the ANCIENT STORY : THE ROYAL PRINCE

109 26 13
                                    


.
.
.
.
.
.

Suatu hari yang cerah di kota Chang'an.

.
.
.
.

Angin musim semi bertiup lembut, membuat daun pohon bunga plum bergemerisik lirih.
Mengalun merdu bersama suara gemericik air di kolam.

'Crip.'

'Crip.'

'Crip.'

Bersama kicau burung kenari yang ceria, menciptakan simfoni indah di pagi menjelang siang hari ini.

Villa Sinar Bulan.

Villa Sinar Bulan merupakan salah satu dari beberapa kediaman besar di distrik Bunga Plum, kota Chang'an.

Kediaman megah ini adalah kediaman pribadi milik pangeran ke dua belas.
Putra bungsu dari mendiang kaisar yang telah mangkat.
Pangeran Shixun, lahir dengan nama Li Hun.
Putra kesayangan mendiang kaisar.
Terkenal sangat dimanja oleh ibu suri dan juga kaisar saat ini.

Hari itu di halaman belakang villa Sinar Bulan tampak sangat sibuk.
Para pelayan pria dan wanita keluar masuk kediaman utama, untuk merapikan dan menata beberapa barang yang terus saja berdatangan sejak kemarin.

Peti-peti dan kotak-kotak kayu berukir indah dalam berbagai model dan ukuran.
Mereka bekerja dalam diam, dan dengan gerakan yang sangat hati-hati.

Sudah menjadi peraturan tak tertulis di kediaman ini, dilarang mebuat suara gaduh saat pangeran sedang beristirahat.

'Brak.'

Salah seorang pelayan wanita muda menahan napas.
Ia tak sengaja menyenggol pajangan tembikar tanah liat yang berdiri di ujung meja.

"Sst..!"

Kasim Lei menatap pelayan itu tajam.

"Maaf kasim Lei."

Pelayan itu berbisik, ia melihat Kasim Lei dengan tatapan memelas.

Kasim Lei menghela napas lalu menganggukkan kepalanya, memberikan kode agar pelayan itu melanjutkan pekerjaannya.

"Kasim Lei utusan dari istana datang, apakah kita harus membangunkan pangeran?"

Tuan Ji, kepala rumah tanggal kediaman ini masuk lalu berbisik ditelinga sang Kasim senior.

Kasim Lei mendengus tak senang.
Ia terdiam sejenak, dalam hatinya bimbang.

Karena semalam mengeluh badannya terasa tidak nyaman.
Pangeran mereka baru terlelap nyenyak selama beberapa jam.

Tapi utusan dari istana sudah pasti mewakili yang mulia kaisar atau ibu suri.
Dan dua orang tersebut diatas, tidak menerima bentuk penolakan apapun.

"Kasim Lei, pangeran sudah bangun."

Belum sempat Kasim Lei berpikir lama, seorang pelayan tergopoh-gopoh menghampiri mereka.
Fulai, nama pelayan pria itu.
Salah satu dari beberapa pelayan pribadi pangeran.

"Baiklah baiklah..."

Kasim Lei diikuti tuan Ji, lalu Fulai yang mengekor patuh dibelakang mereka berdua bergegas menuju kamar pangeran.

"Yang mulia, anda sudah bangun?
Bagaimana perasaan anda?"

Kasim Lei segera menghampiri ranjang pangeran.
Tuan Ji membantu menuang secawan air hangat dari teko yang berada di meja, lalu memberikannya pada Kasim Lei.

"Hmm.."

Pangeran yang terduduk lesu dengan mata yang masih setengah terpejam menjawab tak jelas.

Kasim Lei mengulurkan cawan keramik berwarna gading itu dengan ke dua tangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KONGRES [ Kontrakan Gesrek ] EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang