- Chapter 7

119 20 16
                                    

----------------

“Tidak perlu, Bec. Aku sungguh-sungguh.”

Freen berbalik dan tanpa ia sadari, wajah Becca kini telah sangat dekat dengan wajahnya. Bahkan, photographer ini bisa merasakan nafas Becca, kedua mata itu bertemu dan saling mencari celah untuk lebih dalam lagi.

‐-----------------

Detik berikutnya Freen tersadar bahwa ada hal yang tak biasa di sana, di dalam hatinya. Ia memutuskan untuk segera mundur lalu dengan gagap berkata, “Baiklah, baiklah. Aku akan terima uang sewamu, Bec.”

Becca tersenyum riang, “Oke! Aku juga akan menambahkan sedikit jasaku, Phi. Seperti membuatkan Phi Freen sarapan atau menyiapkan perlengkapan Phi Freen.”

Freen tercengang mendengar hal itu, ia mengatup sembari menahan senyumnya dan berusaha mendengarkan celotehan Becca dengan lebih seksama.

“Aku juga pandai mengemas rumah, Phi. Jangan khawatir.” Becca tertawa kecil di ujung kalimatnya.

“Bec, kamu hanya staf di studioku, bukan di rumahku.” Freen menggeleng dengan tawa yang tertahan, Becca, si gadis imut ini kembali bersuara, “Tak apa, Phi Freen. aku hanya berterima kasih karena Phi Freen membiarkan aku tinggal di sini.”

Freen mengangguk-angguk saja, meski ia tak bermaksud untuk mengambil keuntungan dari keberadaan Becca, ia sama sekali tidak berniat menerima uang sepeser pun dari gadis ini.

~

Pagi menjelang, senyap memenuhi pendengaran sang pemilik paras cantik ini. Ia masih berselimut dengan mata yang tertutup damai.

Perlahan, mata indah itu terbuka. Sinar yang mulai memasuki ruangan mengganggu fokus matanya dan dengan kesadaran yang ia kumpulkan dengan penuh, pemilik mata indah itu benar-benar terbangun sekarang. Ia menoleh pelan ke arah samping dan sudah tidak ada Becca di sana. Freen terdiam dengan pandangan yang entah ke mana.

Entah kapan terakhir kali ia terbangun dengan rasa sesak yang sama. Entah kapan terakhir kali ia tidak ingin terbangun karena dalam mimpi nyatanya lebih indah. Masih ada kekasihnya di sana, Freen tak ingin bangun. Namun, kenyataan tetaplah kenyataan. Dunia tetap berputar meski ia harus menggenggam banyak duri dalam perjalannya.

Kini, ia mulai lupa, tentang bagaimana rasa sesak itu nyata. Tentang bagaimana kuatnya ia berdiri di atas dunia yang tidak ada Mon di dalamnya. Freen berhenti berpura-pura tenang di atas kepalsuan yang selama ini ia bawa.

“Phi Freen, sudah bangun?”

Suara khas Becca membuyarkan lamunan Freen, ia telah kembali. Freen mengusap wajahnya halus, ia juga membenarkan rambutnya yang terjuntai panjang itu, Freen tersenyum kecil dan berkata, “Pagi sekali kamu bangun, Bec.”

Becca tersenyum di balik pintu, “Aku sudah siapkan sarapan.”

Gadis ini, benar-benar dengan ucapannya. Ia memasak menu sarapan dan sudah tertata rapi di meja makan. Meski hanya dengan bahan seadanya, Becca berhasil membuat hidangan yang menarik. Telur orak-arik dengan saus dan kentang goreng. Juga ada beberapa potong buah di sana.

Freen berdiri dengan tatapan tak menyangka, ia menggeleng pelan, “Bec, ini weekend. Kamu seharusnya bersantai.”

Becca segera menggeleng, “Tidak apa, aku senang melakukannya, Phi Freen.”

Freen mengangguk saja, dengan segera ia menyantap sajian itu. Freen tersenyum kecil saat suapan pertama, mungkin ini kali pertamanya ia kembali merasakan pagi yang hangat. Telur orak arik nampak lebih dari sekedar sarapan biasa.

Give Me Your Forever - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang