nanti gue bisa jadi tour guide dia." Dikara tidak mau kalah.
Jovan yang mendengar keributan adik-adiknya itu hanya menghela nafas lelah. "Kalian ini denger gak kata Papa tadi? Rosie dianter bang Saga."
Semuanya langsung kicep, terdiam mendengar perkataan Jovan.
"Lagian masih ada yang harus diurus, jadi abang ngewakilin Papa. Soalnya hari ini Papa sama Mama harus ke Jepang, ada urusan yang cukup urgent disana." Sagara menutup perbincangan mereka mengenai siapa yang akan berangkat dengan Rosie.
Rosie yang tadinya anteng langsung menjatuhkan alat makannya. "Apa maksudnya Bunda mau ke Jepang?" Tanyanya dengan nada horror.
Pelita meringis kemudian tersenyum. "Bunda kan harus nemenin Ayah kamu, urusannya beneran gak bisa diwakilin gitu. Kamu ngerti kan sayang?"
Rosie menatap Bundanya itu dengan tatapan tak percaya. "Bunda mau ninggalin Rosie sama Tiga belas cowok di rumah?! Ini belum sehari loh Rosie disini, dan Bunda udah mau ninggalin Rosie sama mereka?" Rosie sudah berdiri kemudian menunjuk para pemuda yang sekarang hanya kicep melihat kemarahan adik barunya itu.
"Mereka kakak kamu, bukan orang asing." Pelita menjawab tidak kalah tegas.
"Tetep aja! Kenapa bunda bisa percaya sama mereka? Bunda gak takut anak gadisnya diapa—,"
"Rosie stop, mereka sekarang keluarga kita. Bunda percaya mereka gak bakal macem-macem dan bakal jagain kamu."
Rosie hanya menatap Bundanya itu dengan raut kecewa, tanpa mengatakan apa-apa lagi dirinya langsung bangkit meningalkan mereka semua.
Pelita sudah akan menyusulnya, akan tetapi Sagara sudah lebih dulu berdiri. "Biar Sagara aja yang bicara sama Rosie, Mami percaya sama Sagara kan?"
Pelita memijit kepalanya yang tiba-tiba saja berdenyut. "Mami minta tolong ya, saga."
Dan sagara hanya mengangguk sebelum bangkit menyusul Rosie.
Jovan bangkit, membingbing Pelita untuk kembali duduk. "Mami gak perlu khawatir, kami janji gak akan macem-macem dan jaga Rosie, Mami bisa tenang ikut Papi."
Pelita mengangguk. "Maafin Rosie ya, sekarang kalian lanjut makannya. Nanti takut telat,"
Pelita menoleh kearah sang Suami. "Maafin sikap Rosie yang udah gak sopan, ya mas."
Darren hanya tersenyum. "Gak usah khawatir, dia mungkin belum terbiasa."
****
"Kamu gak berniat bolos dihari pertama kamu masuk kan?"
Rosie baru saja akan membuka gerbang rumahnya saat Satria tiba-tiba menarik lengannya.
"Terserah gue lah! Gak usah ngatur."
Satria mengedikan bahunya, kemudian melepaskan pegangan tangannya pada Rosie. "Yaudah silahkan kalo mau kabur, tapi biar Kakak kasih tau. Disini gak ada taksi lewat, ojol pun gak bakal bisa masuk soalnya keamanan komplek kita ini ketat banget. Kalo kamu mau jalan satu kilo buat ke jalan raya sih silahkan aja."
YOU ARE READING
UNEXPECTED BONDS
FanfictionRosaline yang udah jadi anak tunggal selama 17 tahun, tiba-tiba saja harus punya 13 sodara. Yap, bukan satu atau dua tapi langsung tiga belas. Rosé Blackpink ft Seventeen