- Chapter 5

143 19 8
                                    


---------

Dengan langkah yang senyap, Nam perlahan mendekat, menatap lekat dengan mata yang menyipit. Detik berikutnya, ia menutup mulutnya kaget, bersiap untuk berteriak dan melonjak dalam hati, “Apa? Si-siapa dia?”

Nam kian mendekat, memperhatikan setiap inchi dari tubuh gadis itu dan sampai pada wajahnya yang terlihat sedikit tertutup rambut. Nam kembali terkaget, ia menutup rapat mulutnya, lagi, agar tak menghasilkan suara apapun.

Freennnn… Siapa dia? Kenapa dia mirip sekali dengan Mon?

Nam berteriak dalam hati, dengan segera ia mengambil berkas yang terletak di meja pribadi sang photographer dengan tanpa memalingkan pandangannya dari gadis kecil itu.

“Freennn!” Nam mengeraskan suaranya setelah kembali menutup pintu itu.

Akhirnya, ia dapat menyuarakan kata hatinya sekarang. Langkah itu bergegas menghampiri Freen yang hanya menatapnya datar.

“Freen, apa aku tidak salah lihat?!” Nam, dengan penuh penekanan, raut wajahnya menggambarkan begitu banyak pertanyaan.

Freen mengisyaratkan untuk memperkecil suaranya dan bahkan kalau bisa, diam.
Dengan wajah yang tampak berpikir dan bercampur sedikit ketakutan, Nam kembali bertanya, “Freen, siapa dia?”

Freen hanya berisyarat, apa? Ia benar-benar malas menanggapi sikap dan wajah berlebihan temannya ini.

“Itu, gadis yang tidur di ruanganmu. Siapa dia? Apa dia kembaran Mon?” Dengan segera, Freen membekap mulut Nam dengan satu tangannya, “Ssttt.. Diam. Jangan buat keributan, Nam.”

“Ya, tapi, jawab dulu. Siapa?” Mata Nam memicing tajam.

“Nanti akan aku ceritakan. Bukankah sekarang waktunya kita mulai?”
Freen memalingkan wajahnya, ia berfokus pada model yang telah datang dan bersiap di depan sana. Setelan baju lelaki yang trendi telah melekat pas di tubuh sang model dan Freen mengangguk. Mengisyaratkan untuk segera bersiap dan fokus saja pada berlangsungnya pemotretan ini.

Nam memasang wajah cemberut, lalu sedetik kemudian raut itu kembali dipenuhi dengan ribuan pertanyaan, sesekali, ia menatap tajam pada pintu yang tertutup rapat itu. Bagaimana bisa gadis 'kembaran Mon' ada di ruangan Freen? Nam bergelut dengan pemikirannya sendiri. Ia bahkan tak bisa fokus pada layar yang menampilkan hasil jepretan Freen kali ini, mata sipitnya terus memicing dan sesekali bergumam dengan tetap memperhatikan pintu itu. Nam terus mencari jawaban dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di antara Freen dan gadis yang terbaring di dalam sana.

Pemotretan telah berakhir, para staf sedang menyelesaikan pekerjaan akhir seperti membereskan background dan sisa-sisa property, di sisi lain seorang penyunting tengah memilah hasil jepretan dengan Freen di belakang yang sedang mengawasi. Dengan pandangan yang tertuju pada layar itu, Freen berkata pelan, “Buat efek yang sedikit retro. Setelah itu, kirimkan padaku yang ini,” jari telunjuknya mengarah pada photo dengan close up yang lebih, ia melanjutkan dengan menunjuk beberapa lagi, “Dan yang ini.” Lelaki itu mengangguk mengikuti arahan sang photographer.

“Nam.”

Nam menoleh dengan segera saat suara Freen terdengar, “Ya?”

Freen mendekat pada ruangan lainnya, “Kita bahas dulu kontrak yang kemarin,” ucapnya.

Nam mengangguk dan mengikuti langkah Freen dengan cepat. Ruangan yang lebih kecil ini hanya ada meja yang terbentang dan beberapa kursi yang melingkar. Ruangan rapat yang biasa Freen gunakan.

“Ini,” Nam memberikan beberapa berkas dengan sampul biru itu, ia berkata, “Dia menginginkan setiap launching produk, kamu-lah yang memotretnya.”

Give Me Your Forever - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang