"Rosie masih belum pulang?" Sagara berjalan mendekati para saudaranya yang kebetulan sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Main kali biarin aja." Jovan menjawab santai sembari memakan kwaci, pandangannya lurus menatap layar televisi yang menampilkan film yang sedang di putar oleh Verrel.
"Main apanya? Ini udah jam sembilan malem lebih jir. Emang ada anak cewek yang main sampe semalem ini?" Juan angkat bicara.
Dikara mengangguk setuju. "Ada bang, dan itu adalah Rosie."
"Kata gue lu mening diem deh!" Miguel melotot kearah Dikara.
Sagara menghela nafas, kali ini pandangannya beralih kepada Melvin yang sedang asyik dengan buku di tangannya. "Kamu gak ngajak rosie pulang bareng? Kalian sekelas kan?"
Melvin menutup bukunya kemudian menatap kearah kakak sulungnya itu. "Sejak istirahat kedua dia gak ada masuk kelas lagi, mungkin bolos."
Satria memijit kepalanya yang terasa berdenyut sekarang. Baru hari pertama dan Rosie sudah membuatnya cukup kewalahan. Padahal adik-adiknya yang lain sangat segan padanya. Apa dia terlalu lembut?
"Kalo Mami atau Ayah telpon dan nanyain Rosie bilang aja dia tidur karena capek, mereka gak boleh tau kalo dia belum pulang." Sagara berkata dengan final.
Baru empat langkah berjalan, sagara harus menghentikan langkahnya karena Joshua menahan pundaknya. "Istirahat aja, biar gue yang nyari rosie."
Dikara diam-diam menyenggol Miguel yang sedang asyik memainkan ponselnya. "Ini jangan-jangan ada kaitannya sama kejadian tadi di kantin?"
Miguel terdiam. "Bego banget gue diem aja lagi tadi. Harusnya gue bela dia kan ya?"
Dikara memutar krdua bola matanya malas. "Baru sadar lu bego?"
"Gak ada yang punya nomor hpnya?" Fuji angkat bicara, ketiga belas pemuda disana saling bertatapan kemudian menggeleng.
"Aneh gak sih kalo minta mami sekarang? Yang ada dia curiga." Satria ikut menimpali.
"Coba tanya temen barunya. Verrel liat tadi kak Rosie udah punya temen." Verrel yabg sehak tadi terdiam membuka mulutnya.
Dikara, Melvin, Dion, dan Satria otomaris serempak menatap kearah Miguel. "Kenapa liatin gue deh?!"
"Lu punya nomor Chelsea gak sih? Secara dia pernah kena PHP lu." Dikara berujar to the point, sementara Miguel langsung melotot horror.
"Harusnya tanya Melvin noh mereka kan sekelas."
"Udah gak usah berantem. Ada gak gu?" Kali ini Winduri yang bertanya pada Miguel.
Miguel menghela nafas, "Migu cari dulu."
"Gak usah di cariin juga gue bakal balik kali."
Ketiga belas pemuda yang ada disana menoleh serentak. Disaat bersamaan Rosie orang yang di cari-carinya sedang berjalan dengan santai sembari mengemut permen loli.
Gadis itu menggunakan hoodie dan rok seragamnya. Kemudian menyender menatap kakak tirinya.
"Sibuk banget diliat-liat." Ucapnya sinis.
Joshua adalah orang pertama yang tersenyum kemudian berjalan mendekat kearah Rosie. "Kamu dari mana aja? Kita khawatir kamu kenapa-napa."
Rosie hanya menatap joshua sekilas.
"Kamu mendingan sekarang bersih-bersih terus makan." Sagara menengahi, tidak ada gunanya melawan Rosie dengan amarah, gadis itu akan semakin sulit dikendalikan nantinya.
"Masa disuruh naik gitu aja? Minimal marahin dulu gak sih?" Jovan berkata santai, masih memakan kwacinya.
"Jov.." joshua menggelengkan kepalanya.
Rosie tidak melawan, dirinya menurut kemudian berjalan menuju kamarnya. Dirinya juga lelah, melirik jam sekilas sudah hampir pukul 10 malam. Pantas saja mereka gelisah, tapi rosie mengedikan bahunya acuh. Dirinya tidak peduli.
"Kalian yang besok sekolah juga mendingan masuk, kerjain prnya terus tidur." Perintah sagara langsung dituruti. Miguel, Dikara, Verrel, Dion, dan Melvin langsung membubarkan diri.
"Biar gue yang anterin makan buat Rosie." Harsa yang sejak tadi diam bangkit menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Sebenarnya yang masak itu adalah Joshua, dirinya hanya menawarkan diri untuk mengantar dan menghangatkan makanan untuk adik tirinya.
****
Tok!Tok!
Rosie yang sedang mengeringkan rambut terdiam, dirinya menatap pintu kamarnya dengan datar.
"Gue boleh masuk gak?"
Sedang malas berdebat Rosie akhirnya berjalan membuka kan pintu. Dilihatnya ada Juan yang menatap dirinya datar.
"Apa?"
"Gue cuma mau ngasih ini." Pemuda itu mengulurkan sebuah buku. Rosie sendiri hanya mengerutkan keningnya. Dirasa tidak ada pergerakan sama sekali, Juan langsung mengambil lengan Rosie dan menaruh bukunya.
Setelahnya pemuda itu langsung berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Rosie yang melihatnya hanya terbengong, "Dasar manusia aneh." Gumamnya.
Dirinya merunduk kemudian membaca judul buku yang ada didepan halaman. "Cara menjadi adik yang baik?"
Sedetik kemudian gadis itu mendengus dan melemparkan asal buku itu.
"Weishhh!" Harsa yang baru saja datang entah dari mana tersentak kaget saat ada buku yang melayang kearahnya.
"Jangan lembar barang sembarangan gitu! Bahaya, untung gue pinter ngehindar kalo tadi kena gue gimana? Lu mau tanggung jawab ha? Mana gue lagi bawa makanan lagi, kalo ini jatoh lu mau beresin emangnya?" Omelnya geram.
Rosie sendiri hanya menatap harsa dengan datar. "Bukan urusan gue. Lagian siapa suruh tiba-tiba muncul kaya jin?!" Rosie berkata tidak kalah kesal.
"Gue baik hari yaaa bawain lu makanan."
"Gue gak minta—"
"Bisa gak berantemnya besok lagi? Ini udah malem." Winduri tiba-tiba saja sudah ada dihadapan Harsa dan Rosie.
Winduri kemudian melirik nampan ditangan Harsa kemudian menatap kearah Rosie. "Ambil." perintahnya
Tadinya rosie akan mendebat Windu tapi entah kenapa atsmosfer sekitarnya menjadi tidak mengenakan.
Dengan malas Rosie mengambil alih nampan yang dibawa oleh Harsa. "Thanks!" Ucapnya ketus. Tidak mau berlama-lama dengan keduanya Rosie memilih masuk dan menutup pintu. Sedangkan Winduri langsung menatap Harsa.
"Meningan sekarang lu juga masuk ke kamar."
Dan Harsa tentu saja menurut.
Winduri sendiri sebelum benar-benar pergi sempat memungut buku yang sebelumnya dilempar oleh Rosie, membaca judulnya Widuri mengangguk-ngangukan kepalanya. "Buku ini emang cocok dibaca sama dia." Ucapnya kemudiaan menaruh kembali buku itu di depan pintu kamar milik Rosie.
Tbc
Pendek ya? Wkwkwkwk yang penting update kan ges hehehe.
See u next chapter!<3
YOU ARE READING
UNEXPECTED BONDS
FanfictionRosaline yang udah jadi anak tunggal selama 17 tahun, tiba-tiba saja harus punya 13 sodara. Yap, bukan satu atau dua tapi langsung tiga belas. Rosé Blackpink ft Seventeen