Bab 15 | Paman Sam

258 30 4
                                    

Terhitung sudah 10 hari sejak Zayyan berada dalam sebuah kurungan kecil di kamarnya sendiri. Ia tidak bisa kemana-mana dan selalu merasa bosan sepanjang hari.

Kini, hal yang selalu ditunggunya adalah waktu ke kamar mandi. Karena dengan itu ia bisa keluar sebentar dari pagar yang selalu mengurungnya. Ingin sekali bisa mandi 10 kali dalam sehari.

Zayyan sekarang berbaring dengan posisi terlentang. Menatap langit-langit kamarnya. Kakinya ia gerakkan, hitung-hitung pemanasan mandiri, kakinya terasa agak kaku karena jarang menapak di lantai untuk berjalan.

Zayyan rindu rasanya bisa berjalan-jalan mengelilingi mansion,turun ke bawah guna makan bersama keluarganya dan terkadang menghabiskan waktu di ruang keluarga. Padahal baru 10 hari namun sesudah terasa lama sekali.

Kaki kanannya ia angkat ke atas,lalu ditekuk beberapa saat kemudian menggerakkannya kesamping. Berganti kaki satunya. Zayyan lalu berdiri,bersandar pada pagar kayu matanya menyapu ruangan kamar.

Daripada bosan,Zayyan memutuskan mengisi waktu dengan kegiatan favoritnya. Menggambar. Meskipun lebih suka melukis,Zayyan saat ini ingin menggambar.

"Sam" Panggil Zayyan.

"Ya tuan muda?" Sam mendekat.

"Aku ingin menggambar,bisa tolong ambilkan di meja belajar?" Minta Zayyan,menunjuk meja belajarnya yang kini sudah jarang tersentuh.

"Baik,akan saya ambilkan"

Sam mengambil buku gambar, buku sketsa beserta alat tulis.

"Terimakasih Sam"

"Sama-sama tuan"

Zayyan meletakkan buku diranjang,membuka mencari halaman kosong. Ia lalu menggambar abstrak masih bingung akan menggambar apa.

Dipikirannya saat ini Zayyan hanya ingin anggota keluarganya menemaninya di sini. Baru ditinggal beberapa jam oleh kakak dan papanya sudah merasa kangen. Baiklah,saat ini ia memutuskan menggambar keluarganya.

Zayyan menggarisi bagian tepian terlebih dahulu. Berjarak 2 cm setiap pinggirnya. Membuat sketsa tubuh terlebih dahulu. Yang pertama mulai dari Damar,lalu Yuliana disamping dan baru dirinya berada ditengah. Berlanjut para kakaknya di samping kanan dan kiri.

Sam hanya melihat dari luar. Ia selalu merasa ikut tenang jika tuan mudanya juga tenang tidak membuat masalah. Mungkin keputusan Damar kemarin tepat untuk membatasi pergerakan Zayyan.

Zayyan tampak fokus sekali menggerakkan pensil ditangannya. Setelah sketsa awal selesai Zayyan kemudian menghapusnya samar-samar, tidak sampai menghapus gambarnya bersih, masih menyisakan sedikit bekas dibukunya.

Mengambil pensil dengan ukuran lebih tebal, Zayyan menebali bekas pensil sebelumnya dengan goresan yang lebih tegas. Sama sekali tidak ada keraguan dalam gerakannya.

Jari tangannya dengan lihai dan mudah membuat garis serta lekukan dalam sekali toreh. Setelah itu Zayyan mengarsir gambarnya agar terlihat lebih hidup.

Hampir satu jam berlalu,Zayyan belum menggunakan penghapus sejak menghapus sketsa pertama. Seisi ruangan hanya terisi dengan suara gesekan pensil.

Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Ia lalu meminta Sam untuk mengambilkannya minum. Sam menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Zayyan.

Kembali melanjutkan kegiatannya. Tidak lama, akhirnya karyanya selesai. Mengangkat bukunya, memiringkannya kesamping kanan kiri atas bawah. Melihat sisi mana yang mungkin masih dirasa kurang.

Hmm,cukup bagus. Zayyan tersenyum melihatnya. Mungkin bagus bila dipajang. Tapi kalau begitu ia seharusnya menggunakan kertas yang lebih besar.

"Bagaimana Sam?" Zayyan meminta pendapat, menunjukkan gambarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang