HiMN 06

122 21 0
                                    

Jaejoong terbangun dari tidurnya. Namja cantik itu turun dari ranjangnya sembari memeluk boneka gajahnya erat, cherylipsnya menguap menandakan rasa kantuk yang masih tertinggal.Jaejoong menyeret kakinya menuju dapur akibat haus yang menderanya tanpa sadar dimana dirinya berada sekarang.

"Baby.... Mau kemana?"

"Minum. Joongie haus Umma...." Sahut Jaejoong dengan mata setengah terpejam.

Tunggu dulu!

Doeeyes Jaejoong membulat sempurna, mengusir kantuk yang menggelayutinya entah kemana. Sejak kapan suara Ummanya seperti itu?Sejak kappa suara unik Ummanya menjadi suara berat seperti itu?Jaejoong menatap binggung tempatnya berdiri sekarang, menatap binggung tiga pasang mata yang tengah menatapnya juga. Jaejoong tahu mereka, tapi....

"Sudah bangun, hm?Joongie haus? Akan Appa ambilkan minum, Joongie mau apa?" tanya Yoochun sembari mengusap kepala Jaejoong lembut.

"Umma?" Jaejoong menatap Yoochun dengan doeeyes nanarnya, "Ahjushi.... Mana Umma?Kenapa Joongie bisa berada di sini?Umma?"Jaejoong terlihat mulai panik dan ketakutan.

"Itu karena mulai sekarang Joongie akan tinggal di sini."Yoochun tersenyum hangat pada putranya.

"Lalu Umma? Dimana Umma?"tanya Jaejoong.

"Ummamu...."

"Hiks.... Hiks.... Hueeeeeeeeeeeeeeeee.... Umma.... Umma...." Dengan panik Jaejoong berlari, menuruni tangga, keluar dari pintu rumah keluarga Jung, melewati halaman depan menuju pintu gerbang kokoh yang dijaga oleh beberapa bodyguard di sana.

"Apa ku bilang.... Anakmu itu pasti panik kalau kau mengambilnya begitu saja dari ibunya, Hyung."Ucap Yunho yang sedang menggendong Changmin.

Yoochun segera mengejar Jaejoong.

.

.

"SIRO! Joongie mau Umma.... Hueeeeeeeeeeeee.... Umma.... Hiks... hiks.... Umma.... Umma...." Raung Jaejoong yang melempar semua bantal, selimut dan apapun yang bisa diraihnya ke arah Yoochun yang berusaha menenangkannya.Perjuangan tersendiri bagi Yoochun untuk bisa membawa Jaejoong kembali masuk ke dalam rumah.

"Baby...." Yoochun menghindari bantal yang terlempar ke arahnya, "Baby.... Uljimane.... Appa di sini...."

"Huaaaaaaaaaaaa.... Umma.... Umma.... Huaaaaaaaaaaaaaa...." Kali ini jemari Jaejoong meraih ponsel malang Yoochun dan melemparnya begitu saja hingga benda berwarna putih itu pecah berhamburan.

"Telpon saja Ummanya, hyung!" saran Yunho yang terlihat begitu iba pada Jaejoong yang terus menangis sedari tadi, jangan lupakan kamar hyungnya yang sudah menjadi kapal pecah sekarang!

"Andwe!" tolak Yoochun.

"Anakmu bisa dehidrasi bila terus-terusan menangis.... Kau tidak kasihan padanya?"

"Noona...." Changmin berjalan pelan mendekati Jaejoong yang meringkuk di sudut kamar dekat tempat tidur kemudian mengulurkan lollipop besarnya pada Jaejoong yang sedang menangis histeris.

"Hueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee....Ummmaaaaaaaaaaa.... Joongie mau Umma.... Umma.... Hiks.... Hiks...." Jaejoong semakin menjerit histeris.

.

.

"Kau tidak akan bisa memisahkanku dari anakku, Jung!" sinis Junsu yang memeluk erat Jaejoong yang masih sedikit ketakutan.Junsu datang setelah mendapat telpon dari Yoochun perihal Jaejoong yang menangis histeris sejak bangun tidur sampai sekarang.

He is My Nephew (Repost) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang