09. Marah (Renhyuck) End

2.5K 192 41
                                    

Refan mengantuk seharusnya dia memilih terlelap sambil memeluk Haikal daripada mengikuti kelas yang sangat membosankan ini, rasa kantuknya semakin menjadi sehingga dia meminta izin ke toilet untuk membasuh wajahnya.

Memikirkan Haikal anak itu mungkin sudah bangun, bibirnya membentuk senyum tipis teringat wajah pujaan hati yang tiba-tiba terlintas dipikirannya, Refan rindu Haikal.

Dia mematut dirinya dicermin, memperbaiki rambutnya yang lepek karna air, guratan lelah terpancar di wajahnya mungkin karna semalam ia begadang mengerjakan tugas—memikirkan Haikal yang tidak pulang-pulang.

Hembusan napas terdengar dari mulutnya, tersenyum tipis menilai penampilannya yang sudah cukup oke untuk ditampilkan kembali ke orang-orang walaupun tidak ada yang peduli, tapi jangan salah Refan termasuk jajaran mahasiswa terkenal setelah Jemian, kalau Jemian terkenal karna ketampanannya ia terkenal karna kepintaran dan juga kritisnya dalam menjawab ataupun memberikan pertanyaan ke dosen.

Agak sayang karna dia tidak masuk kedalam organisasi manapun, hanya mahasiswa kupu-kupu tapi dia cukup banyak bersosialisasi memiliki teman dari berbagai jurusan.

Seperti sekarang ia tengah berkumpul dengan teman-teman beda jurusannya setelah kelas selesai berbincang ringan seputaran wanita dan juga pekerjaan, ya hanya pembahasan laki-laki yang random.

"Lo tau Haikal kan fan?." Refan mendongak lalu mengangguk.

"Kenapa?."

"Dia gay ga sih?."

Refan mendadak ngeblank, mengerjapkan matanya berkali-kali hingga pukulan di bahunya menyadarkannya, "Lo kenapa?."

"Ah engga, kenapa bang?."

"Dia gay kan?"

"G-gue ga tau bang."

Sedikit penasaran kenapa tiba-tiba mereka membahas Haikal tapi dia juga merasa tidak nyaman ingin segera pergi dari sana sebelum mereka menanyakan hal lain.

"Eh tapi emang pantatnya semok banget wkwk, gue sekelas ma dia—pantatnya kek enak diremes." Refan rasanya ingin menonjok pria disampingnya ini, anak teknik yang mengaku sekelas dengan Haikal, jika dia melakukan hal gegabah bisa saja dia yang terkena dampaknya tapi dia tidak terima mendengar Haikalnya dilecehkan oleh orang lain.

"Ya gak fan? wkwk, atau lo pernah nyicip?."

Bug! Suara pukulan terdengar nyaring mengenai rahang seseorang, Refan memukul anak teknik itu mungkin tidak ada yang menyangka jika Refan—anak baik dari Teknik sipil itu tengah memukul seseorang dengan membabi buta, walaupun beberapa temannya telah merelai tapi anak itu gelap mata, mendorong mereka lalu kembali memukul teman sekelas Haikal yang masih berbaring mencerna pukulan pria itu.

"Fan udah fan!."

"Lo kalau jelekin Haikal lagi gue bunuh lo anjing!." Setelahnya ia pergi merampas tasnya yang terlempar jauh, tapi sebelum meninggalkan ruangan tempat mereka berkumpul anak teknik itu berteriak, meninggikan suaranya sehingga Refan hendak berlari kembali untuk memukul wajah sombong itu.

"Wkwkw curiga gue, lo pasti pernah ngentot sama Haikal kan makanya marah!."

.

"Loh, Fan muka lo kenapa?."

"Ditonjok."

"Sama siapa?."

"Temen lo."

"Temen gue yang mana?." Haikal menaikka alisnya, jika yang di maksud Refan teman dekatnya mungkin Hendry dari kelas yang sama dengannya tapi tidak mungkin temannya itu memukul Refan tanpa motif apapun.

KKN (Kerja Kuliah Ngen-Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang