maybe i'm in love?

0 0 0
                                    

"Apakah kamu akan tinggal disini Niki?" tanya Valerie.

"Tentu untuk sementara ini bersama Sunghoon, mungkin aku akan lebih banyak melatih Pangeran Sunoo daripada kamu". balasnya.

Valerie bernafas lega mendengar itu, pelukan dari Sunoo yang belum terlepas membuat Valerie sedikit menyikut perut adiknya. Sunoo melepas pelukan itu dan beralih merangkul lengan Valerie.

"Baiklah terimakasih untuk hari ini Niki, sepertinya kita menghabiskan waktu sedikit lama bahkan aku tidak menyadarinya bahwa ini sudah siang hari".

Ana mendekat kepada mereka dan memberikan surat dengan segel Kerajaan Liones kepada Niki, Niki menerimanya.

"Sampai jumpa Niki".

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jarum jam bergerak dan berhenti diangka 13.30, siang hari dengan cuaca yang tidak terlalu panas membuat Valerie senang karena dia tidak perlu repot-repot membuatkan minuman segar untuk ayahnya. Ana berpisah dengan Putri Valerie saat berada di lorong istana, dikarenakan Ana harus menjalankan tugas lain yang diperuntahkan oleh Raja.

Valerie merasa sangat bosan berada di dalam kamarnya, hanya bisa menghabiskan waktu untuk membaca buku, membuat diary, menyanyi dan mencari pakaian yang akan ia gunakan nanti malam. Bosan yang terus menyelimuti Valerie membuatnya uring-uringan didalam kamarnya, apalagi Qwezy tidak berada di kamarnya. Gadis berambut hitam itu keluar dari kamar dan menyusuri lorong istana untuk mendapatkan sesuatu yang bisa dia gunakan sebagai teman bermain, Valerie berhenti di depan ruang perpustakaan Istana. Ketika masuk, ruangan yang sangat luas dan lebar berisi buku itu membingungkan dirinya apalagi dia tidak hafal jalan keluar dari situ.

Valerie tetap berjalan dan mencari buku baru untuk dia baca, ketika ingin mengambil buku yang dia mau kakinya terkilir membuat dirinya jatuh. Valerie merasakan ada seseorang yang membantu dirinya untuk berdiri, saat Valerie mencari keberadaan orang yang membantunya berapa terkejutnya dia bahwa orang yang didepannya adalah Pangeran Jake. Mata gadis itu membulat sempurna, Valerie memeluk Jake dan tersenyum lebar terutama menatap wajah Jake yang ikut tersenyum untuknya.

Valerie melepaskan pelukannya, "Tumben kamu ada disini?".

"Ayah sedang bertemu Raja Lancelot karena ada masalah di pemerintahan, apakah kakimu tidak sakit jika berdiri seperti ini?" tanya Jake dengan khawatir.

Valerie menggeleng dan dia menunjukan bahwa kakinya baik baik saja, Jake bernafas lega dia mengambil buku Valerie yang tergeletak di tanah dan membersihkan debu.

"Kamu suka membaca buku Scarlet Heart?"

"Iyaaa, bukunya seru tauu ceritanya tentang seorang gadis yang mencintai salah satu pangeran sampai akhir hayatnya gituu tapi aku belum sampai tamat" balas sang gadis, Jake membuka salah satu halaman buku itu.

"Sepertinya aku tau mengapa kamu membaca buku ini".

Valerie mengangkatnya alisnya, "Apa??".

"Karena nama karakter disini ada namaku" ucap Jake dengan narsisnya.

Valerie tertawa keras "Hahaha, dasar narsis. Ayo ke meja yang dekat jendela, aku ingin mengobrol disana saja".

"Baik, ayoo" balas Jake, dia menggandeng tangan Valerie dan berjalan bersamaan dengan Valerie.

__________________________________

Valerie membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan dengan serius, namun dia tidak sadar bahwa sedang diperhatikan oleh pria disebelahnya.

Tatapan Jake seolah-olah bersuara 'Kamu terlalu indah untuk ku miliki, vale'

"Jake, kenapa Syakira dan Jake didalam buku ini harus berpisah? padahal kan mereka sudah menjadi suami istri" ucap Valerie dengan polosnya.

Jake tertawa kecil, dia mengelus rambut halus milik Valerie. "Semua pertemuan akan ada perpisahan, Vale. Sekalipun itu sudah menjadi pasangan hidup, tidak menutup kemungkinan untuk berpisah dikemudian hari"

Valerie mengerti sekarang, namun jika perpisahan bisa terjadi kapanpun. Apakah dia dan Jake juga akan berpisah suatu hari nanti?

"Kamu sedang melamunkan apa, Vale? memikirkan perkataanku atau aku?"

"Bukan begitu, aku tidak melamun, Jake. Semisal aku dan kamu akan menjadi pasangan hidup, apakah kita akan berpisah juga?" tanyanya, wajah Valerie didepan pangeran tampan itu sangatlah manis.

Yang di tanya hanya tersenyum sambil memandang lamat kearah perempuan nya, sungguh Jake ingin memiliki Valerie. Pertemuan mereka yang tidak terlalu singkat, membuatnya menjadi lebih mengerti Valerie terutama mereka yang sering bertemu kapanpun.

"Kalau kamu dan aku menjadi pasangan nanti, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu sendiri walau kita dipaksa berpisah, Vale"







.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

• Promises in the past '|| [Enhypen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang