(Semua toko hanya fiksi, umur, tanggal semuanya rekayasa!)
Dara yang sedang besantai di balkon rumahnya melihat bintang-bintang di atas sana bertaburan sangat banyak, tak terasa dirinya sudah berdiri di sana sangat lama, hingga beberapa kali menguap yang menandakan jika ia mengantuk.
Saat tiba di kamarnya dara hendak menutup mata, namun ia tiba-tiba teringat jika tadi diri-Nya ingin memberi tahu Sojung terkait Nara yang bersama dengan seorang pria, namun dara lupa memberitahu Sojung tadi karena satu dan lain hal.
"Apa aku kirimkan dia pesan text saja? Atau besok saja aku yang bicara langsung, tapi nanti aku lupa lagi, yaudah deh langsung ku kirim pesan aja besok ku jelasin lagi." Ucap dara berdebat dengan dirinya sendiri akhirnya dirinya memutuskan untuk mengirimkan Sojung pesan.
Dara meraih handphone yang berada di sebelah tempat tidurnya dan melepaskan ikatan charger hp tersebut.
*kak hari minggu aku sempat melihat Nara bersama pria lain, aku hendak memotret mereka berdua namun aku, aku belum sempat memotret nya karena Bagas yang menyuruhku mengambil beberapa makanan. Maafkan aku harusnya aku mengambil gambar mereka sebagai bukti.*
*namun aku jamin kata-kata ku dapat di percaya! Lelaki itu tampak memiliki banyak tato di tubuhnya dan dia tampaknya akrab dengan Nara.*
Karena dirasa sudah cukup menjelaskan sedikit, besok Dara sendirilah yang akan menjelaskan kronologi detailnya agar ceritanya dapat di percaya!
Lalu Dara menarik selimutnya dan mencoba memejamkan mata nya, sejak tadi ia tak dapat tertidur karena masih terbayang-bayang kejadian tadi siang ketika tangannya secara tak sengaja di pegang erat oleh Bagas jujur saja itu pertama kali baginya bersentuhan dengan pria selain keluarganya.
.
.
.
Sojung terbangun dari tidurnya dengan mata yang sembab, karena tadi malam ia banyak menangis pagi ini masih pukul 04.15 pagi, ia sudah bangun dengan keadaan yang kurang bersahabat, dirinya merasa kepalanya sedikit terasa pusing.
"Masih begitu pagi." Lalu tanpa sadar pandangan nya melihat sebuah buku yang di berikan Asher.
Sojung lalu berusaha untuk meraih kursi roda nya dan duduk di sana, perlahan ia mendekat pada buku itu, yang dari sampul bukunya saja sudah membuatnya menangis, di sana terpajang photonya dan juga kakak kandungnya.
Sojung menyentuh photo itu dengan tangannya, mengelus photo, tiba-tiba memori tentang keluarganya kembali terekam jelas di kepalanya, namun bagaimanapun Sojung tetap harus membacanya! Mau bagaimanapun Sojung harus menerima kenyataan jika kakaknya sudah tiada kan? Supaya ia lebih menghargai hidup.
Sojung menaruh buku itu di pahanya, perlahan-lahan Sojung mendorong kursi rodanya menuju balkon kamar itu, mata coklat nya menatap langit yang masih begitu gelap dan bintang-bintang masih bertaburan di atas sana, suasana pagi yang begitu dingin menusuk kulitnya yang tak di balut sebuah jaket hanya berbalut piyama pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue day's
Fanfiction[On going] "Hariku bersamamu bagaikan hujan yang selalu turun terkadang aku bahagia terkadang aku takut dan menangis? Kau tahu kan hujan yang ku maksud! Ya terkadang kau membawa hujan yang damai namun kau juga sering membawa hujan badai padaku!"...