.. ⃟⁞⃟ ཻུ۪۪⸙͎；INI BUKAN CERITA B×B!!!
Dilarang memplagiat atau merepost cerita ini dalam bentuk apapun!
⚠️ Cerita ini disarankan untuk 15 tahun ke atas. Pengawasan orang dewasa dibutuhkan karena adanya kekerasan fisik maupun verbal di dalam c...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Meski tujuanku kerap meredup bagai kabut yang perlahan sirna diburu matahari, aku akan tetap berjuang menghadapi duri-duri kehidupan." - Side Effects [Blind Spot]
🎭‧₊ Side Effects [2]
2021.02.12
Pada akhir musim dingin di tengah wabah covid-19 kini menunjukkan seorang wanita cantik paruh baya yang berusia sekitar empat puluh tahun tengah memukuli Lee Minho di dalam kamarnya dengan menggunakan payung tongkat, hingga membuat anak lelaki remaja tersebut menangis sakit disertai ketakutan yang amat dahsyat.
Setiap permohonan maaf dan ampun yang Minho keluarkan saat ini bagai salju-salju putih yang menitikkan air bekunya ke dasar tanah dan kemudian diinjak oleh banyak orang tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Tidak hanya itu, hujan dan angin dingin pun yang menjadi saksi keduanya di bulan februari ini, memilih untuk terbungkam seolah-olah membiarkan Lee Minho menikmati sendiri suasana hati yang sangat buruk.
"Dasar anak pungut tidak tahu diri!" Wanita yang berpakaian elegan itu berkali-kali menusukkan panah apinya di bagian dada Lee Minho dengan lontaran kalimat-kalimat jahat.
Lee Minho hanya terdiam, menahan segala rasa sakit yang dia terima, entah itu rasa sakit di sekujur tubuhnya atau rasa sakit yang akan mempengaruhi psikis. Sebenarnya bisa saja Minho memberontak dan membalas segala perbuatan jahat wanita tersebut, tetapi karena di dalam prinsipnya dia tidak boleh menyakiti sesama keluarga, maka Minho pun memilih untuk berdiam diri tanpa adanya lawanan sedikitpun.
Rasa sakit yang Minho rasakan ini berawal ketika sang ayah menikahi seorang Influencer beranak satu, setelah istri pertamanya yang bernama Song Naeun meninggal dunia karena kecelakaan 2 tahun yang lalu. Seo Jinah dan Kim Jinni merasa cemburu pada sikap Joonhyuk yang selalu mengutamakan Lee Minho dibandingkan mereka, entah itu berupa fasilitas maupun berupa kasih sayang.
"Berani-beraninya kau mengambil hati Lee Joonhyuk, suamiku! Kau pikir kau siapa?" pekik Seo Jinah sambilmemukuli tubuh Minho yang duduk meringkuk di sudut kamar tidur loteng dekat jendela tanpamenunjukkan rasa empatinya di air muka yang seakan-akan dia adalah manusia berhati dingin yang tidak peduli jika seseorang tiada di tangannya.
