Hari pertama Rosie disekolah tidak terlalu mengesankan. Melvin tidak menyapanya sepanjang kelas, dan dirinya tidak peduli. Lebih bagus seperti ini. Pura-pura tidak mengenal satu sama lain.
"Bentar lagi istirahat, nanti gue ajak keliling sekalian kenalan sama temen-temen gue ya! Jangan khawatir temen-temen gue asyik-asyik kok orangnya!"
Rosié menoleh, hampir melupakan presensi teman sebangkunya yang baru. Rosie hanya mengangguk malas kemudian kembali menunduk, mengerjakan satu soal Fisika yang tersisa dibukunya.
"Ini kalo udah beres bisa langsung keluar kan ya?" Chelsea mengangguk tanpa menoleh. Rosie tiba-tiba saja menggeser buku tugasnya kepada Chelsea.
Chelsea mengernyit kemudian menatap Rosie dengan pandangan bingung.
"Salin punya gue, abis itu ayo langsung keluar." Rosie menjawab kalem. Chelsea membelalak terkejut.
Bagaimana tidak? Gadis yang merupakan murid baru ini bisa dengan mudahnya memberikannya contekan, padahal selama ini kelas ini terkenal dengan keambisan murid-muridnya.
"Gak usah bengong, cepet salin." Dan Chelsea dengan cepat menyalin jawaban dari buku Rosie. Lima menit kemudian, keduanya bangkit untuk keluar setelah melaporkan kepada ketua kelas. Karena Guru Fisika mereka yang tadi tiba-tiba saja mendapat panggilan darurat.
"Ini perasaan gue doang apa emang beneran ya, gue tadi sempet notice kalo Melvin sesekali ngelirik meja kita." Chelsea membuka percakapan sembari berjalan beriringan dikoridor.
"Perasaan lu doang, gue gak kenal dia." Rosie berujar dengan singkat.
Chelsea tidak bertanya lebih jauh. Dirinya mulai membawa Rosie memutari sekolah dan memperkenalkan fasilitas-fasilitasnya.
Murid-murid sudah mulai banyak yang berkeliaran karena memang sudah waktunya istirahat, merasa cukup Chelsea kemudian mengajak Rosie menuju kantin.
Rosie bisa melihat Chealsea melambaikan tangan kepada satu meja yang berisi setidaknya lima orang. Rosie sendiri hanya bisa pasrah saat tangannya terus ditarik oleh Chelsea.
"Kalian udah pesenin apa yang gue minta kan?" Chelsea bertanya, salah satu gadis disana mengangkat jempol tanda semua sudah diatur.
"Oh iya, ini Rosaline. Murid baru dikelas gue yang gue bilang tadi di grup. Panggilan dia Rosie, dan Rosie Itu Lili, disebelahnya ada Una, terus disebrang Una ada Yuriko, sebelah Yuriko ada Jea, dan terakhir dia Marsha." Chelsea menunjuk satu persatu teman-temannya itu.
"Hai Rosie, gue ada dikelas Ips 2 sama Lili." Yuriko tersenyum yang tentu saja dibalas Rosie.
"Gue ipa juga, tapi gue ipa 6. Gue sekelas sama Marsha sama Una." Kali ini Jea yang memperkenalkan.
"Seneng kenalan sama kalian." Rosie berujar dengan singkat.
"Psssttt itu si Verrel jalan ke meja kita ya?" Una tiba-tiba saja berbisik. Rosie ikut menoleh kearah mata Una melihat. Dilihatnya adik tirinya itu memang datang ke mejanya. Sontak saja dirinya mulai siaga, tapi ternyata yang dilakukan Verrel hanya menyimpan Susu Stroberi dihadapannya dan mengatakan dimakan ya kak
Ke-enam gadis yang duduk semeja dengannya otomatis bengong kemudian menatap Rosie dengan takjub.
"Gilaaa lu kok bisa ngegaet itu degem sejuta umat?!" Lili berkata dengan heboh. Rosie mengernyit merasa tidak nyaman, dirinya kemudian menggeser susu itu ketengah.
"Buat kalian aja yang mau, gue masih mau hidup." Rosie berkata datar.
Keenamnya menatap Rosie dengan heran. "Sebelumnya lu udah kenal Verrel ya?" Marsha bertanya dengan hati-hati. Rosie langsung menggeleng.
YOU ARE READING
UNEXPECTED BONDS
FanfictionRosaline yang udah jadi anak tunggal selama 17 tahun, tiba-tiba saja harus punya 13 sodara. Yap, bukan satu atau dua tapi langsung tiga belas. Rosé Blackpink ft Seventeen