Dua.

29 3 0
                                    

"Mau kemana pagi-pagi sekali tuan?" Sojung penasaran apa yang akan di lakukan Juan sehingga tak biasanya ia berangkat pagi-pagi sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana pagi-pagi sekali tuan?" Sojung penasaran apa yang akan di lakukan Juan sehingga tak biasanya ia berangkat pagi-pagi sekali.

" Menjemput Nara, sepertinya kau lupa jika dia akan pindah ke sini bersama kita." Juan berucap sambil membenarkan letak arloji nya.

"Jangan keterlaluan Juan, kau mengira aku hanya figuran di sini?, aku istrimu, tolong jangan melewati batas."

"Aku tak butuh pendapatmu." Juan seolah-olah sekali lagi menjelaskan jika semua atas aturannya.

"Bukankah kau mempunyai properti rumah yang cukup banyak, apakah tidak bisa jika kau tidak membawa Nara ke sini bersama-sama."

"Jangan ikut campur semuanya sudah ku atur, kau hanya perlu menurut, jangan banyak menuntut, maka semuanya akan berjalan sesuai rencana", Sojung hanya diam menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya, seolah-olah rencananya akan menguntungkan bagi Sojung.

"Sudahlah lagipula aku tak ingin berdebat dengan mu, kau hampir merusak mood ku untuk bertemu calon BAYIKU", mendengar kata-kata yang menusuk tak membuat Sojung menangis ia justru tertawa sinis.

"Anak dari pelacur, apa itu rasanya sangat membahagiakan, hingga tak sabar bertemu, aku penasaran sebenarnya kau tak sabar bertemu bayinya atau justru bercinta dengan ibunya dan membuat buah cinta baru?", Sojung akui dirinya sedikit keterlaluan namun bagaimanapun ia tak ingin Memendam rasa cemburunya lagi sampai kapan ia harus sabar.

"Jaga mulutmu, siapa yang kau sebut pelacur, dia calon ibu dari anakku", Juan marah dan mencekiknya hingga hampir membuat Sojung lupa cara bernafas.

" Le,,,, paskan Juan kau ingin aku mati di depanmu", mata Sojung memerah ia menatap juan penuh amarah, Sojung merasa ia tak pantas di perlakukan demikian.

"Jika sikapmu masih sering begini aku tak akan diam saja."
Baiklah, kali ini Sojung akan mengalah saja, semua upayanya akan sia-sia, Juan terlalu jauh untuk bisa ia gapai kembali.

"Dara tolong siapkan mobil antar aku ke rumah sakit, aku ingin tau sejauh apa upaya perkembangan untuk menyembuhkan kaki ku", dara yang di suruh hanya mengangguk, mengerti maksud Sojung.

Dara membawa Sojung menuju mobil yang telah di siapkan, " Nyonyah, tuan sudah begitu keterlaluan padamu, mengapa kau masih bertahan", Dara memulai percakapan di tengah-tengah keheningan menuju rumah sakit.

"Panggil aku kakak saja, tidak usah terlalu formal padaku. terkait pertanyaan mu tadi aku belum menemukan jawabannya, bolehkah aku tidak menjawabnya dahulu",  jujur Sojung tak mengenali dirinya sendiri, dahulu ia adalah orang yang tak mudah terpengaruh oleh cinta, andai ia tetap seperti dahulu mungkin ia tak akan merasakan kekecewaan ini dalam hidupnya.

"Maaf sudah bertanya yang tidak seharusnya", Dara merasa bersalah karena setelah pertanyaan nya tadi wajah Sojung nampak begitu sedih.

" Setelah aku sembuh dan bisa berjalan kembali, kau tak perlu lagi di sisiku, kau harus mencari pendamping hidupmu juga", Dara sudah sejak lama menemani Sojung, dan selama ini juga Sojung belum pernah melihat Dara berkencan sekalipun.

Blue day'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang