_Xander_

35 12 0
                                    

Selamat siang all^^

Sebenernya aku lagi hilang ide
buat lanjut ini book, aslinya tuh
udah nyiapin alurnya sih.. tapi
ilang di otak T^T
jadi jangan heran kalau gj ya^^

Oke~ ENJOY><


                                                            

Sean berjalan menuruni tangga
dengan sedikit terburu-buru,
Remaja kecil itu mengedarkan
pandangannya ke seluruh
sudut ruangan, netra grey
miliknya melirik kesana kemari
seperti mencari sesuatu.

"Lucas bilang ada di bawah.."
gumamnya.

Setelah berdebat dengan
pemikirannya tadi, Sean
berlari keluar dari kamar
yang berada di lantai tiga,
dia masih di landa perasaan
bingung tentang keberadaanya
di tempat asing ini, dan juga
ketidakhadiran sang kakak
saat dirinya membuka mata tadi.

"Kenapa tempat ini sunyi sekali?..
dan Lucas juga, dia menyuruhku
untuk turun tapi dia sendiri
tidak ada disini" gerutu Sean.

Matanya mulai mengedar
kembali menyusuri setiap
sudut dari tempatnya berdiri
saat ini, Benar-benar tidak ada
siapa pun di ruangan besar itu
selain dirinya.

Sean berdecak. lalu matanya
terhenti ke arah pintu yang
terbuka lebar. kedua alisnya
bertaut, menandakan jika
dia sedang bingung saat ini.
Dan juga dia seperti mendengar
sayup-sayup suara yang berasal
dari sana.

Karena penasaran, Sean berlari
kecil ke arah pintu yang terbuka itu.
Matanya sedikit membelalak
saat melihat banyak pria
ber-jas di depannya.

Keningnya mengerenyit.
dalam hati dia bertanya-tanya
siapa pria-pria itu.

Sean menghela nafas pelan,
dia memutuskan untuk
berjalan masuk ke dalam
bangunan bertingkat itu.
Namun baru saja akan
beranjak pergi, matanya tak
sengaja menangkap siluet
seseorang yang dia kenal.
Matanya sedikit menyipit
untuk memastikan apa
yang dia lihat itu benar
atau tidak.
Setelahnya, Kaki kecilnya itu
berjalan mendekat pada
siluet dengan sangat
yakin akan apa yang dia lihat,
Sean memanggil si empu.

"Mikhael"

Semua orang di sana mengalihkan
perhatian mereka pada asal
suara yang tak familiar di
pendengaran mereka.
Sean yang di tatap oleh banyak
pasang mata asing menjadi
sedikit tertegun dibuatnya.

"Kenapa mereka menatapku
begitu.." batinnya.

Mikhael tersenyum lembut pada
remaja di depannya, dia berjalan mendekat pada si kecil.

"Selamat pagi Sean, bagaimana
hari pertama mu di sini?" tanyanya
dengan tangan yang mengelus
pucuk kepala si kecil.

Kedua alis Sean bertaut.
"Jadi.. ini benar-benar bukan
di Kanada ya?.."

Sean menyingkirkan tangan
Mikhael dari atas kepalanya
dan menatap pria itu dengan
datar.

"Di mana?"

Satu alis Mikhael terangkat,
otaknya tidak conect dengan
ucapan singkat si kecil.
Baru saja dia akan bertanya
balik, Sean memotong perkataannya.

"Di mana kak Zenith?!"

Mendengar pertanyaan
si kecil kembali, Mikhael
terkekeh pelan yang di mana
hal itu membuat Sean jengkel.

"Ck, jawab aku Mikhael!
di mana kak Zen-

"Shuuutt.. iya iya Sean~
sabar dulu" potong Mikhael
dengan meletakkan telunjuknya
di depan bibir Sean.

Toxic Encounters [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang