Tanggaltak diketahui, di dalam lingkaran pelindung Teres dekat Istana Nara sang pembukarahasia langit dan kaisar dari 2 lapis dunia
Darah terus mengalir dari leher Gantha yang kehilangan kepalanya. Namun suasana di sekitarnya sama sekali tak terasa mencekam. Mereka sudah tahu apa yang terjadi. Kutukan Gantha terjadi kembali. Namun wajah yang sangat sedih dan penuh penyesalan tampak di wajah Galih.
"Uugh, meskipun pernah melihatnya, tetap saja mengerikan melihat kepala seseorang meledak seperti itu, terlebih Naya mengenal siapa pemilik kepala yang meledak tersebut..." Ucap Naya dengan wajah ketakutan.
"Naya, kutukan Gantha yang sebenarnya bukanlah kepalanya yang meledak." Ucap Galih.
"Ada kutukan lainnya kak?"
"Gantha...kehilangan sebagian pengetahuannya setiap kepalanya meledak."
"Jadi...itu menjelaskan mengapa kak Gantha sama sekali tak terlihat seperti seseorang yang memimpin kelompok manusia jenius seperti Reiva. Ia kehilangan semua pengetahuannya?" Tanya Naya.
"Hanya sebagian setiap kepalanya meledak. Kami belum tahu berapa banyak ilmu yang hilang akibat kutukannya tersebut."
"Hah! Kita bahkan tidak tahu berapa jumlah pengetahuan yang dimiliki oleh Gantha. Anak itu selalu menyembunyikan kemampuannya. Bahkan mungkin saat ini ia menyembunyikan suatu rencana yang mengerikan. Sama seperti kejadian Naya yang mendapat imaji dari Gagrayan." Ucap Reicht kesal.
"Aku?" Naya kebingungan.
"Setelah Gantha mendapat kutukannya, kelompok Reiva membuat sebuah rencana yang cukup nekat. Menangkap Lonca sekaligus melemahkan sang Iblis. Hal ini harus kami lakukan untuk memberi kami waktu untuk mengumpulkan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyebar manusia. Kami memecah belah Reiva untuk membuat kekacauan di pikiran musuh-musuh kelompok Reiva." Jelas Galih.
"Saat setiap kelompok rahasia di dunia ini menganggap kami terpecah belah, kami menyebar setiap anggota kami untuk menjadi anggota kelompok-kelompok rahasia tersebut. Tujuannya hanya satu, membuat kekacauan di dunia kelompok rahasia." Lanjut Reicht.
"Bagaimana caranya....?" Tanya Naya.
"Akan kakak ceritakan lain waktu Naya, terlalu panjang untuk diceritakan saat ini." Jawab Galih.
"Sementara itu pada waktu yang sama, jauh dari huru-hara, kami berempat mencari seseorang yang dapat berkomunikasi dengan alam. Tanpa disangka, ternyata adik Galih yang selama ini kami cari. Sejak kami menemukanmu, sedikit demi sedikit kami membocorkan keadaan pencarian ini pada Lonca dan Gagrayan. Seperti yang kau lihat, kami berhasil memancing mereka untuk datang menemukan kami di waktu dan tempat yang kami inginkan." Ucap Reicht.
"Tapi kita semua hampir saja mati!" Teriak Naya.
"Karena itu kami menganggap ini misi nekat. Kami semua bisa mati. Tapi sepertinya semua sudah Gantha perhitungkan, bahkan mengenai dirimu Naya." Ucap Reicht.
"Apapun yang terjadi, selamatkan dia yang dapat berkomunikasi dengan alam. Ilmu yang ia dapatkan saat itu juga mungkin dapat membantu kelangsungan hidup umat manusia. Itu yang terakhir Gantha ucapkan sebelum Reiva 'dibubarkan' dan kami berkelana secara terpisah untuk menjalankan rencana nekat kami." Jelas Galih.
"Tak disangka, Gagrayan dengan mudahnya memberi imaji ingatannya pada Naya." Sahut Sandhi.
"Aku, mewakili setiap anggota Reiva, memohon maaf padamu Naya. Menyeret mu dalam keadaan seperti ini." Ucap Reicht.
"Tak masalah. Mengetahui hal yang tak diketahui orang lain adalah mimpiku. Meskipun harus mendapatkannya dengan cara yang menyakitkan... Lalu kak Gantha sudah kehilangan kecerdasannya, berarti ia sudah tak dibutuhkan di Reiva?" Tanya Naya.
"Haha, dia itu ditakdirkan untuk memimpin para manusia jenius di kelompok Reiva baik dengan ataupun tanpa ilmu dewanya." Ucap Sandhi sambal tertawa terbahak-bahak.
"Ia tengah berjuang mendapatkan kembali ilmu yang dimilikinya. Butuh waktu yang lama. Sangat lama, namun tidak masalah. Kami akan menunggu datangnya saat dimana Gantha, sang pemimpin Reiva, mendapatkan kembali ilmu pengetahuannya. Selain itu, ia masih memiliki pola pikir yang sangat mengagumkan, bahkan tanpa ilmu, dengan bantuan ilmu yang dimiliki apra angota Reiva ia dapat merancang rencana-rencana hebat. Seperti perjanjian dengan Nara misalnya." Jelas Galih.
"Yup, kita sudah mendapatkan dukungan dari Nara. Kini kita harus bisa mengambil hati Lonca dan Iblis." Ucap Sandhi.
"Kalian akan apa?!" Tanya Naya tak percaya dengan ucapan Sandhi.
"Kau sudah menjadi bagian cerita ini Naya, kau akan tahu semua rencana kami pada waktunya kelak." Ucap Sandhi.
"Kalian dapat mengendalikan makhluk yang bahkan tak dapat dikendalikan oleh Arina yang membentuk masa depan kita, mempercundangi iblis juga Lonca lalu memperdaya Nara. Naya rasa kalian jauh lebih hebat dari Arina dan Nawa Antaboga, jika kalian bersungguh-sungguh, mungkin kalian dapat menemukan rencana yang jauh lebih baik tanpa bantuan kesepuluh buku ilmu milik Nawa Antaboga dan Arina." Ucap Naya
"Kecerdasan dan ilmu sangat penting Naya, karena itu kami akan mencari kesepuluh buku tersebut apapun yang terjadi. Kami dapat mengendalikan Teres dan mempercundangi iblis juga Lonca lalu memperdaya Nara bukan karena kami cerdas seperti Arina dan berilmu seperti Nawa Anataboga, kami licik." Ucap Gantha tegas dengan penuh senyum sambil menatap tajam ke istana Nara. Tubuhnya telah kembali dan tubuh dengan kepala yang meledak pun menghilang seperti sebelumnya.
Tak lama setelah kembalinya Gantha, kepanikan terjadi di istana tersebut. Lonca menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reiva : Awal
FantasyApakah sejarah manusia sesuai dengan yang tertulis di buku-buku sejarah selama ini? OOPart (Out of Place Artifactc) telah merusak kronologi sejarah teknologi manusia yang tertulis di buku-buku sejarah karena benda-benda berteknologi tinggi tersebut...