_Russian_

35 12 0
                                    


Hei hei hei Sean balik lagi:>

Mari kita membaca^^





                        ♧♧♧

Kamis 13 Juni 2xxx

Hari ini tiba di mana dua
Crishtopher bersaudara akan
meninggalkan Kanada,
tempat kelahiran mereka,
tempat dimana keduanya
tumbuh dewasa, dan tempat
dimana mereka bisa merasakan
kerasnya hidup.

Sejak selesai makan malam,
Sean tidak beranjak sama
sekali dari kamarnya. Dia
hanya ingin berdiam diri
di kamar, memandangi setiap
sudut kamar yang akan
dia tinggalkan sekarang.

Netra grey berkilau sejak
pagi tadi terus menatap
ke seluruh ruangan dengan
nuansa sweet purple.
Sean tidak ingin melewatkan
barang satu hal pun dari
pandangannya. Sederhana,
tapi Sean suka.

Kriet

Netra grey Sean beralih
ke arah pintu kamar yang
berderit. Senyum kecil dari
bibirnya mengembang saat
tahu siapa yang membuka pintu.

Zenith membalas senyum
sang adik dan berjalan
mendekat ke arahnya.

"Tidak bosan berdiam di kamar
sejak tadi malam hm?" tanyanya
lembut sambil mengelus
surai jet black sang adik.

Sean memejamkan mata,
Elusan di kepalanya membuat
remaja ber-netra grey itu nyaman.

Setelahnya Sean mendongak
menatap sang kakak dan
tersenyum kecil.

"Hanya ingin mengingat
tempat yang selama ini aku
tinggali" ujar Sean pelan.

Zenith terkekeh geli mendengar
ucapan sang adik.

Wanita dewasa itu mendudukkan
dirinya di samping si
kecil. "Sean akan mendapatkan
yang sama dengan ini di sana
nanti. Jadi jangan khawatir"
ujarnya.

Sean mengangguk. "Aku tahu.."

Dia menatap seisi kamarnya
lagi. "Tapi tentu saja akan
berbeda" lanjutnya pelan.

Zenith menatap sang adik
dengan sendu. Zenith tahu
semua ini sebenarnya berat
untuk Sean. Adiknya itu hanya
berpura-pura baik-baik saja
di depannya, sedangkan aslinya
hati si kecil tak rela untuk
meninggalkan rumah ini.
Rumah yang mereka dapatkan
dengan kerja keras bersama
kini harus mereka tinggalkan.

Bukan masalah biaya rumah,
tapi tentang banyaknya hal-hal
berharga yang mereka dapatkan
selama tinggal di sini.

Zenith bangun dari ranjang
sang adik. Netra red ruby
miliknya menatap ke seluruh
kamar bernuansa purple itu.
Dia tersenyum. Zenith ingat
betul saat mereka berdua
membeli rumah ini, dirinya
dan Sean sempat berdebat
perkara kamar. Sean yang
ingin letak kamarnya di
lantai bawah dengan alasan
agar tak malas menaiki tangga.
Tapi Zenith mementang hal
itu dengan alasan kamar
bawah untuk berjaga-jaga
jika ada temannya atau
rekan-rekannnya menginap.

Saat perdebatan itu Sean
bahkan sampai tidak bicara
dengannya selama 2 hari.
Tapi hal itu di biarkan saja
oleh Zenith, karena dia tahu
si kecil mana kuat mendiamkan
dirinya. Dan akhirnya di hari
ke 3 Sean berlari ke kamarnya dengan keadaan menangis
dan terus mengucapkan kata
maaf. Zenith sudah menduga
hal itu akan terjadi. maka dari
itu dia santai-santai saja.

Zenith terkekeh kecil saat
mengingat moment haru
itu. Setelahnya dia melihat
Arloji di tangan kirinya.

07:28

Pesawat mereka akan take off
40 menit lagi.

Zenith beralih pada sang adik
yang sejak tadi melamun
menatap seisi kamarnya.
Zenith menghela nafas pelan.
Lalu menundukkan tubuhnya
dan mengecup pipi si kecil,
Yang dimana hal itu membuat
Sean tersentak dari lamunannya.

Toxic Encounters [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang