- Chapter 1

271 25 6
                                    

"

Sayang..

Apa kabar? Apa tinggal di sana
menyenangkan? Apa semesta memelukmu sehangat aku? Kamu tidak kesepian kan? Ah, kamu tinggal kembali ke sini
kalau saja di sana kesepian. Aku dengan
senang akan menyambutmu kembali. Meski, mungkin saja aku akan berlari ketakutan. Haha.
Tidak, tentu tidak. Hantu secantikmu tak akan menakutiku.

Sayang..
Hari ini tanggal 12, tepat 10 tahun sudah kita bersama. Hari pertama di mana aku
melihatmu kala itu, aku terpesona. Jujur saja, kamu pun pasti sudah tahu bahwa kamu satu-satunya.

Sayang..
3 tahun tanpa dirimu, berat sekali. Duniaku sunyi dan tentu tidak ada yang bisa
mengalihkanku. Bagaimana di sana? Apa
kamu sama sepertiku, atau ternyata kamu menemukan penggantiku? Meski begitu, tak apa selagi kamu tidak kesepian dan bahagia.

Menginginkanmu dari segala hal adalah keegoisan terbesarku. Ingin dirimu seutuhnya dan selamanya adalah ingin yang paling aku layangkan pada semesta. Meski aku tahu, kata selamanya itu mustahil. Tapi aku menikmatinya.

Sayang..
Maafkan aku, karena tidak menjagamu dengan baik, maaf tidak menemanimu di waktu terakhirmu. Maaf karena genggamanku lepas darimu. Maaf untuk semua kesalahanku.
Terima kasih telah menjadi cinta paling indah yang aku rasakan. Terima kasih untuk semua hal dari awal sampai akhir.
Terima kasih telah mencintaiku, sampai usai. Aku berharap, meski di sana kamu menemui penggantiku, kamu tidak pernah berhenti merindukanku. Karena di sini, sedetikpun tak kulewatkan untuk merindukanmu.

Aku bersyukur untuk semua hal yang telah mempertemukan kita. Aku bersyukur memilikimu, aku adalah orang paling
beruntung telah mendapatkan cintamu. Tentu.

Sayang..
Aku menangis menulis ini. Ah, tidak. Aku
sudah berjanji untuk tidak menangis lagi. Aku akan menepati janjiku.

Sayang..
Maafkan aku jika suatu saat nanti ternyata aku tidak menemukan orang lain. Maaf jika keinginanmu melihatku bahagia dengan orang lain ternyata tidak terwujud.

Maaf karena aku masih terpaku padamu. Karena jujur saja, aku tidak menginginkan orang lain. Aku hanya akan menjalani hidupku sampai akhirnya, aku menemuimu.

Meski ini terdengar masih egois, tapi, berbahagialah dengan tanpa melebihi bahagia ketika bersamaku.

Sayang.. aku merindukanmu.
Tunggu aku, Mon..

- Srch -


"

~


Langkah kaki telanjang dengan pelan
menyusuri bibir pantai. Sesekali, ombak menyapa kulitnya dengan halus. Semilir angin menyibakkan rambut panjang yang tergerai indah. Suara desiran ombak mengisi penuh pendengarannya. Dan mata indah itu, terpejam perlahan. Merasakan betapa sejuknya angin
sore kali ini. Membiarkan perasaan kosong dalam hatinya untuk pergi bersamaan dengan bergeraknya ombak ke tengah lautan.

Namun, nihil saja.

Meski ia mencoba menepiskan segala rasa sesak itu, ia tak pernah berhasil. Karena hakikatnya ombak akan selalu kembali pada pantai.

Give Me Your Forever - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang