Epilog I

80 12 0
                                    

Namja tampan berusia sepuluh tahun itu memamerkan senyum khasnya pada teman-teman barunya yang menatap begitu kagum kepadanya, terutama para yeoja. Dia sama sekali tidak memedulikan bisikan demi bisikan yang dilontarkan oleh beberapa teman-teman barunya itu, tidak memedulikan apa yang seosengnim katakan pada teman-teman barunya. Kata ayahnya dia harus terlihat cool ketika berhadapan dengan lingkungan baru, dan itu pula yang tengah dilakukannya sekarang. Bersikap cool seperti apa yang dikatakan oleh ayahnya.

"Nah, apa ada diantara kalian yang ingin bertanya sesuatu pada Changmin?" tanya Seosengnim.

Hampir semua teman barunya baik yang namja maupun yeoja mengangkat tangan mereka antusias, Changmin, bocah tampan berusia sepuluh tahun itu hanya tersenyum melihatnya.

"Chagmin sshi, benarkah kau putra Jung Jaejoong?" tanya seorang yeoja yang rambutnya dikepang dua di sisi kanan dan kiri kepalanya.

"Ne." jawab Changmin singkat.

"Kyaaaaaaaaaaaaa >_< Boleh aku main ke rumahmu?Aku sangat mengidolakan Ummamu."Ucap yeoja itu begitu bersemangat.

Changmin hanya tersenyum, "Kau pikir aku akan membiarkanmu, huh? Jangan harap!" batin Changmin. Oh, namja tampan itu tidak pernah rela Umma kesayangannya bertemu dengan orang yang menurutnya akan membuat repot. Repot dalam artian yang hanya Changmin sendiri yang mengetahui maknanya.

"Changmin Sshi, benarkah kau tinggal di Amerika selama ini?" tanya seorang namja berbadan sedikit gembul yang duduk tepat di depan Changmin berdiri.

"Ne." jawab Changmin sembari mengganggukkan kepalanya singkat.

"Woah, keren!" puji anak itu, "Maukah istirahat nanti kau menceritakan padaku Amerika itu seperti apa?" tanyanya sedikit berharap.

"Tentu saja...." Changmin tersenyum, sepertinya teman-teman namjanya lebih menyenangkan daripada teman-teman yeojanya.

Hari pertama Changmin di sekolah barunya benar-benar menyenangkan.Changmin mendapatkan perhatian yang luar biasa banyak.Para guru begitu bangga padanya karena nilai-nilai Changmin semasa sekolah di Amerika dulu begitu menggagumkan, tidak ada yang berada di bawah angka 95.Teman-teman yeojanya sangat senang memujinya karena wajahnya yang tampan, para namja senang berada di dekatnya karena Changmin sangat supel, bahkan saat jam istirahat Changmin sudah bergabung dengan yang lainnya bermain bola di lapangan sekolah.

Begitu pulang sekolah, banyak yeoja yang melirik Changmin yang tengah berdiri di depan pintu gerbang, menunggu sesuatu. Para bocah itu berbisik-bisik dengan wajah memerah saat memperhatikan wajah tampan Changmin, kelakuan para yeoja itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Changmin, kata ayahnya hal semacam itu sudah biasa bagi para namja tampan, dan karena Changmin termasuk dalam golongan namjatampan sehingga dia harus bersikap biasa-biasa saja.

Sebuah mobil mewah mengkilat berwarna abu-abu kehitaman itu berhenti di dekat Changmin, namja tampan itu berjalan pelan dan memasuki mobil itu, mendudukkan dirinya di kursi penumpang belakang di samping sosok cantik yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Haaahhh...." Changmin menghela napas, "Umma.... Min lelah...." Namja tampan itu memeluk sosok cantik di sampingnya dengan erat. Satu hal yang tidak akan pernah Changmin tunjukkan pada orang lain, kecuali pada sosok satu itu, sifat manjanya.

"Aigoo!Minie lelah?Apa yang Minie lakukan tadi, huh?" dengan penuh perhatian namja cantik itu mengusap peluh di wajah Changmin menggunakan tisu kering.

"Cuma bermain bola, Umma." Jawab Changmin.Bocah tampan itu memejamkan matanya, terlelap dalam dekapan hangat Umma kesayangannya.

.

He is My Nephew (Repost) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang