Part 4 - Orang terdekat

1 0 0
                                    


"Siapa sihh kamu, pegang pegang tanganku...!!", kata Xiao dengan nada emosi


Seketika emosi Xiao mereda saat melihat wajah Hutao, ia seakan akan bermimpi bertemu perempuan secantik ini. Seketika pipinya memerah seperti kepiting rebus serta detak jantungnya semakin kencang. Hutao pun belum sempat menatap wajah Xiao, handphone Xiao yang tadi jatuh diambil oleh Hutao dan menaruhnya di tangan Xiao.


"Ini hp mu. Aku harus cepat pulang, dadahh...!!", kata Hutao


Hutao segera mengambil handphonenya di dalam kelas dan langsung pulang. Tetapi ada seseorang yang menarik tangan mungilnya itu dari belakang. Sudah pasti itu Xiao. Xiao menarik tangan Hutao karena ingin meminta maaf atas kejadian tadi, ia juga sudah memarahi Hutao. Dan Hutao pun menerima maafnya dan seketika ia menatap wajah Xiao. Karena pada prinsipnya orang yang meminta maaf dan memaafkan orang lain harus menatap wajahnya. Hutao pun juga gugup seperti yang Xiao rasakan tadi..


"Ehh... em.... kamu siapa ?" kata Hutao dengan wajah memerah seperti kepiting rebus


"Aku Xiao, salam kenal...", kata Xiao yang berpura pura cuek dan wajah datar tetapi dalam keadaan wajah memerah.


"Emmm, aku anterin pulang yuk...!, kamu kan kelelahan setelah berlarian tadi". ajak Xiao.


"Ehhh, terima kasih banget, tapi aku udah bawa sepeda motor, jadi aku pulang sendiri saja. 


Ohya kamu memang bawa sepeda motor juga ke sekolah?" tanya Hutao


"Aku ngga bawa sepeda motor sih, tadi aku naik taksi online. Jadi mungkin kalau aku nganter kamu pulang yaa aku cuma temenin kamu aja sih sampe depan pintu rumah", kata Hutao


"Ohhh, kalau kamu yang mengendarai motor aku terus aku bonceng di belakang, gimana ?"


"Bisa juga tuh, yaudah ayo" jawab Xiao dengan semangat..


Mereka pun menuju parkiran dan Xiaop pun menyalakan motor Hutao dan Hutao bonceng di belakang. Saat mereka jalan keluar dari sekolah. Di dekat mereka ada seseorang yang mengintai mereka. Orang yang mengintai mereka bukanlah orang asing, melainkan teman sekelas Hutao yang sebelumnya memang sudah iri terhadap kecantikan Hutao. Ia adalah Lumine, Lumine pun memotret mereka berdua yang sedang berboncengan romantis. Setelah memotret, Lumine langsung mengirimkan foto tersebut ke grup chat geng perempuan Lumine.


"Ohh, ternyata Xiao yang baru masuk kelas langsung kau jadikan pacaranya ?, mentang mentang paling cantik dikelas. Dengan mudahnya kamu langsung jadikan Xiao pacarmu", kata Lumine sambil melihat Hutao yang baru keluar gerbang sekolah.


Beberapa menit kemudian, Hutao pun sampai di rumahnya.....


"Terima kasih Xiao, karena sudah menemaniku pulang, ohya terus nanti kamu pulangnya naik apa ?" tanya Hutao


"Gampang kok, aku ga mau ngerepotin kamu, aku paling naik ojek online aja, ohya apa aku boleh minta nomor telponmu, jadi memang sedang tidak ada teman untuk mengobrol, atau mungkin kalau bisa aku ingin lebih dari sekedar sahabat ?, bagaimana ?, jadi setiap kamu kesulitan, aku bersedia untuk membantumu. Apakah kamu juga dalam perasaan yang tidak enak saat mengerjakan tugas kelompok ?" tanya Xiao.


"Hmmm, mmm......., dari mana kau tau ??!!!, bahkan kita baru berkenalan tadi?"


"Aku dengar tadi saat kamu presentasi tugas kelompok, dan aku dengar dengar temanmu yang kalo tidak salah Barbara, Barbara bicara kepada Bennet kalau kamu mengerjakan tugas kelompok itu sendirian. Dan kamu mengerjakan tugas tersebut sendirian karena teman sekelompokmu tidak bisa kerjasama", jelas Xiao


"Jadi, apakah aku boleh menjadi orang terdekat disekitarmu?, karena aku juga ingin membantumu, ohya ini rumahmu sepi?, memang dimana orang tuamu ?" tanya Xiao 

Dia yang MenemanikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang