Jam menunjukkan pukul 20.34 Ara dan ketiga sahabat nya Masi berada di mall mereka baru saja keluar dari sebuah salon setelah puasa berbelanja.
"Kita langsung pulang aja ya,soal nya kan aku udah janji pulang nya jam 9." Ucap ara.
"Iya kita langsung pulang." Ucap Gina.
"Gw juga udah capek banget nih." Timpal Feli.
"puas banget di belanjain Kanjeng ratu." Sahut Sandra.
Mereka semua tertawa kecil dan berjalan keluar mall dengan membawa barang belanjaan mereka. Setiba nya di mobil Sandra langsung saja membuka bagasi mobil milik nya dan menyimpan belanjaan nya dan para sahabat nya.
Mereka meninggalkan mall itu dengan Sandra yang mengemudikan mobil, bermenit menit menempuh perjalanan mereka tiba di depan rumah Ara membuat Ara turun dan mengambil belanjaan nya.
"See you Gays hati hati ya." Ucap ara di angguki oleh para sahabat nya.
Setelah mobil Sandra pergi Ara segera masuk ke dalam rumah nya dan ia tersenyum saat melihat sebuah mobil berwarna putih terparkir tepat di depan garasi rumah nya.
Ara dengan semangat masuk ke dalam rumah nya dan benar saja orang yang ia tunggu sudah duduk di sana.
"Papa." ucap ara sambil tersenyum kepada pria paru baya itu.
"Pah aku bikinin kopi dulu ya." Ucap ara setelah menyimpan belanjaan nya di sofa.
Papa Ara hanya menganggukkan kepala nya dengan ekspresi yang datar tak ada senyum sedikitpun. setelah kepergian putri nya Brian memijat pelipis nya.
"sayang maafin aku,aku gak bisa ngasih kasi sayang itu ke putri kita."
"aku minta maaf sama kamu, aku minta maaf buat kamu kecewa tapi asal kamu tau aku sayang banget sama putri kita."
"aku cuman belum bisa aja ngontrol emosi aku sayang, bayang bayangan itu terus menghantui aku kalau liat putri kita sayang."
"kamu dari atas pasti liat kan aku tinggal di kantor bukan karena lembur tapi karna menghindari putri kita."
"maaf sayang maafin aku,tapi aku akan berusaha agar tidak di hantui bayang bayang itu lagi." monolog Brian dalam hati nya.
"Pah." Panggil Ara.
"Papa." Panggil Ara lagi sambil menggoyangkan bahu papa nya yang sedang menunduk.
"Ah iya." Ucap Brian setelah sadar.
"Papa pasti capek banget." Ucap ara.
"di minum pah kopi nya." ucap ara lagi namun Brian tidak mengeluarkan sepatah kata pun langsung meminum kopi itu membuat Ara tersenyum.
Sebenar nya Ara cukup bingung mengapa papa nya menunggu nya,namun ia sangat senang karena bisa merasakan duduk berdua lagi bersama sang papa.
"saya hanya ingin mengatakan bahwa 5 hari kedepan saya akan keluar kota jadi kamu akan tinggal sendiri di rumah ini." Jelas papa Ara.
"biasa nya juga gitu pah." monolog Ara dalam hati nya.
"Jangan ambil kesempatan ini dengan pergi kencan bersama pacar buaya mu itu,jadi anak baik di rumah." Jelas papa Ara sambil berdiri hendak beranjak pergi dari sana namun ia berhenti sebentar menepuk pelan kepala Ara membuat Ara terdiam di tempat nya.
"papa?"
"itu barusan papa?" Ucap ara setelah sadar dari keterdiaman nya.
"apa papa udah berubah,papa udah sayang sama aku?"
"papa gak marah lagi sama Ara?"
"ah ngak tau deh,seneng banget papa gak marah lagi ke aku." Ucap ara kemudian mengambil belanjaan nya dan naik ke kamar nya.
Ara masuk ke dalam kamar nya dan menyimpan semua belanjaan nya di atas kasur,karena ia akan bersih bersih terlebih dahulu.
sekitar 15 menit waktu Ara habiskan di dalam kamar mandi dan ia keluar dengan stelan rumahan,kaos kebesaran nya dan celana pendek sepaha nya.
Ara berjalan ke ara kasur nya dan mengambil semua belanjaan nya untuk ia simpan setelah itu ia berbaring di atas kasur nya.
"capek banget." Ucap ara.
"Hp aku mana ya?." Tanya Ara lagi kemudian bangun mengambil Sling bag yang ia gunakan ke mall kemudian membuka nya dan menemukan ponsel nya yang sudah kehabisan beterai.
"pasti Hugo udah nyariin aku nih." Ucap ara. Ara menunggu beberapa menit hingga ponsel nya bisa menyala lagi dan dengan cepat membuka room chat nya dengan Hugo dan benar saja Hugo memberi nya pesan beruntun dan beberapa panggilan tak terjawab.
Ara segera menghubungi Hugo,karena pasti pacar nya itu sangat khawatir tak dapat pesan dari Ara.
"Halo ugo."
"Halo Ra kamu dimana?"
"aku chat gak di bales aku telepon juga gak di bales, kamu gakpp kan kamu baik baik ajak kan?"
"iya aku gkpp,ugo maafin aku ya gak bales chat ugo soal nya hp aku mati." Jelas ara.
Dari seberang sana Ara mendengar Hugo menghela nafas,seperti nya dugaan Ara benar dia sudah membuat pacar nya itu khawatir.
"ugo maafin Ara ya." Ucap ara pelan namun tak mendapat jawaban dari Hugo.
"ugo dimana sekarang?"
"ugo marah ya sama Ara?"
"udah aku gak marah."
"ngak pasti itu ugo marah."
"ugo maafin Ara." Ucap ara lagi.
"iya aku gak marah." ucap Hugo lagi namun tak ada sahutan dari Ara.
Sedangkan saat ini Hugo sedang berada di dalam mobil nya ia mengelilingi mall mencari Ara namun beberapa mall sudah mulai tutup membuat Hugo gusar harus mencari kemana lagi hingga akhir nya ia mendapat telepon dari Ara dan memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan.
Hugo menghela nafas gusar kemudian mengalihkan panggilan tersebut ke vid call beberapa detik Ara kemudian mengangkat nya.
Yang Hugo liat pertama kali wajah gadis yang sangat ia sayang itu dengan mata yang memerah.
Sepersekian detik berikut nya Hugo panik bukan main saat gadis itu menutup wajah nya dengan bantal."Ra jangan gitu Ra." Teriak Hugo.
"Kamu gak bisa nafas kalau gitu."
"Ara." Teriak Hugo membuat Ara melepas bantal itu dari wajah nya. Pantas saja Hugo tak mendengar suara Ara menangis ternyata gadis itu menutup wajah nya menggunakan bantal untuk meredam suara tangisan nya.
Hugo lagi lagi kembali menghela nafas melihat kelakukan pacar nya itu.
"maafin Ara."
"Aku ke rumah kamu sekarang." Ucap Hugo kemudian menjalankan mobil nya dengan ponsel yang ia simpan di paha nya.
"gak usah ke rumah." Ucap ara namun Hugo tak memperdulikan nya.
Di sisi lain Ara sudah panik,karena papa nya sedang ada di rumah. Tapi mungkin saja papa nya itu sudah tidur atau bisa saja papa nya sudah pergi.
Ara memutuskan turun ke bawa dengan ponsel di tangan nya dengan langkah yang sangat pelan Ara akhir nya tiba di lantai dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Does love make me stupid?
Ficção AdolescenteSeorang gadis yang selalu di juluki bulol oleh sahabat nya sendiri ;)