.. ⃟⁞⃟ ཻུ۪۪⸙͎；INI BUKAN CERITA B×B!!!
Dilarang memplagiat atau merepost cerita ini dalam bentuk apapun!
⚠️ Cerita ini disarankan untuk 15 tahun ke atas. Pengawasan orang dewasa dibutuhkan karena adanya kekerasan fisik maupun verbal di dalam c...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dengan segala kerisauan hati yang kian menyeruak di dalam benak tanpa henti, kini waktunya kuputuskan untuk berhenti berlari dan memulai dengan mimpi yang baru." - Levanter [Blind Spot]
🎭‧₊ Levanter [2]
"Minho kau Ingin beberapa perut babi lagi?" tanya Changbin tanpa menoleh ke arah Minho karena terlalu sibuk memanggang beberapa filet perut babi. "Hannie, kau juga ingin?"
"Ya, aku mau!" timpal Han Jisung antusias dengan kedua tangan yang spontan dijulurkan ke arah pemanggangan, tepat di hadapan Changbin.
"Beri aku tiga potong untuk Minhoku," ucap Jisung kembali dengan nada yang tak sabaran, sehingga membuat Minho mendengkus berat melihat adik kelasnya yang begitu protektif terhadapnya.
Tangan kanan Minho yang bermula sibuk pada menggeserkan layar ponsel secara vertikal di beranda aplikasi ainstogram, kini dengan lancangnya merebut ssam milik Bangchan tanpa memedulikan reaksi kesal yang anak itu keluarkan.
"Han Jisung, bisakah kau memanggilku dengan sopan? Kau ini terus memanggil namaku disaat kau tahu kalau umurku lebih tua darimu." Dengan mulut yang penuh ssam buatan Bangchan, Lee Minho menyempatkan dirinya untuk berbicara ketus pada Jisung, sehingga anak bermarga Han itu tertawa singkat mendengarnya. "Changbin saja yang beda beberapa bulan memanggilku 'Kak Minho'."
"Itu 'kan dia, bukan aku," timpal Jisung memutar bola matanya karena Minho selalu berbicara soal usia mereka yang berbeda. "Jadi, jangan disamakan. Lagi pula, kita ini hanya berbeda satu tahun, dan hubungan kita sangat dekat, jadi aku rasa tidak perlu memanggilmu 'kak' meski aku adik kelasmu," jelasnya sambil menyumpal mulut Minho dengan ssam kembali yang disusul dengan gelitikan pada dagu Minho.
Anak yang dagunya digelitikkan oleh Jisung hanya bisa mendecak sebal lalu mengembungkan pipinya pasrah untuk segala suapan Jisung yang selalu menyisipkan bawang putih di dalamnya meski Lee Minho tahu bahwa dirinya akan mual jika terlalu banyak makan bawang putih--entah itu dipanggang atau tidak dan bawang cincang atau bukan--semuanya saja saja!
"Wah, bawang putihnya mulai terasa menusuk tenggorokanku," gumam Minho berkomentar dan hendak mengambil hotteok sayuran yang Bangchan beli. Namun, niat tersebut diganti menjadi segelas air putih kala melihat Seungmin yang tiba-tiba berjalan keluar ruangan dengan wajah masam yang merah padam.
