Chapter 1

292 41 42
                                    

"Penawar kedua 115 juta. Ada lagi?"

"120 juta."

"130 juta. Persaingan semakin menarik."

"Wow 200 juta."

"Aku mohon jangan dia, aku mohon aku mohon. Tuhan tolong jangan dia. Jika memang dia, kau bisa mencabut nyawaku sekarang Tuhan. Aku tidak ingin berurusan dgn dia."

"Tidak ada lagi? Baiklah mari kita hitung bersama. 200 juta satu... 200 juta dua... 200 juta tiga. Selamat kepada tuan Kanaphan anda bisa membawa pria cantik ini bersama dgn anda untuk satu minggu kedepan."

"Fuck.. Tuhan memang tidak pernah mengabulkan keinginanku."

Sebagian besar pria yg datang ke acara lelang mingguan bersorak sorai ketika si anak emas pemilik club malam berhasil dibawa oleh sosok bernama First Kanaphan. First sudah dikenal sejak lama sebagai tuan muda yg sering mendatangi acara pelelangan para pria penghibur disana. Tapi ada sedikit yg berbeda hari ini. Tidak biasanya First akan mengeluarkan uang dgn jumlah besar hanya demi mendapatkan seorang pelacur yg akan menemaninya selama seminggu kedepan.

Setelah mendapat informasi dari orang kepercayaannya tentang seorang pria yg akan dilelang malam itu, First dgn segala caranya harus mendapatkan si primadona dikalangan para pelacur. Sudah lama First menantikan momen tersebut dan akhirnya dia mendapatkannya.

"Kenapa harus aku?"

Pria dgn pakaian seksi yg tengah berdiri melipat kedua tangannya didepan dada mulai mengeluarkan suara dgn nada tinggi. First hanya menyeringai sembari matanya menelusuri setiap inci tubuh putih dan menggoda dihadapannya.

"Karena aku menginginkanmu, Khaotung."

Pria bernama Khaotung itu kembali berdecak kesal. Dia slalu mencoba menghindari First disetiap kesempatan. Tapi entah apa yg terjadi, malam ini menjadi malam kesialannya. Khaotung tidak tau First akan ikut di acara tersebut. Dia ingat betul pemilik club mengatakan kalau First tidak akan datang di pelelangan minggu ini. Tapi nyatanya dia justru berada disana dan sialnya lagi dia berhasil membawa Khaotung pulang.

Tidak ada yg bisa dilakukan oleh Khaotung setelahnya, hanya berharap Tuhan akan berbaik hati padanya dan membuat First bersikap baik dan tidak akan mengacaukan hidupnya. Khaotung tau betul bagaimana sifat First selama ini. Pria kaya raya itu hanya seorang pria menyebalkan yg bisa menghancurkannya dgn sekali jentikan jari.

"Aku tau kau sudah merencanakan ini semua sejak lama."

Lagi lagi First hanya tertawa pelan dgn apa yg dikatakan oleh pria cantik yg mulai marah. Dengan menghentak pelan kakinya pada lantai marmer kamar, First mulai bangkit dari duduknya ditepi ranjang. Perlahan kaki kakinya yg kokoh berjalan mendekati Khaotung yg mulai bergetar sedikit takut dgn apa yg akan dilakukan oleh First.

Sentuhan sensual dia berikan pada paha atas milik Khaotung yg tidak tertutupi. Khaotung hanya mengenakan atasan kemeja oversize tanpa lengan yg hanya mampu menutupi sampai bagian bawah pantatnya. Menampakkan betapa bersih dan putihnya kaki jenjang miliknya.

Meskipun deruh jantungnya sudah tidak bisa diatur lagi, Khaotung tetap berusaha tenang dgn setiap sentuhan First padanya. Jika dia terlihat lemah sekarang, tidak akan ada kesempatan lagi baginya untuk melarikan diri nantinya.

First mengitari tubuh Khaotung dgn satu tangan yg membelit pinggang ramping milik pria yg dia sewa dgn harga 200 juta itu. Berhenti tepat dibelakang Khaotung, First menopang dagunya pada bahu Khaotung. Dengan sengaja First menghembuskan nafasnya dibawah telinga kiri Khaotung membuat sang pemilik mulai bergidik dgn kehangatan tersebut.

KARMA (FirstKhaotung) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang