07. Putus

2.7K 224 28
                                    

Ga ada yang mau diperlakukan sehina ini oleh pacar sendiri, Haikal tidak pernah membayangkan akan melakukan hal gila yang membuat harga dirinya jatuh serendah mungkin.

Dia sayang Rara, sungguh. Bahkan dia rela ngasih apapun buat Rara tapi saat harga dirinya dihancurkan sedemikian rupa apa lagi yang harus dia pertahankan, ia akui dia salah, dia selingkuh dibelakang kekasihnya, melakukan hal cabul dengan teman-temannya dan bahkan membuat Rara sakit hati. Kesalahannya tidak akan pernah dimaafkan, dia adalah manusia terburuk dan terhina yang pernah ada.

"R-raa..s-stopp gue ga kuat." Rengek Haikal.

"Baru masuk setengah kal." Haikal menatap Rara yang berada dibawahnya, sedang memasukkan benda silikon berbentuk kontol di lobang pantatnya. Haikal meringis kesakitan ada sedikit rasa malu karna kekasihnya menatap intens bagian bawahnya, walaupun dia sering dikontolin tapi kontolnya masih berdiri tegak karna wajah Rara yang begitu dekat dengan selangkangannya.

"Ra..."

"Diem anjing, makan ni kontol. demen banget heran, seenak itu emang dikontolin." Bentak Rara.

Dia memasukan benda silikon tersebut dengan sekali hentak, memberi hantaran listrik ke tubuh Haikal yang belum siap menerima rangsangan, Haikal membelakakan matanya lalu sepersekian detik mengerang saat benda yang berada dibagian bawahnya bergetar dengan kecepatan maksimal.

"R-raahhh...s-stopp."

Rara menyeringai puas, menekan kembali tombol yang membuat benda itu bergerak luwes menambah tekanan agar bergetar dengan lebih cepat lalu sedetik kemudian dia menurunkan getarannya, wajahnya memperhatikan raut kesakitan kekasihnya tapi Rara tau Haikal itu secabul itu wajahnya menunjukkan sakit tapi tidak dengan lobangnya yang bergetar penuh nikmat.

Dia sudah lama memiliki benda silikon berbentuk kelamin pria itu, bukan itu bukan untuknya malah dia memang membelikan ini untuk kekasih cantiknya itu, dia merasa Haikal sangat cocok jika menjadi submisivenya. Sekarang keinginannya terwujud melihat si manis mengejang karna getaran pada dildo tersebut meningkat. Rara merasa sangat puas kekasihnya mendesah karna dirinya.

"R-rahh, u-udah plss jangan dikencenginhh."

"Enak kal?." Tanya Rara, dia menekan ujung benda itu dengan tangannya agar semakin masuk menusuk titik manis sang empu.

"E-engga, jadi pls stop raahh."

"Bohong, kalau ga enak ngapain kontol lo muncrat kek gini." Rara mencibir, tangannya beralih menyentuh puting Haikal yang menegang, mengambil beberapa vibrator kecil berwarna pink untuk ia pasangkan di dua tonjolan didada Haikal.

"R-ra ra gue ga mau ra, plss jangan giniin gue ra." Rengek Haikal, dia sudah tidak kuat dengan rangsangan diberikan oleh benda aneh itu, kontolnya ikut bergetar karna vibrator yang melekat pada ujung kontolnya.

"Diem anjing. lo kalau ga selingkuhin gue, ga bakal gini."

"Gue minta maaf ra, kalau lo mau putus ayok... gue ga sanggup liat lo hancur kek gini, plss maafin gue." Isakan kecil Haikal menyadarkan Rara, dia meringis pelan merasa sudah keterlaluan menghina kekasihnya. Tapi kepalang tanggung dia belum mencoba semua mainannya, mumpung Haikal masih disini dia ingin memuaskan fantasinya.

"Ga ada yang mau putus, lo udah ga sayang gue ya ampe minta putus—oh atau karna demen kontol jadi lo gaperlu gue lagi."

"Ga gitu raa, g-gue cinta sama lo...plss maafin gue."

"Selesai ini, setelah gue make semua mainan gue lo bisa bebas. gue putusin lo setelah ini, kecewa gue sama lo." Mata Haikal menyendu menggeleng ribut kepada Rara yang memandangnya kecewa.

KKN (Kerja Kuliah Ngen-Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang