Gadis berhelaian blonde itu berjalan dengan datar sembari menyeret kopernya dengan malas.
"Sayang!" Rosie menoleh dan menemukan Ibunya yang melambaikan tangannya dan tersenyum manis.
Rosié melorotkan kaca mata hitam yang digunakannya kemudian beralih menatap seseorang yang ada disebelah ibunya. Seorang pemuda yang terlihat ramah dan tampan.
Mengerti tatapan putri semata wayangnya, Pelita —sang ibu— tersenyum. "Kenalin, ini Joshua. Kakak ketiga kamu."
Hampir saja Rosié lupa, ibunya ini menikah lagi dengan duda. Duda beranak tiga belas, yap kalian tidak salah membaca. Bukan beranak tiga tetapi tiga belas.
Tapi apapun itu, Rosie hanya berharap ketigabelas saudara tirinya ini tidak lebih menyebalkan dari saudara tiri perempuannya yang ada di Aussie.
Alasan yang melatarbelakangi rosie akhirnya memilih ikut bersama sang ibu. Ibunya menikah sekitar setahun lalu, dan Rosie tentu tidak peduli. Bahkan dia tidak pernah bertemu calon Ayah tirinya atau saudaranya. Saat pernikahan Ibunya pun dia enggan untuk datang.
Dia memilih ikut bersama Ayahnya dan tinggal di aussie, sayang Ayahnya ternyata juga jatuh cinta kepada seorang janda beranak dua. Satu bulan yang lalu keduanya telah melaksanakan pernikahan, bencana bagi rosie karena dua saudari tirinya adalah jelmaan sodako. Setiap hari selalu memfitnahnya dan jika di balas mereka pandai memutarbalikan fakta.
Hal yang membuat rosie tidak tahan dan memilih melarikan diri pada sang Ibu yang tentu saja di sambut bahagia oleh ibunya.
"Hallo Rosie, ini pertama kali kita ketemu." Joshua mengulurkan lengannya yang hanya di tatap datar oleh Rosie. Tanpa ada niat membalas uluran tangan dari kakak tirinya itu.
Joshua berdehem kemudian mengambil alih koper dari lengan milik Rosie. "Sini biar kakak bawain, kamu pasti capek. Mending sekarang kita pulang ke rumah." Joshua masih tersenyum, sedangkan Rosie tidak ambil pusing dan malah berjalan terlebih dahulu.
Pelita meringis melihat sikap anaknya. Rosie memang menjadi anak yang agak angkuh semenjak perceraiannya tiga tahun lalu dengan suaminya, tidak heran saat itu rosie sedang ada dalam masa pubernya.
"Maafin rosie yang gak sopan sama kamu ya." Pelita mengelus bahu Joshua. Joshua hanya menggeleng.
"Mungkin Rosie butuh adaptasi, it's ok mom."
Keduanya berjalan menyusul Rosie yang sudah ada di depan.
Tidak lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan mereka bertiga, seorang pria keluar dari sana dan tersenyum.
Pelita mendekat kemudian menggandeng lengan pria yang baru keluar dari mobil itu. "Nah rosie, kenalin ini Papa kamu namanya Darren."
Rosie hanya mengangguk sekilas, tidak heran pria yang mengenalkan diri sebagai kakaknya tadi memiliki wajah yang rupawan. Papa tirinya saja memang sudah tampan, pantas ibunya jatuh hati.
Darren tersenyun kemudian mendekat kearah Rosie untuk kemudian mengusap pelan rambut blondenya. "Hari ini kamu bisa panggil saya Papa. Jika butuh apapun kamu bisa bilang sama Papa."
Rosé hanya mengangguk.
Setelahnya keempatnya langsung masuk ke dalam mobil, hanya keheningan yang menemani mereka di dalam mobil. Rosie hanya fokus menatap keluar sementara di sebelahnya Joshua mencoba mengajaknya mengobrol. Tapi rosie hanya membalas dengan deheman.
Rosie tidak bisa tidak takjub saat melihat rumah barunya atau lebih cocok di sebut Mansion alih-alih rumah.
Rosie tidak tahu suami ibunya sekaya ini.
YOU ARE READING
UNEXPECTED BONDS
FanfictionRosaline yang udah jadi anak tunggal selama 17 tahun, tiba-tiba saja harus punya 13 sodara. Yap, bukan satu atau dua tapi langsung tiga belas. Rosé Blackpink ft Seventeen