11: disturbed

24 3 3
                                    

Malam ini terasa lebih dingin dibanding kemarin, mungkin karena memang sudah memasuki musim hujan di penghujung tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini terasa lebih dingin dibanding kemarin, mungkin karena memang sudah memasuki musim hujan di penghujung tahun. Namun, meskipun demikian, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun atau memang tak terlihat saja? Langit gelap, sulit dibedakan gelap karena memang sudah malam atau karena awan hitam.

Gino menyudahi pekerjaannya lumayan larut, seperti biasa. Dia menyusuri jalanan ibu kota yang mulai tertidur, walaupun belum sepenuhnya. Lagian kapan sih sebuah ibu kota itu tertidur? Terlalu banyak penopang beban hidup di sana, terkadang ada yang terpaksa mengorbankan waktu istirahat untuk mengais rupiah.

Pulang dari bekerja, enaknya langsung bebersih dan tidur. Memang kebetulan juga itu kebiasaan Gino, tapi agaknya sedikit berbeda untuk dini hari ini. Usai mandi, dia malah ke dapur untuk menyeduh kopi, lantas membuka jendela kamar lebar-lebar dan menarik kursi di dekatnya.

Gino menyesap kopi hangat dari gelasnya secara perlahan, lalu meletakkan gelas itu di tempat yang aman sambil menghela nafas berat. Tiba-tiba dia terhenyak, peristiwa yang tadi terjadi di El Monte itu terputar kembali. Peristiwa saat gadis yang selalu mengusik hidupnya tiba-tiba bersikap seolah tak tertarik lagi.

"Ngapain malah mikirin dia sih?" desis Gino frustasi

Gino langsung beranjak dari kursinya, kembali dia tutup jendela, dan matikan lampu. Lalu, dirinya melompat ke kasur.

Gino berusaha menutup mata, menyudahi kehidupannya untuk hari itu dan bersiap lagi saat matahari terbit nanti. Namun, sepasang mata itu terbuka lagi beberapa menit setelahnya. Gino mengubah posisi, jadi telentang menatap langit-langit kamar.

"Gue salah ngomong. Iya, kayaknya karena gue salah ngomong kemarin. Berarti gue harus minta maaf besok" gumam Gino bermonolog

Tiba-tiba Gino mengerutkan kening, menyipitkan pandangan, "Tapi ngapain gue minta maaf? Bukannya malah bagus ya kalau dia nggak gangguin gue lagi? AH! LO KENAPA SIH, VALDYA?!"

Suara Gino meninggi tanpa sadar, sampai tiba-tiba pintu kamar terbuka sendiri dari luar. Kepala Gino terangkat kaget, menoleh ke pintu sampai sosok Keenan muncul di sana.

"Valdya? Lo ngimpiin dia?" seru Keenan dengan wajah ngantuknya

Gino beranjak duduk, "Hah? Enggak, apaan sih tiba-tiba Valdya?" balas Gino pura-pura bodoh

Keenan mengerjap beberapa kali, "Gue denger lo panggil-panggil Valdya tadi, gue yakin nggak salah denger kok"

"Lo kali yang ngelindur. Udah sana ah, mau ke WC kan lo" balas Gino

"Ya udah deh. Bye"

Untungnya, Keenan anak baik, makanya dia menutup kembali pintu kamar itu seperti semula. Sedangkan Gino, kembali ke posisi berbaringnya dan mencoba untuk tidur lagi. Kali ini, dia harus bisa. Gino harus kuasai diri lagi agar hal-hal demikian tidak mengganggu pikirannya terus.

Little LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang