04. Hari terakhir

4.2K 173 31
                                    

Haikal berbaring lesu diatas kasurnya memandang sendu atap-atap ruangan yang dia tempati bernaung, lalu matanya bergulir menatap satu-satu temannya yang masih tertidur.

Pukul 3 dini pagi tadi mereka baru berhenti, mereka terlalu asik memuaskan keinginan mereka hingga membuat tubuhnya penuh dengan kissmark dan juga bekas tamparan yang  pelakunya adalah Jemian, dia takut terhadap sisi baru temannya itu karna setahunya Jemian adalah orang yang lembut dan juga unik jadi dia tidak pernah membayangkan semarah apa anak itu.

Mereka memang sudah gila, padahal mereka harusnya menyelesaikan proker mereka secepatnya tapi yang mereka lakukan hanya berleha-leha memuaskan kontol masing-masing.

Haikal mendesis saat mengeluarkan kontol Jilan yang masih bersarang pada anusnya, dia ingin mandi tapi dia tidak memiliki tenaga sedikitpun.

Pikirannya beralih mengingat malam panas yang mereka habiskan, dimana dia bergoyang keenakan melahap semua kontol temannya, mendesah bak lacur yang ingin di puaskan, dan kontolnya yang mengeluarkan air seninya sehingga sprei putih yang dia pasang sehari yang lalu basah dan berbau peju.

Haikal mengigit ujung bibirnya, menatap aneh kontolnya yang menegang. Ia masih laki-laki normal yang mempunyai hormon kuat saat pagi sehingga adiknya itu menegang sempurna.

Dia menghela napas, teman-temannya masih tidur dan dia merasa lobangnya gatal ingin dimasuki. Dia melirik kontol Jilan yang dia keluarkan tadi, dia tarik lalu memasukkan kembali kedalam lobangnya "Mnhh." Menaiki perut Jilan lalu menggoyangkan badannya.

Sang punya kontol masih tertidur tidak terganggu sama sekali dengan kegiatan Haikal yang memonopoli kontolnya.

"Ah! a-anjing kontol enak bangetthh." Dia menyentuh badannya memelintir kasar pentilnya yang membengkak, tubuhnya benar-benar masih sensitif tapi dia tidak tahan dengan rasa gatal pada lobangnya yang dia pikirkan sekarang hanya bagaimana cara menghilangkan rasa gatal yang membuatnya gila.

Kontol Jilan mengenai prostatnya berkali-kali hingga kontol kecilnya bergetar dan mengeluarkan peju yang dibarengi dengan air kencingnya, dia memeluk Jilan yang masih tertidur terengah-engah karna pelepasan.

Kontol Jilan masih menegang didalamnya, dia tidak sejahat itu meninggalkan kontol yang sudah membuatnya ketagihan tanpa membantunya mengeluarkan isinya jadi Haikal mengeluarkan kontol Jilan dan menjilatinya, membersihkan cairan ususnya hingga bersih.

Mengemut bahagia dengan satu tangannya beralih menusuk lobangnya yang kembali gatal.

"Anjing! lo gila banget bang." Pekik Cakra, dia menggeleng heran saat melihat Haikal menyepong kontol Jilan, padahal mereka melakukannya berjam-jam tapi katingnya ini sepertinya belum puas juga.

"Mhhhh, d-dek kontolin gue plss. Lobang gue gatel pengen dikontolin." Ujar Haikal, dia memijat batang keras itu ditangannya memelas kepada Cakra yang menganga.

"Lobang perek lo gatel ya kak?."

"Iyahh dek, plss masukin kontol lo kedalem lobang perek gue."

Cakra menghela napas, dia menepuk pahanya agar sang kating mendekati dan duduk diatas. Tangannya menarik tengkuk Haikal agar mendekat mengecup pelan bibir ranum itu ketika si kating mulai duduk diatas pahanya, Cakra tersenyum yang dibalas oleh senyuman juga oleh Haikal, dia memeluk erat leher Cakra dan menubrukkan bibirnya. Melumat bibir tipis milik adek tingkatnya.

Cakra membiarkan si kaka tingkatnya melumat bibirnya, dia memasukkan jari tangannya kedalam lobang Haikal yang basah menusuk lobang itu dengan cepat, suara desahan tertahan Haikal terdengar sangat merdu dia merasakan kontolnya mulai menegang dibawah sana.

KKN (Kerja Kuliah Ngen-Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang